Afganistan dan Taliban Akan Lanjutkan Negosiasi

Kedua belah pihak sempat mengalami hambatan Desember lalu

Kabul, IDN Times - Para pejabat Afganistan mengatakan pada hari Senin, (4/1/2021) bahwa perwakilan pemerintahnya dan pejabat Taliban akan melanjutkan pembicaraan pembagian kekuasaan mereka. Akan tetapi, masih terdapat risiko yang dapat merusak upaya untuk mengakhiri perang seperti bentrokan di medan pertempuran serta 'pembunuhan yang ditargetkan'. 

Melansir dari kantor berita Reuters, pembicaraan tersebut dimulai di Qatar pada September lalu, setelah Taliban mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat, yang mengizinkan untuk menarik pasukannya keluar dari Afghanistan, dan mengakhiri perang terlamanya dengan imbalan berupa jaminan keamanan.

Kedua belah pihak sempat mengalami hambatan dalam prosedur selama berminggu-minggu, tetapi di bulan Desember kemarin mereka telah mencapai kesepakatan, di mana membuka jalan bagi negaranya untuk terjun ke masalah itu, serta ingin melanjutkan negosiasi pada Selasa, 5 Januari 2021.

1. Najia Anwari: Negoisasi adalah proses yang rumit, namun untuk kepentingan rakyat maka kami lanjutkan

Jubir Kementrian Urusan Perdamaian Afganistan, Najia Anwari, mengungkapkan bahwa negosiasi merupakan proses yang rumit, namun sehubungan dengan kepentingan rakyat, maka pemerintah dan tim perunding bertekad untuk melanjutkan proses tersebut.

Stasiun berita Channel News Asia melaporkan pada Senin, (4/1/2021) bahwa pejabat pemerintah Afghanistan dalam beberapa pekan terakhir malah menuduh Taliban melakukan serangkaian pembunuhan tingkat tinggi, termasuk birokrat dan jurnalis, serta serangan bom.

Taliban telah menolak beberapa tuduhan tersebut, namun saat yang bersamaan, para pemberontak telah memperoleh keuntungan guna melawan pasukan pemerintah dalam pertempuran di berbagai bagian negara itu.

2. Pejabat AS dan Eropa desak kedua pihak untuk mengurangi permusuhan mereka serta menyelesaikan negoisasi 

Afganistan dan Taliban Akan Lanjutkan NegosiasiUtusan khusus AS Zalmay Khalizad (tengah) berjabat tangan dengan Kepala Eksekutif Afganistan, Abdullah Abdullah, di Kabul, Minggu (27/10/2019). (ANTARA FOTO/REUTERS/AWW/djo)

Pejabat AS dan Eropa mengatakan, bahwa mereka telah mendesak kedua belah pihak untuk mengurangi permusuhan dan bergerak cepat menuju penyelesaian yang sedang dinegosiasikan.

Amerika Serikat telah mengurangi kehadirannya di Afghanistan hampir 20 tahun setelah campur tangan dengan sekutunya untuk menggulingkan Taliban dalam beberapa minggu, setelah serangan 11 September 2001 silam di kota-kota AS.

Pejabat keamanan Afghanistan memperkirakan jumlah pasukan Amerika Serikat akan berkurang menjadi sekitar 2.500 tentara awal tahun ini.

Baca Juga: JK Ajak MUI Berperan dalam Perdamaian Afganistan dengan Taliban

3. Tercatat sejak tahun 2001, Taliban sudah berperang melawan pasukan asing untuk memaksakan aturan mereka

Afganistan dan Taliban Akan Lanjutkan NegosiasiPasukan keamanan Afganistan tiba pada lokasi serangan di halaman penjara, Jalalabad, (3/8/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Parwiz/hp/cfo)

Pemerintah Afghanistan dan Taliban tidak akan secara terbuka merilis daftar prioritas mereka untuk putaran negosiasi berikutnya, inilah yang diharapkan oleh para analis keamanan, peneliti, serta kedua belah pihak. Bahkan, siapapun yang menghalangi pembicaraan ini akan disingkirkan, sebagaimana dikutip dari harian The New York Times pada Jumat, (1/1/2021).

Di samping itu, tercatat sejak tahun 2001, Taliban sudah berperang melawan pasukan asing untuk memaksakan aturan Islam versi mereka.

Baca Juga: 6 Hal soal Negosiasi Bersejarah Taliban dengan Pemerintah Afghanistan

Farid Nurhakim Photo Writer Farid Nurhakim

Reporter

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya