Lawan Kecemasan Anak, Sekolah di Jepang Gunakan 'Games' Untuk Terapi

Bagaimana penerapannya ya?

Jepang, IDN Times - Dilasir melalui Kyodo News dan The Japan Times makin banyaknya sekolah di Jepang yang mencoba menggunakan 'permainan' cognitive behavioral therapy (CBT) untuk membuat anak-anak dapat menghadapi permasalahan sehari-harinya serta nantinya dapat mengurangi kemungkinan membolos sekolah atau menggertak orang lain.

Seperti apa? Simak yuk!

1. Contoh penerapan 'games' CBT di Kelas

Lawan Kecemasan Anak, Sekolah di Jepang Gunakan 'Games' Untuk Terapijapantimes.co.jp (KYODO)

Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di lima prefektur di Jepang telah memperkenalkan psikoterapi sebagai pengobatan. Terapi ini sering diterapkan untuk mengobati kecemasan, depresi atau gangguan lain pada orang dewasa, namun terapi ini juga digunakan dalam sebuah eksperimen yang bertujuan untuk membuat anak-anak dapat mengatasi ketakutannya sambil bersenang-senang.

"Ayo lakukan percobaan, saya ingin kalian membayangkan seekor gajah pink," ujar Yuto Kikuchi, 29, seorang guru di Sekolah Dasar Yakiri, kota Matsudo, prefektur Chiba.

Kikuchi sedang memberikan instruksi kepada sekelompok siswa kelas enam yang berjumlah sekitar 60 orang selama kelas CBT pada awal November.

Beberapa menit kemudian, Kikuchi membalikkan instruksinya.

"Tolong jangan berfikir tentang gajah pink sama sekali," katanya.

Anak-anak menutup mata mereka dan mencoba membuang gambar gajah pink dari benak mereka, setelah berusaha keras, banyak diantara mereka yang tidak bisa melupakan gajah pink tadi.

"Gajah pink terus bermunculan," kata seorang anak.

"Berapa banyak dari kalian yang kesulitan tidak memikirkan gajah pink?" Kikuchi bertanya.

Semua siswa mengangkat tangan.

Apakah inti dari latihan ini? Untuk menyadarkan akan pola pemikiran yang mungkin terjadi ketika kita mengalami keadaan cemas.

"Semakin kita berusaha untuk tidak memikirkan sesuatu, semakin kita benar-benar memikirkannya," jelas Kikuchi.

Perlu diketahui sekolah Yakiri memulai kelas CBT pada bulan April tahun ini.

2. CBT dapat diterapkan dengan pikiran, sugesti dan self-talk yang positif

Lawan Kecemasan Anak, Sekolah di Jepang Gunakan 'Games' Untuk Terapipixabay/bodiantal

CBT bekerja dengan mengubah sikap dan perilaku seseorang dengan berfokus pada pikiran, bayangan, rasa percaya serta sikap. Proses CBT berhubungan dengan cara seseorang berperilaku sebagai reaksi menghadapi emosi yang disfungsional.

Jadi misalnya, dengan menerapkan teknik CBT di kelas musik, jika seorang siswa berfikir.

"Anak-anak lain, semuanya, akan menertawakan saya ketika saya gagal dalam tes memainkan recoder (sejenis alat musik tiup)."

Di sini siswa dapat mengubah pola pikir balasan (counter-argument) sebagai berikut:

"Aku banyak berlatih, bahkan jika aku gagal, tidak semua orang di kelas akan menertawakanku.”

Para siswa belajar bahwa mereka dapat melakukan tantangan terhadap pikiran negatif dan lingkungan di sekitarnya serta mengubah pola perilaku yang tidak diinginkan guna mengatasi kecemasan.

Para siswa melakukan role playing menggunakan workbook, menantang diri mereka untuk menjadi 'istana keberanian' untuk mengekspresikan perasaan mereka dan mempelajari metode relaksasi.

"Ketika para siswa menjadi yakin dalam pikiran mereka bahwa mereka sedang diomeli oleh semua orang, mereka sekarang dapat memahami jika mereka memiliki 'different-self' yang mampu mempertanyakan apakah ini benar begitu?" kata kepala sekolah, Hiroko Asaoka, 59.

3. Di Jepang penerapan kelas CBT sudah diperkenalkan di lima prefektur

Lawan Kecemasan Anak, Sekolah di Jepang Gunakan 'Games' Untuk Terapiunsplash/Susan Yin

10 kelas CBT yang dilakukan di sekolah-sekolah didasarkan pada program yang dibuat oleh Pusat Penelitian untuk Pengembangan Mental Anak (Research Center for Child Mental Development) di Universitas Chiba.

Selain Chiba, metode psikoterapi juga telah diperkenalkan di banyak sekolah di prefektur Saitama, Kyoto, Tottori dan Fukuoka.

4. Manfaat terapi CBT untuk siswa sekolah

Lawan Kecemasan Anak, Sekolah di Jepang Gunakan 'Games' Untuk Terapipixabay/renzoreggiani

Siapapun dapat mengalami kecemasan namun jika berlebihan, kemungkinan akan berdampak buruk di kehidupan sehari-hari. Seperti pada anak-anak yang menjadi takut untuk pergi ke sekolah.

Menurut sebuah survey yang dilakukan Kementerian Pendidikan Jepang pada tahun 2017, terdapat sekitar 140 ribu siswa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah yang membolos dari sekolah. Presentase terbesar sekitar 33,2 persen menyebutkan bahwa alasan siswa membolos karena adanya kecenderungan merasa gelisah, kemudian diikuti oleh perasaan apatis dan adanya hubungan yang tidak baik.

Ketika seorang anak dalam kesulitan karena mereka merasa cemas, dengan adanya program ini memungkinkan seorang anak dapat mengatasi kegelisahannya sendiri sebelum berlarut menjadi masalah mental.

Yuko Urao, asisten profesor Universitas Chiba yang bekerja menangani program CBT mengatakan bahwa, metode psikologi yang diterapkan di sekolah tidak hanya membantu mencegah murid membolos, tetapi juga mencegah bullying dengan membuat siswa memiliki rasa empati terhadap orang lain.

Nah, itu tadi metode yang digunakan. Semoga dengan terapi semacam ini permasalahan kecemasan, membolos, bullying dan emosi negatif lainnya dapat dihindari demi kesehatan mental yang lebih baik.

Baca Juga: 5 Tips Atasi Perilaku Suka Menunda Tugas Sekolah, Berani Terapkan?

Dyah Photo Verified Writer Dyah

Create your own magic

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya