Dianggap Hina Monarki Thailand, Wanita Ini Dibui 43 Tahun

Awalnya ia dihukum penjara 87 tahun

Bangkok, IDN Times - Pengadilan Thailand pada Selasa (19/01) menyatakan seorang wanita Thailand yang berusia 65 tahun dihukum penjara selama 43 tahun karena membagikan klip audio dari podcast ke media sosial yang mengkritik keluarga kerajaan. Hukuman tersebut merupakan hukuman paling berat di negara Thailand karena menghina keluarga kerajaan.

Hukuman Anchan dinyatakan ketika tengah terjadi demonstrasi yang dipimpin para pemuda menyuarakan protes terbuka untuk mengkritik monarki. Aksi protes ini belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka mempertaruhkan diri di bawah aturan hukum ketat Thailand yang disebut lese majeste, yang memberikan 15 tahun hukuman atas setiap pelanggaran. 

1. Hukuman awalnya penjara selama 87 tahun

Dianggap Hina Monarki Thailand, Wanita Ini Dibui 43 TahunIlustrasi sosial media. pexels.com/Pixabay

Anchan Preelert telah mengaku bersalah atas 29 pelanggaran terpisah atas tindakannya dalam membagi klip audio di Youtube dan Facebook pada tahun 2014 dan 2015, ujar pengacaranya, Pawinee Chumsri, seperti dikutip dari Reuters.

Semula, Anchan dijatuhi hukuman penjara selama 87 tahun. Namun, karena Anchan telah mengakui pelanggarannya, pihak pengadilan memangkas setengahnya sehingga Anchan menerima hukuman penjara selama 43 tahun. 

"Ini adalah hukuman penjara tertinggi yang pernah ada selama kasus lese majeste," kata Pawinee yang tergabung dalam kelompok hak asasi manusia. Ia menambahkan jika Anchan masih dapat mengajukan banding kepada dua pengadilan yang lebih tinggi.

Melansir dari NBC News, tak hanya dua kelompok hak asasi manusia Thailand, Amnesty International juga mengungkapkan kekecewaan atas hukuman terlama karena menghina monarki itu.

2. Kasus Anchan terjadi di tahun 2015

Dianggap Hina Monarki Thailand, Wanita Ini Dibui 43 TahunIlustrasi persidangan. pexels.com/Ekaterina Bolovtsova

Anchan termasuk salah satu dari 14 orang yang dituduh dengan lese majeste, tak lama setelah militer menguasai pemerintahan selepas peristiwa kudeta tahun 2014. Pihak militer merupakan pembela garis keras keluarga kerajaan dan bersumpah akan memberantas kritik atas monarki.

Awalnya, Anchan digerebek oleh petugas keamanan di rumahnya pada tahun 2015. Kasusnya sempat dibawa ke pengadilan militer, lalu dipindahkan ke pengadilan sipil setelah negara pagoda itu mengadakan pemilu 2019.

Melansir dari The Guardian, kasus Anchan memang sudah terjadi enam tahun lalu, namun hukumannya dijatuhkan ketika pihak berwenang berusaha menekan gerakan pro-demokrasi yang dipimpin para pemuda, yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca Juga: Liburan ke Kroasia, 45 Turis Ditahan karena Tes PCR Palsu

3. Hukum lese majeste sempat ditangguhkan

Dianggap Hina Monarki Thailand, Wanita Ini Dibui 43 TahunIlustrasi aksi protes. pexels.com/Andrew McMurtrie

Hukum lese majeste Thailand, yang melarang siapa pun menghina keluarga kerajaan, merupakan hukuman paling kejam yang ada di dunia. Pejabat hak asasi manusia PBB pun mengecam hukum tersebut karena mereka juga menilai hukuman tersebut sangat kejam.

Melansir dari BBC, pemerintah sempat tidak memberlakukan hukum lese majeste atas permintaan raja. Namun selang tiga tahun kemudian, kepolisian Thailand kembali menerapkan hukum paling kontroverial itu pada akhir tahun lalu. Upaya itu dilakukan untuk mengekang protes anti-pemerintah yang telah berlangsung selama berbulan-bulan demi menuntut perubahan di monarki. 

Seseorang dituduh karena mengunggah klip di media sosial diberikan hukuman yang begitu keras, menunjukkan bahwa pihak berwenang ingin mengirim peringatan kepada para pembangkang lainnya agar berhenti berbicara mengenai kerajaan.

Definisi penghinaan pada monarki di Thailand dinilai tidak jelas sehingga interpretasinya menjadi begitu luas. Kelompok hak asasi manusia mengatakan hukum lese majeste digunakan sebagai alat politik yang  difungsikan untuk mengekang kebebasan berpendapat serta menolak seruan oposisi untuk reformasi dan perubahan.

Baca Juga: Thailand Izinkan Turis Main Golf Saat Karantina

Dianti A Photo Verified Writer Dianti A

Umbi bertumbuh

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya