Banyak Anak Muda Kecanduan, Selandia Baru Larang Vape Sekali Pakai 

Larangan mulai berlaku pada Agustus 2023

Jakarta, IDN Times - Selandia Baru akan melarang vape sekali pakai mulai Agustus 2023. Ini merupakan langkah terbaru pemerintah untuk mengurangi ancaman kesehatan bagi anak muda. Vape sekali adalah vape yang baterainya tidak dapat dilepas atau diganti.

"Terlalu banyak anak muda yang melakukan vaping, itulah sebabnya kami melakukan sejumlah langkah untuk menghentikan hal itu terjadi," kata Menteri Kesehatan, Ayesha Verrall, pada Selasa (6/6/2023), dikutip dari NZ Herald.

Verrall menambahkan, vape juga memerlukan mekanisme keselamatan anak, seperti tombol untuk membuat alat itu lebih sulit dioperasikan. Penggunaan nama rasa yang menarik seperti "permen kapas" dan "donat jeli stroberi" juga akan dilarang dan diubah menjadi "manis" dan "berry”.

Selain itu, toko vape baru tidak akan diizinkan beroperasi dalam jarak 300 meter dari sekolah atau marae, tempat pertemuan orang Maori.

1. Sekitar 1 dari 5 remaja Selandia baru menggunakan vape

Perdana Menteri Chris Hipkins mengatakan, pembatasan vape diperlukan bagi kaum muda.

"Kami telah mendengar dari orang tua, guru, dan kepala sekolah yang prihatin bahwa kebiasaan buruk seumur hidup telah terbentuk pada banyak orang di usia muda," kata Hipkins.

Hampir satu dari lima remaja usia sekolah menggunakan vape setidaknya sekali sehari di Selandia Baru, menurut studi tahun 2021 oleh Asthma and Respiratory Foundation.

Enam bulan lalu, Selandia Baru juga telah mengumumkan larangan penjualan tembakau bagi mereka yang berusia di bawah 14 tahun. Negara tersebut diketahui secara efektif menaikkan usia legal merokok setiap tahunnya.

Baca Juga: Eks PM Jacinda Ardern Raih Penghargaan Tertinggi Selandia Baru

2. Vape berperan penting mengurangi jumlah perokok

Verrall mengatakan, pemerintah ingin mencapai keseimbangan antara mencegah kaum muda mulai menggunakan vape dan membiarkan orang menggunakannya sebagai bantuan untuk berhenti merokok.

"Vaping telah memainkan peran penting dalam pengurangan rekor orang Selandia Baru yang merokok selama beberapa tahun terakhir," kata menteri tersebut.

"Kami menciptakan masa depan di mana produk tembakau tidak lagi membuat ketagihan, menarik atau tersedia, dan kebutuhan yang sama berlaku untuk vaping," tambahnya.

Hanya 8 persen orang dewasa di Selandia Baru yang merokok setiap harinya. Angka itu turun dari sekitar 16 persen satu dekade lalu.

3. Australia terapkan langkah serupa satu bulan lalu

Melansir CNA, tindakan keras pemerintah terhadap vape sekali pakai terjadi sebulan usai Australia mengambil tindakan serupa. Negara tersebut menuduh perusahaan tembakau menargetkan remaja melalui kemasan dan rasa yang menarik.

Rokok elektrik diperkenalkan pada awal tahun 2000-an, dan awalnya disebut sebagai pengganti yang tidak terlalu berbahaya untuk rokok tradisional.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa vape juga dapat membuat penggunanya ketagihan. Alat tersebut juga sering kali mengakibatkan pengguna muda beralih ke rokok sebagai cara untuk mencukupi kebutuhan nikotin mereka.

Baca Juga: Apakah Vape Bisa Menyebabkan Kanker Paru?

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya