Gara-gara Soal Ujian Bocor, Ethiopia Kini Blokir Akses Sosial Media!

Hanya untuk beberapa hari...

Empat sosial media diblokir pemerintah Ethiopia menyusul bocornya soal ujian masuk universitas pada Mei tahun ini. Saat itu, dikutip dari BBC, kumpulan foto yang menunjukkan soal ujian saringan masuk universitas di Ethiopia tersebar di beberapa sosial media, antara lain Facebook dan Twitter. Akibatnya, ujian saringan masuk universitas pun langsung dibatalkan.

Untuk mengatasi masalah serupa, maka pemerintah Ethiopia mengambil langkah pemblokiran. Meski begitu, pemerintah sendiri beralasan bahwa pemblokiran dilakukan agar para peserta lebih bisa berkonsentrasi untuk ujian.

Facebook, Twitter, Instagram dan Viber diblokir.

Gara-gara Soal Ujian Bocor, Ethiopia Kini Blokir Akses Sosial Media!blogs.ugo.co.ug

Empat sosial media tersebut diblokir sejak Senin (11/7). Juru bicara pemerintah, Getachew Reda mengatakan kalau pemblokiran hanya sementara sampai ujian selesai dilaksanakan pada Rabu (13/7) yang menurut Kementerian Pendidikan Ethiopia terdapat 254.000 peserta. Menurut Reda, pemerintah membuat para peserta tidak fokus pada hal penting, yakni ujian saringan masuk.

Sejumlah sosial media sempat diblokir beberapa waktu silam. Namun, saat itu pemblokiran hanya berlangsung beberapa jam. Pada masa itu pula publik menganggap pemerintah ada di balik alasan beberapa sosial media down. Meski begitu, pemerintah sendiri membantah tuduhan tersebut.

Ethiopia juga dikenal sebagai negara yang memantau serta mengatur dunia maya mereka. Tingkat sensor di internet mereka sangatlah tinggi. Namun, uniknya situs-situs yang berseberangan dengan kebijakan pemerintah dan berkaitan dengan HAM sering diblokir atau tutup.

Baca Juga: Nih 11 Alasan Terlalu Mengumbar Kemesraan Di Sosial Media Bikin Hidupmu Kacau

Pemblokiran ini dianggap akan terjadi secara menyeluruh nanti.

Gara-gara Soal Ujian Bocor, Ethiopia Kini Blokir Akses Sosial Media!thestar.com

Sejumlah pengamat, jurnalis bahkan blogger lokal pun menganggap kalau langkah pemerintah itu hanyalah alasan belaka. Memanfaatkan saat yang tepat, pemerintah Ethiopia dianggap secara pelan-pelan menunjukkan langkah pemblokiran.

Menurut seorang editor sekaligus pemilik media lokal Horn Affairs, Daniel Berhane mengaku bahwa langkah pemerintah itu adalah untuk menguasai pergerakan seluruh sosial media. Dirinya mengakui bahwa tindakan tersebut barulah langkah awal pemerintah Ethiopia.

Gara-gara Soal Ujian Bocor, Ethiopia Kini Blokir Akses Sosial Media!twitter.com/daniel_berhane

Melalui akun Twitter-nya, @daniel_berhane, dia mengaku bahwa pemerintah tidak memiliki transparansi terkait masalah ini, maka dari itu setiap langkah terkait dunia maya sangatlah berbahaya. Pada 2012, pemerintah Ethiopia resmi memblokir Skype. Alasan pemblokiran adalah media panggilan melalui internet itu banyak digunakan untuk melakukan kejahatan dunia maya.

Pengguna sosial media dan dunia maya di Ethiopia termasuk kecil.

Gara-gara Soal Ujian Bocor, Ethiopia Kini Blokir Akses Sosial Media!turkishminute.com

Menurut data dari Internet World Stats (IWS), pengguna atau jumlah orang yang mendapat akses internet di Ethiopia sendiri tidak mencapai lima persen. Dari 102,3 juta penduduk, hanya 4,2 juta yang memiliki akses internet. Kemudian, dari 4,2 juta orang tersebut, 3,7 juta di antaranya memiliki akun dan bermain Facebook.

Jumlah yang termasuk kecil ini membuat orang-orang yang memiliki akses merasa pemerintah tidak bertindak adil. Terutama, seperti yang diungkapkan sebelumnya, situs-situs yang merupakan oposisi pemerintah. Tidak heran soal ujian tersebut bocor sebagai bentuk protes dan untuk mendukung akses internet lebih merata bagi masyarakat Ethiopia. Kelompok ini bernama Oromo.

Media-media lokal dan yang telah berdiri lama di Ethiopia telah dikuasai oleh pemerintah sejak lama. Akses dan pergerakannya pun dibatasi. Maka dari itu, orang-orang yang memiliki akses internet pun membuat situs ataupun akun guna melawan kekangan pemerintah Ethiopia.

Baca Juga: Ssstt.... Jangan Sampai Sosial Media Membuatmu Jadi Anti Sosial

Topik:

Berita Terkini Lainnya