Belanda Usul Jam Malam Pertama Sejak PD II, Penerbangan Dilarang

Jam malam diterapkan pertama kali sejak Perang Dunia II

Amsterdam, IDN Times - Pemerintah Belanda ingin mengusulkan penerapan jam malam nasional pertama sejak Perang Dunia II sebagai upaya terberatnya untuk mengekang penyebaran mutasi virus corona baru di Belanda. Varian virus baru ini dinilai lebih menular dan telah menyumbang setidaknya satu dari sepuluh kasus COVID-19 di Belanda. 

Rutte Mark selaku Perdana Menteri Belanda mengatakan pada Rabu (20/01) bahwa pemerintahannya akan memberlakukan pelarangan penerbangan dari Inggris, Afrika Selatan, dan Amerika Selatan mulai hari Sabtu, yang akan digalakkan selama satu bulan ke depan.

1. Ada denda bagi pelanggar jam malam

Belanda Usul Jam Malam Pertama Sejak PD II, Penerbangan DilarangDenda sebesar 95 euro bagi siapa saja yang melanggar jam malam. pexels.com/Pixabay

Rutte berujar bahwa kebijakan jam malam diharapkan dapat berlaku mulai akhir pekan ini. "Ini tindakan yang sangat sulit, tetapi kami tengah berada di persimpangan jalan," kata Rutte pada sebuah konferensi pers yang disiarkan televisi. 

Jam malam memungkinkan hanya orang-orang yang mendesak yang boleh meninggalkan rumah mereka pada pukul 08.30 malam hingga 04.30 pagi waktu setempat. Pengecualian termasuk keadaan darurat medis, orang-orang yang harus berada di luar ruangan untuk suatu pekerjaan penting, dan orang yang membawa hewan peliharaan dengan tali. Pelanggar kebijakan ini akan dikenai denda sebesar 95 euro atau setara Rp1,6 juta. 

2. Belanda terapkan kebijakan bagi turis asing

Belanda Usul Jam Malam Pertama Sejak PD II, Penerbangan DilarangIlustrasi pesawat terparkir di bandara. pexels.com/Ahmed Muntasir

Di sisi lain, Pemerintah Belanda juga menerapkan kebijakan kepada para wisatawan internasional dengan mewajibkan mereka yang baru tiba baik dengan pesawat maupun kapal, agar menunjukkan bukti rapid test COVID-19 negatif yang kedua, yang diambil tepat sebelum keberangkatan. Peraturan itu juga telah mensyaratkan hasil tes negatif yang diambil dalam 72 jam perjalanan.

KLM, anak perusahaan Air France KLM di Belanda menanggapi persyaratan tersebut dan pihaknya akan segera menghentikan 270 penerbangan jarak jauh mingguan dan sejumlah penerbangan Eropa ke Belanda, yang akan dimulai pada hari Jumat (22/01).

"Berdasarkan informasi yang kami terima, (keputusan) ini juga akan memperhitungkan para kru," kata juru bicara KLM, Gerrie Brand. "Kami tidak akan mengambil risiko bila para anggota kru terjebak di luar negeri. Sehingga kami akan menghentikan semua penerbangan jarak jauh," ujar Gerrie, seperti dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Ribuan Warga Belanda Protes Lockdown karena COVID-19

3. Belanda telah terapkan lockdown 

Belanda Usul Jam Malam Pertama Sejak PD II, Penerbangan DilarangSekolah, toko-toko, bar, dan restoran di Belanda ditutup karena lockdown. pexels.com/fotografierende

Dilansir dari Associated Press, Belanda telah memberlakukan kebijakan lockdown ketat selama sebulan dan akan terus berlangsung setidaknya hingga 9 Februari. Namun demikian, pemerintah mengatakan penurunan kasus infeksi masih lambat, dan ancaman yang ditimbulkan varian virus corona baru membuatnya harus memberlakukan upaya yang lebih ketat.

Rutte mengatakan bahwa kini jumlah tamu yang diizinkan di rumah dikurangi dari dua orang menjadi hanya satu orang dalam satu waktu. Jumlah orang yang diizinkan menghadiri pemakaman dipangkas setengahnya yang saat ini memperbolehkan 100 orang.

Sejak pertengahan Desember, sekolah dan toko-toko telah ditutup. Bahkan dua bulan sebelumnya pemerintah menutup bar dan restoran. Penutupan ini akan terus berlanjut hingga setidaknya sampai 9 Februari. 

Kasus penyebaran COVID-19 di Belanda memang telah menurun selama tiga minggu terakhir. Akan tetapi, otoritas kesehatan mengatakan bahwa varian baru virus corona akan menyebabkan lonjakan kasus baru apabila Belanda tidak menggalakkan kebijakan social distancing yang ketat. 

4. Perdana Menteri Belanda telah mengundurkan diri

Belanda Usul Jam Malam Pertama Sejak PD II, Penerbangan DilarangRutter Mark, Perdana Menteri Belanda yang telah mengundurkan diri. instagram.com/minpres

Saat ini, Belanda sedang dalam status 'caretaker' setelah sebelumnya Perdana Menteri Rutte Mark mengundurkan diri dari jabatannya, Jumat (15/01). Pengunduran dirinya terkait dengan skandal dana perawatan anak yang melibatkan ribuan orang tua secara keliru dicap penipu oleh pejabat pajak.

Melansir dari The Straits Times, Rutte mengatakan bahwa dirinya akan tetap mengambil kebijakan terkait COVID-19 dan masih tetap menjabat sampai terbentuk pemerintahan yang baru setelah pemilu 17 Maret mendatang.

Baca Juga: Ribuan Warga Belanda Protes Lockdown karena COVID-19

Dianti A Photo Verified Writer Dianti A

Umbi bertumbuh

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya