Lintasi Batas Uni Eropa, Seekor Sapi Betina Bunting Dihukum Mati

Sampai muncul petisi untuk sapinya lho

Sofia, IDN Times - Bagi manusia, melintasi perbatasan antarnegara tanpa mengantongi dokumen resmi yang dibutuhkan dapat menuai hukuman serius. Karena dianggap sebagai imigran gelap.

Namun, satu kasus yang terjadi di kawasan Balkan Eropa ini tengah menjadi perhatian dunia. Pasalnya, yang mendapat hukuman karena melintas batas wilayah kedaulatan negara ini adalah seekor sapi betina yang tengah bunting.

Tak main-main, hukuman bagi sapi yang bernama Penka ini adalah hukuman mati.

1. Lepas dari kawanan sapi

Lintasi Batas Uni Eropa, Seekor Sapi Betina Bunting Dihukum MatiIlustrasipxhere.com

International Business Time mewartakan, Penka dilaporkan telah meninggalkan kawanannya di dekat Desa Kopilovtsi, Bulgaria yang menjadi anggota Uni Eropa. Penka kemudian menyeberangi perbatasan ke Serbia yang merupakan negara non-Uni Eropa.

Penka yang dijadwalkan bakal melahirkan sekitar tiga minggu lagi ini telah dikembalikan ke pemiliknya, Ivan Haralampiev, dalam kondisi yang sangat sehat.

2. Aturan ketat Uni Eropa

Lintasi Batas Uni Eropa, Seekor Sapi Betina Bunting Dihukum MatiPerbatasan Bulgaria - SerbiaSofia Globe

Namun, pemerintah Bulgaria tetap mengacu pada aturan Uni Eropa yang ketat mengatakan bahwa Penka yang melintas batas Uni Erop tanpa izin harus dihukum mati. Menurut pedoman Komisi Eropa, seekor sapi maupun sapi-sapi, harus melewati pos pemeriksaan perbatasan dengan dokumen yang membuktikan bahwa mereka sehat.

Pedoman tersebut, seperti yang dikutip International Business Time menyebut, "Sertifikasi harus menyertai hewan-hewan dalam perjalanan ke Uni Eropa melalui Pos Inspeksi Perbatasan Uni Eropa yang disetujui."

3. Muncul petisi untuk Penka

Lintasi Batas Uni Eropa, Seekor Sapi Betina Bunting Dihukum MatiInternational Business Time

Pada hari yang sama, India Times turut melaporkan, sekarang terdapat ribuan aktivis yang telah menandatangani petisi online di change.org untuk mencegah hukuman mati terhadap Penka.

Moto dari petisi online di change.org yang memperoleh sekitar 8.500 tanda tangan ini menyatakan, "Kami percaya bahwa kasus Penka mencerminkan kurangnya belas kasihan dari penjabat Uni Eropa untuk orang-orang biasa, seperti pemilik Penka yang kini benar-benar kebingungan."

Dian Farida Hanum Photo Verified Writer Dian Farida Hanum

Bismillah...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya