Kena Dampak COVID-19 Paling Parah di Benua, Afrika Selatan Lockdown

Sebagian besar kasus COVID-19 berasal dari turis asing

Jakarta, IDN Times - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa telah mengambil langkah serius untuk mencegah meluasnya penyebaran virus corona jenis baru atau COVID-19. Ia memutuskan untuk lockdown karena adanya lonjakan jumlah kasus COVID-19.

Hingga kini, tercatat ada lebih dari 500 kasus COVID-19 di Afrika Selatan. Dari jumlah itu, belum ada laporan kematian, sedangkan empat di antaranya dinyatakan sembuh. Pemerintah juga telah menutup tempat-tempat yang tidak penting.

1. Pemerintah Afrika Selatan akan melakukan lockdown selama 21 hari

Kena Dampak COVID-19 Paling Parah di Benua, Afrika Selatan Lockdowntwitter.com/presidencyza

Seperti yang dilansir dari Africa News, lockdown secara penuh di Afrika Selatan akan berlangsung selama 21 hari. Menurut Ramaphosa, langkah tersebut akan efektif jika dimulai pada Kamis (26/3).

Ramaphosa mengatakan langkah yang ia ambil sangat penting untuk membantu mencegah penyebaran COVID-19. Kasus pandemi COVID-19 di Afrika Selatan meningkat sangat cepat sejak kasus pertama pada awal bulan ini.

"Tanpa tindakan tegas, kasus akan meningkat lebih cepat dan sangat
membahayakan kita semua. Tugas utama kami adalah menahan penyebaran penyakit serta mengurangi jumlah keseluruhan infeksi," imbuhnya.

Baca Juga: Alasan Presiden Jokowi Belum Lakukan Lockdown untuk Atasi COVID-19

2. Afrika Selatan menjadi salah satu negara yang terkena dampak COVID-19 paling parah di Afrika

Kena Dampak COVID-19 Paling Parah di Benua, Afrika Selatan LockdownIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Afrika Selatan, setengah dari total kasus COVID-19 di Afrika Selatan berada di Provinsi Gauteng. Itu meliputi Johannesburg, kota terbesar di negara itu dengan penduduk 5,7 juta jiwa, dan ibu kota, Pretoria dengan 2,4 juta jiwa.

Afrika Selatan menjadi negara di Afrika dengan kasus COVID-19 terbanyak dengan lebih dari 500 kasus, lebih banyak dibandingkan Mesir yang kasusnya kurang dari 400. Meski jumlah kasus tinggi, belum ada laporan adanya kematian akibat COVID-19.

Sebagian besar kasus di Afrika Selatan adalah kasus impor dari turis Eropa dan negara lain, tetapi jumlah kasus yang ditransmisikan secara lokal meningkat. Oleh karena itu, presiden mengimbau warga untuk tetap di rumah, kecuali untuk kepentingan mendesak.

3. Pemerintah Afrika Selatan telah menyiapkan dana solidaritas untuk menghadapi COVID-19

Kena Dampak COVID-19 Paling Parah di Benua, Afrika Selatan Lockdowntwitter.com/presidencyza

Pemerintah Afrika Selatan sendiri telah menutup tempat-tempat yang tidak penting. Namun, tempat perbelanjaan, bank, dan industri penting lainnya masih tetap buka. Pasukan Pertahanan Nasional Afrika Selatan juga ditugaskan untuk bergabung dengan polisi, menegakkan aturan baru yang ketat.

Presiden juga menjabarkan serangkaian intervensi ekonomi dari pemerintah, serta kerja sama dengan sektor swasta yang relevan. Pemerintah telah menyiapkan dana solidaritas untuk memerangi penyebaran virus, akan diketuai oleh Gloria Serobe.

"Untuk mengurangi kemacetan di titik pembayaran, hibah untuk pensiunan akan tersedia mulai 30 dan 31 Maret. Setiap karyawan yang jatuh sakit dan yang terpapar COVID-19 akan mendapatkan kompensasi," tambahnya.

Baca Juga: WHO: Lockdown Saja Tidak Cukup untuk Lawan Virus Corona

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya