Putin Tanda Tangani Perpanjangan Perjanjian Nuklir Rusia-AS

Traktat ditanda tangani tepat seminggu sebelum berakhir

Moskow, IDN Times - Presiden Rusia, Vladimir Putin pada hari Jumat (29/01) telah menanda tangani perpanjangan perjanjian senjata nuklir antara Rusia dan Amerika Serikat. Perjanjian tersebut telah diperpanjang dan ditanda tangani tepat seminggu sebelum pakta tersebut berakhir pada 5 Februari. Perjanjian pengendalian nuklir berlaku selama lima tahun ke depan, sampai 5 Februari 2026. 

Melansir Associated Press, kedua majelis di parlemen Rusia telah memberikan suara bulat pada hari Rabu (27/01) terkait perpanjangan perjanjian tersebut. Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden telah membahas perjanjian nuklir tersebut sehari sebelumnya. Sementara itu, Kremlin mengatakan setuju menyelesaikan prosedur perpanjangan yang diperlukan dalam beberapa hari ke depan. 

1. Perjanjian bermula tahun 2010

Putin Tanda Tangani Perpanjangan Perjanjian Nuklir Rusia-ASPresiden Barack Obama dan Dmitry Medvedev, Presiden Rusia kala itu. twitter.com/BarackObama; twitter.com/MedvedevRussiaE

Meskipun perpanjangan perjanjian tidak memerlukan persetujuan kongres di Amerika Serikat, namun anggota parlemen Rusia harus meratifikasi langkah tersebut. Diplomat Rusia mengatakan perjanjian tersebut akan divalidasi dengan pertukaran catatan diplomatik kedua negara setelah semua prosedur telah diselesaikan.

Perjanjian yang ditanda tangani oleh Presiden Barack Obama dan Presiden Rusia saat itu, Dmitry Medvedev pada tahun 2010, membatasi setiap negara mengerahkan tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir dan 700 rudal dan pengebom, dan mensyaratkan adanya inspeksi langsung di lokasi untuk memverifikasi kepatuhannya. Selama kampanye, Biden menunjukkan dia lebih menyukai perjanjian New START (for Strategic Arms Reduction Treaty), yang dinegosiasikan selama ia menjabat menjadi wakil presiden AS saat pemerintahannya dengan Obama. 

Baca Juga: UE Pertimbangkan Pemberian Hukuman Terhadap Rusia

2. Rusia telah ajukan perpanjangan selama pemerintahan Trump

Putin Tanda Tangani Perpanjangan Perjanjian Nuklir Rusia-ASPresiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump. twitter.com/POTUS45

Sebelumnya, Rusia telah lama mengusulkan perpanjangan perjanjian tanpa syarat atau tanpa perubahan apapun, namun pemerintahan AS di bawah Donald Trump menunggu tahun lalu untuk memulai pembahasan dan membuat perpanjangan tersebut bergantung pada beberapa tuntutan. Pembicaraan pun berhenti, perundingan yang telah berlangsung berbulan-bulan gagal lantaran tidak bisa mempersempit perbedaan terkait hal tersebut.

Melansir dari The Guardian, Trump berpendapat bahwa perjanjian tersebut membuat pihak AS berada di posisi rugi, dan awalnya ia bersikeras agar Tiongkok ditambahkan sebagai pihak dalam perjanjian. Namun, Beijing dengan tegas menolak mentah-mentah tawaran Trump. Lalu, pemerintahan Trump mengusulkan perpanjangan perjanjian New START untuk satu tahun dan ia juga berusaha memperluasnya dengan memasukkan batasan senjata nuklir medan perang serta perubahan-perubahan lainnya. Namun setelah tindakan Trump tersebut, perbincangan berhenti. 

New START merupakan kesepakatan terkait kendali nuklir satu-satunya yang tersisa di antara kedua negara tersebut, setelah pada tahun 2019 Moskow dan Washington menarik diri dari Perjanjian Pasukan Nuklir Kendali Jarak Menengah 1987.

3. Perpanjangan perjanjian demi hubungan strategis antara Rusia dan Amerika Serikat

Putin Tanda Tangani Perpanjangan Perjanjian Nuklir Rusia-ASPresiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. twitter.com/KremlinRussia_E; twitter.com/POTUS

"Memperbarui perjanjian memenuhi kepentingan nasional Federasi Rusia, memungkinkan untuk menjaga transparansi dan preditabilitas hubungan strategis antara Rusia dan Amerika Serikat, dan untuk mendukung stabilitas strategis global. Itu akan memberikan efek menguntungkan bagi situasi internasional, dan berkontribusi pada proses pelucutan senjata nuklir," kata Kremlin pada sebuah pernyataan yang dirilis Jumat malam (29/01).

Sementara, pekan lalu, sekretaris pers Gedung Putih, Jen Psaki mengatakan kepada wartawan, "bahwa Perjanjian New START adalah demi kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat, dan perpanjangan ini bahkan lebih masuk akal ketika hubungan dengan Rusia sedang bermusuhan, seperti pada saat ini." 

"Satu-satunya perjanjian yang tersisa, yang membatasi kekuatan nuklir Rusia dan merupakan jangkar stabilitas strategis antara kedua negara kami," tambah Psaki, seperti dikutip dari CNN

Baca Juga: UE Pertimbangkan Pemberian Hukuman Terhadap Rusia

Dianti A Photo Verified Writer Dianti A

Umbi bertumbuh

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya