13 Gubernur Jepang Bersatu Bela Bayi yang Menangis

Masyarakat di sana gak toleran sama anak kecil lho

Tokyo, IDN Times - 13 gubernur dari seluruh penjuru Jepang bergabung untuk membiarkan bayi menangis kapan pun mereka inginkan. Para gubernur tersebut berniat menciptakan masyarakat yang lebih toleran terhadap bayi yang berlinang air mata.

We Love Babies Project muncul karena latar belakang tingkat kelahiran Jepang yang merosot dan populasi yang menyusut.

13 politisi itu membuat janji pada hari Kamis (31/5/2018) untuk mendukung kampanye yang mendorong restoran-restoran, toko dan individu untuk menampilkan stiker yang memuat kalimat "Tidak apa-apa untuk menangis."

1. Masyarakat yang tidak toleran

13 Gubernur Jepang Bersatu Bela Bayi yang MenangisIstock via Japan Times

Meskipun upaya pemerintah Jepang untuk menciptakan masyarakat lebih kondusif dalam mengelola kehidupan berkeluarga, Jepang kadang-kadang dianggap tidak toleran terhadap anak-anak.

Masyarakat sering menolak untuk menjadi tuan rumah bermain anak. Karena tetangga mengeluhkan kebisingan bermain yang terjadi.

"Masyarakat Jepang masih cenderung membuat para ibu dan ayah merasa khawatir terhadap tetangga ketika bayi atau anak-anak mereka mulai menangis," kata Gubernur Mie Eikei Suzuki pada pertemuan para politisi, seperti yang dikutip Strait Times Sabtu (2/6/2018). "Kami ingin mengubah situasi sosial itu," katanya.

2. Populasi tidak seimbang

13 Gubernur Jepang Bersatu Bela Bayi yang MenangisUA Magazine

Inisiatif We Love Babies Project ini dimulai pada tahun 2016. Tetapi, baru kali ini terjadi untuk pertama kalinya ada dukungan dari sekelompok pemimpin politik berprofil tinggi.

Strait Times mewartakan, populasi Jepang diketahui dengan cepat menua, sementara tingkat kelahiran nasional telah menurun drastis selama bertahun-tahun, yang menimbulkan tantangan serius bagi ekonomi dan pasar tenaga kerja negara.

3. Jumlah kelahiran merosot tajam

13 Gubernur Jepang Bersatu Bela Bayi yang MenangisWikimedia Commons

Sementara itu, New Delhi Television mewartakan, kebijakan ekonomi Perdana Menteri Shinzo Abe adalah untuk mendorong masyarakat yang lebih ramah keluarga. Selain mendorong para ibu kembali bekerja, Shinzo Abe juga meminta mereka untuk meningkatkan tingkat kelahiran negara yang sedang merosot.

Kementerian Kesehatan mengatakan, jumlah bayi yang baru lahir pada tahun 2017 adalah rekor terendah yang baru dengan hanya 946060 kelahiran yang tercatat. Itu merupakan tahun kedua berturut-turut yang angkanya telah turun di bawah satu juta kelahiran per tahun.

Dian Farida Hanum Photo Verified Writer Dian Farida Hanum

Bismillah...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya