The Bombardment: Tragedi Perang Dunia II yang Nyaris Terlupakan

Sebagian besar korban jiwa adalah anak-anak

Banyak sekali film-film layar lebar yang bercerita mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Perang Dunia II seperti film Midway, Pearl Harbor, Dunkirk, dan lain-lain. Selain itu, ada juga film-film drama yang menceritakan mengenai kekejaman Nazi seperti The Boy in the Striped Pyjamas atau The Book Thief. Film-film tersebut tentu membuat para penonton untuk tidak mudah untuk melupakan berbagai peristiwa atau tragedi yang digambarkan dalam film-film tersebut.

Akan tetapi, ada juga peristiwa atau tragedi pada masa Perang Dunia II yang jarang sekali ditampilkan dalam film layar lebar. Salah satunya adalah tragedi pengeboman yang menimpa para siswa dan biarawati di Copenhagen oleh pasukan Britania Raya. Peristiwa yang nyaris terlupakan tersebut kini telah dipopulerkan oleh sebuah film berjudul The Bombardment yang telah didistribusikan oleh Netflix.

1. Berdasarkan kisah nyata: Operasi Militer Britania Raya di Copenhagen

https://www.youtube.com/embed/n8_5hCWZbiA

The Bombardment atau Skyggen i mit øjedi (The Shadow in My Eye) merupakan sebuah film asal Denmark yang disutradarai oleh Ole Bornedal. Film berdasarkan kisah nyata ini diperankan oleh Fanny Bornedal sebagai suster Teresa, Alex Høgh Andersen sebagai Frederik seorang polisi Nazi, serta Ester Birch, Bertram Bisgaard, dan Ella Nisson sebagai siswa-siswi dari sebuah sekolah Katolik di Copenhagen.

Diceritakan tentang seorang anak bernama Henry (Bertram Bisgaard) yang mengalami trauma pasca menyaksikan sekelompok jasad pengiring pengantin wanita akibat serangan udara pasukan Britania Raya. Oleh karena itu, ia dipindahkan ke Copenhagen untuk tinggal bersama saudara sepupunya yang bernama Rigmor (Ester Birch), dan ia juga menjalin hubungan pertemanan dengan sahabat Rigmor yaitu Eva (Ella Nilsson).

Mereka bersekolah di Institut Jeanne d'Arc, yakni sebuah sekolah kesusteran Katolik berbahasa Perancis di Copenhagen. Sementara itu, di kota yang sama, terdapat markas besar dari Gestapo atau polisi rahasia pasukan Nazi dimana markas tersebut menjadi target serangan dari pasukan Angkatan Udara Britania Raya (RAF). Dengan demikian, Britania Raya mengeksekusi serangan udara terhadap Copenhagen pada tanggal 21 Maret 1945 yang dikenal sebagai Operasi Carthage.

2. Terjadi kesalahpahaman dalam Operasi Carthage

https://www.youtube.com/embed/tRa27He8cHA

Atas permintaan dari sekelompok pemberontak di Denmark, Britania Raya bersama dengan sekutunya, yakni Australia dan Selandia Baru, mengeksekusi Operasi Carthage yang bertujuan untuk menghancurkan markas besar Gestapo. Namun, anak-anak serta para biarawati dari Insitut Jeanne d'Arc juga bernasib naas karena sekolah mereka ikut menjadi target dari serangan udara tersebut.

Hal itu terjadi karena kesalahpahaman dimana salah satu pilot dari pesawat Mosquito menabrak sebuah tiang lampu, lalu ia terjatuh di area sekolah dan menyebabkan terjadinya ledakan. Melansir The People's Mosquito, ledakan tersebut menyebabkan kekeliruan dimana pilot lain menggangap hal tersebut sebagai hasil dari pengeboman pertama dari pilot yang sebelumnya terhadap gedung yang mereka anggap sebagai markas besar musuh. Alhasil, bangunan sekolah tersebut menjadi target dari RAF sekutunya.

Baca Juga: Denmark Laporkan Drone Aneh di Dekat Pengeboran Gas, Khawatir Sabotase

3. Lebih dari 100 jiwa tidak bersalah ikut menjadi korban, 86 di antaranya adalah siswa-siswi dari Institut Jeanne D'Arc

The Bombardment: Tragedi Perang Dunia II yang Nyaris TerlupakanGedung Institut Jeanne d'Arc Pasca Operasi Carthage (fkb.dk/Den Franske Skole)

Operasi Carthage memang berhasil menaklukkan pasukan Gestapo di Copenhagen. Di sisi lain, operasi tersebut juga menyebabkan kerusakan-kerusakan kolateral seperti apa yang terjadi pada Institut Jeanne d'Arc. Bahkan, nyawa orang-orang tidak bersalah seperti para siswa-siswi serta para biarawati yang mengabdi pada sekolah tersebut pun ikut dikorbankan dalam peristiwa tersebut.

Sebanyak kurang lebih 102 jiwa tewas dalam insiden tersebut dimana sebagian besar korban jiwa adalah anak-anak, yakni 86 jiwa. Namun, hal itu hanya dianggap sebagai kecelakaan perang sehingga tidak dapat dinyatakan sebagai kejahatan perang.

4. Kondisi TKP saat ini

The Bombardment: Tragedi Perang Dunia II yang Nyaris TerlupakanMonumen Institut Jeanne d'Arc Copenhagen (travelinculture.com/Frederiksberg Gardens)

Selain menyebabkan tewasnya 86 jiwa anak-anak tidak bersalah, kelalaian dalam Operasi Carthage juga menyebabkan kerusakan signifikan pada bangunan Institut Jeanne d'Arc. Oleh karena itu, bangunan tersebut dihancurkan, dan telah dibangun kembali menjadi sesuatu yang baru.

Kini, terdapat pemukiman warga di sekitar TKP berupa komplek apartemen. Di tengah-tengah komplek apartemen tersebut terdapat sebuah monumen berupa patung seorang biawati yang sedang memegang dua orang anak dimana monumen tersebut didirikan untuk mengenang para korban tewas dari insiden yang menimpa para staf dan siswa-siswi dari Institut Jeanne d'Arc.

Kerusakan tambahan dalam peperangan memang sulit sekali untuk dihindari dimana banyak sekali orang-orang tidak bersalah harus ikut menjadi korban. Bahkan, banyak sekali fasilitas umum seperti sekolah dan rumah sakit, serta pemukiman penduduk juga ikut menjadi target dari operasi militer meskipun tidak disengaja. Dengan kata lain, sebagai generasi muda, kita harus belajar dari sejarah untuk menghindari terjadinya peperangan di masa depan agar tidak ada lagi yang bernasib sama seperti anak-anak dalam film The Bombardment.

Baca Juga: Terancam Rusia, Denmark Investasikan Rp81 T untuk Angkatan Laut

Enrico Nataniel Photo Writer Enrico Nataniel

Sarjana Hubungan Internasional

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya