29 Tahun Terpencil di Pulau, Pria Jepang Dipaksa Kembali ke Peradaban

Kok bisa? Apa dia bisa beradaptasi nantinya?

Okinawa, IDN Times – Masafumi Nagasaki, pria asal Jepang yang berumur 82 tahun, telah terisolasi dari peradababan lebih dari 29 tahun. Ia tinggal di pulau Sotobanari, pulau yang terletak antara Taiwan dan Jepang. Keberadaan Nagasaki diketahui ketika seorang penjelajah asal Spanyol, Alvaro Cerezo berjumpa dengannya saat mengunjungi pulau Sotobanari.

Pulau Sotobanari terletak antara Taiwan dan Jepang

29 Tahun Terpencil di Pulau, Pria Jepang Dipaksa Kembali ke Peradabanfoxnews.com

Pada tahun 2014, Cerezo yang mendokumentasikan pulau-pulau terbuang menghabiskan lima hari dengan Nagasaki dan melihat secara langsung bagaimana pria itu dapat bertahan hidup terisolasi dari dunia luar. Walaupun hidup sendirian Nagasaki membuat peraturan untuk dirinya sendiri dan sebagai seorang tamu Cerezo juga diharuskan untuk mengikutinya.

Seperti sebelum memasuki tenda, ia harus mencuci kaki dengan semangkuk air yang ditempatkan di depan pintu masuk atau sebelum pergi ke toilet yang hanya terdapat di kedua ujung pantai, ia harus melihat arah arus agar kotoran mengalir bersama arus.

Nagasaki juga rajin membersihkan dari karang dan kayu yang biasanya hanyut ke pantai. Cerezo bahkan mengakui bahwa pulau yang didiami Nagasaki jauh lebih bersih dibandingkan dengan resort-resort mewah.

Nagasaki menceritakan cara ia bertahan hidup sendirian di pulau

29 Tahun Terpencil di Pulau, Pria Jepang Dipaksa Kembali ke Peradabannews.com.au

Nagasaki pertama kali tiba di pulau Sotobanari pada tahun 1989 ketika ia berusia 53 tahun. Sayangnya ia tidak ingin menjelaskan secara detail kehidupannya sebelum mengisolasikan diri di pulau Sotobanari. Namun, kemungkinan ia bekerja sebagai fotografer dan memiliki seorang istri bahkan dua orang anak.

Satu-satunya keinginan Nagasaki adalah menghembuskan nafas terakhir di Pulau Sotobanari

29 Tahun Terpencil di Pulau, Pria Jepang Dipaksa Kembali ke Peradabannextshark.com

Dalam wawancaranya dengan Reuters pada tahun 2012, Nagasaki memutuskan untuk menghembuskan nafas terakhirnya tanpa mengganggu siapapun di pulau Sotobanari dan itulah satu-satunya keinginan Nagasaki. Sayangnya ia dipaksa untuk tidak kembali ke pulau Sotobanari setelah seseorang melihatnya dalam keadaan sakit pada bulan April 2018.

Mereka memanggil polisi dan memaksanya keluar dari pulau agar dapat diobati. Karena kondisi tubuh Nagasaki yang lemah, ia tidak dapat melawan. Walaupun kesehatan Nagasaki telah membaik, namun ia tidak diizinkan untuk kembali ke pulau Sotobanari, karena itulah ia terpaksa tinggal di rumah pemerintah yang terletak di Ishigaki, 60 kilometer dari pulau Sotobanari.

Entah bagaimana Nagasaki dapat beradaptasi dengan peradaban sekarang, terutama karena semakin cepat teknologi berkembang setiap tahun.

Baca Juga: Swasta Ingin Kembangkan Komunitas Adat Terpencil, Ini Tanggapan Mensos

Nathasia Photo Verified Writer Nathasia

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya