Kabut Asap Indonesia Berpotensi Telan Nyawa Hingga 100.000 Orang, Dunia Minta Pemerintah Beraksi!

Kapan mereka berhenti membakar?

100.000 nyawa melayang akibat serangan kabut asap usai pembalakan dan pembakaran liar di hutan-hutan Indonesia. Dua pulau besar, Sumatera dan Kalimantan jadi sorotan usai hutan-hutan mereka dibakar oleh pihak yang tidak bertanggung jawab demi keuntungan pribadi. Selain itu, dari sisi geografis, kedua pulau tersebut dekat wilayah negara lain. Ya, Singapura dan Malaysia.

Seperti dikutip dari New York Times, sebuah riset terkait bahaya dari kebakaran hutan dan kabut asap di Asia Tenggara dilakukan oleh Universitas Harvard dan Columbia, Amerika Serikat. Kedua Universitas ternama tersebut memaparkan alasan proses pembakaran adalah untuk membentuk lahan pertanian. Akan tetapi, mereka (para pelaku) tidak memikirkan apa akibat dari kebakaran tersebut. Ya, asap.

Kabut Asap Indonesia Berpotensi Telan Nyawa Hingga 100.000 Orang, Dunia Minta Pemerintah Beraksi!Haris Sadikin/Agence France-Presse via nytimes.com

Sayangnya, asap-asap dari Sumatera dan Kalimantan ini tidak hanya 'bersantai' di sekitar pulau, tapi menuju negara lain. Pergerakan angin membawa mereka 'menjelajah' negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Riset tersebut menemukan kalau terdapat sebuah partikel berbahaya yang terkandung dalam asap ini.

PM 2.5, sebuah partikel dengan bentuk 2,5 mikrometer ini ternyata senyawa karbon yang dapat membawa penyakit keras. Asma, TBC, kanker paru-paru sampai penyakit jantung bisa menjadi akibat dari partikel PM 2.5 ini. Lantas berapa jumlah dari masing-masing negara?

Jumlah korban mencapai 100.000 orang.

Kabut Asap Indonesia Berpotensi Telan Nyawa Hingga 100.000 Orang, Dunia Minta Pemerintah Beraksi!AP via pressherald.com

Riset tersebut juga akhirnya mengumpulkan jumlah korban dari tiga negara yang terkena dampak paling besar dari asap ini. Malaysia, negara terdekat, mencatatkan 6.500 nyawa jadi korban asap ini. Angka tersebut lebih besar dari Singapura, 2.200 orang. Sementara 'kandang' dari asap ini, Indonesia telah menelan 91.600 nyawa. Ya, lebih dari 90.000 orang meninggal dan kita tidak tahu.

Jika ditotal, angka kematian ini mencapai 100.300 orang. Miris. Angka ini belum termasuk jumlah warga Sumatera dan Kalimantan yang sakit akibat asap. 10.000 hektar hutan lenyap dan berganti jadi asap yang berbahaya. Kerugian pun diperkirakan mencapai 30 miliar Dollar Amerika atau etara 349 triliun Rupiah. Ya, angka yang sangat besar.

Baca Juga: Tolong, Jangan Rampas Hak Sehat Warga Palangkaraya

Kabut Asap Indonesia Berpotensi Telan Nyawa Hingga 100.000 Orang, Dunia Minta Pemerintah Beraksi!bayanmall.org

Korban tentunya akan bertambah jika tidak ada tindakan nyata dari pemerintah Indonesia. Menurut data dari pemerintah dan perusahaan yang menguasai hanya 'hanya' ada 12.000 titik kebakaran di Indonesia. Padahal, menurut pantauan satelit, titik api mencapai 30.000 dan membentuk 'lahan' asap dalam jumlah besar.

Tindakan nyata dari pemerintah Indonesia.

Kabut Asap Indonesia Berpotensi Telan Nyawa Hingga 100.000 Orang, Dunia Minta Pemerintah Beraksi!conceptnewscentral.com

Dikutip dari CNBC, menurut aktivis Greenpeace, Yuyun Indradi, pemerintah Indonesia perlu bertindak cepat atas hal ini. Jika tidak ada yang berubah, maka jumlah korban akan bertanda setiap harinya. Bukan hanya 100.000 dan di wilayah Sumatera-Kalimantna, tapi juga banyak negara lain yang jadi korban. Pemerintah juga perlu bertindak tegas dalam penghentian pembalakan serta pembakaran hutan secara liar dan ilegal.

Kemudian, pemerintah perlu cepat dalam proses penanaman pohon-pohon baru. Ya, pembentukan hutan baru adalah aksi nyata dan segera. Masalah yang utama adalah perusahaan kelapa sawit yang tidak sadar akan bahaya, atau mungkin gak peduli. Presiden Jokowi pun mengaku telah meminta perusahaan untuk menghentikan pembakaran dan berfokus pada penanaman.

Kabut Asap Indonesia Berpotensi Telan Nyawa Hingga 100.000 Orang, Dunia Minta Pemerintah Beraksi!hngn.com

Singapura sendiri pun telah meminta pemerintah Indonesia bertindak tegas untuk menghentikan perusahaan pembakar lahan. Sementara menurut Herry Purnomo, ilmuwan dari Pusat Penelitian Kehutanan Internasional mengatakan kalau riset tersebut adalah penyadar bagi Indonesia agar tindakan cepat segera dilakukan untuk menghentikan jumlah korban meninggal.

Data dari riset ini bertolak belakang dengan angka yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia. Pemerintah mencatatkan 'hanya' 500.000 orang terkena masalah pernapasan ringan. Memang angka tersebut kecil dari jumlah masyarakat yang mencapai 43 juta orang.

Baca Juga: Indonesia DARURAT ASAP!

Topik:

Berita Terkini Lainnya