China Tangkap Warga Jepang, Diduga Mata-mata!

Sedikitnya 17 warga Jepang ditangkap di China sejak 2015

Jakarta, IDN Times - Seorang pria berkewarganegaraan Jepang telah ditahan di Beijing pada awal Maret karena diduga melakukan spionase. Hal itu disampaikan oleh pihak berwenang China pada Senin (27/3/2023).

"Warga negara Jepang ini diduga terlibat dalam kegiatan spionase, yang melanggar hukum pidana dan undang-undang anti-spionase Republik Rakyat Tiongkok," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning dalam konferensi pers.

Mao mengatakan ada banyak kasus serupa yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, ia meminta Jepang dapat berbuat lebih banyak untuk mendidik warganya.

Pada Oktober 2019, seorang profesor Jepang ditahan oleh otoritas Tiongkok pada Oktober karena dicurigai sebagai mata-mata. Pada tahun 2022, seorang diplomat Jepang juga sempat ditahan dan diinterogasi, namun dibebaskan beberapa jam kemudian. Peristiwa tersebut sempat memicu protes keras dari Kementerian Luar Negeri Jepang, dilansir dari DW.

Baca Juga: Filipina Minta China Tak Melakukan Intimidasi di Laut China Selatan 

1. Pria Jepang itu telah lama bekerja di China

Menurut media Jepang, pria berusia 50 tahunan tersebut telah bekerja di China selama 20 tahun. Melansir The Straits Times, ia sebelumnya menjabat sebagai pejabat senior Kamar Dagang dan Industri Jepang di negara tersebut.

“Saya ingin menekankan bahwa, tidak peduli apakah itu perusahaan atau individu, semua harus mematuhi hukum dan peraturan. Semuanya seperti ini di negara mana pun, dan ini adalah aturan internasional,” kata Mao.

“Saya pikir orang yang terlibat harus memperjelas kegiatan kriminal apa yang mereka lakukan. Saya ingin menekankan lagi bahwa China adalah negara yang diatur oleh hukum, kami akan menangani semua kasus sesuai dengan hukum dan melindungi hak dan kepentingan yang sah dari orang yang terlibat.”

Dikutip dari BBC, China telah menahan setidaknya 17 warga negara Jepang atas dugaan spionase sejak 2015, menurut laporan Kyodo News.

Baca Juga: Poin-Poin Penting Pembicaraan Masalah Keamanan China-Jepang

2. Jepang minta warga negaranya dibebaskan segera

Juru bicara pemerintah Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan pada hari Senin bahwa pihak berwenang China telah memberi tahu kedutaan Jepang di Beijing terkait penangkapan tersebut. Ia mengungkapkan, pemerintah telah meminta China untuk segera membebaskan pria itu.

"Sejak kami mengetahui tentang kasus ini, pemerintah Jepang sangat mendesak agar warga negara Jepang ini segera dibebaskan", kata Matsuno kepada wartawan.

Namun, juru bicara itu tidak memberikan informasi rinci terkait identitas pria tersebut, dugaan kejahatan, atau kapan dia ditangkap.

Matsuno juga mengatakan bahwa Jepang telah meminta otoritas China untuk mengizinkan pria itu untuk mengakses pejabat konsuler Jepang. Selain itu, pemerintah juga disebut akan memberikan dukungan sebanyak mungkin, termasuk berkomunikasi dengan pihak terkait.

Baca Juga: Terancam Korut-China-Rusia, Jepang dan NATO Perkuat Kerja Sama

3. Tahanan bekerja di perusahaan farmasi Jepang

Perusahaan farmasi Jepang Astellas Pharma mengatakan bahwa pria yang ditahan di Beijing itu adalah karyawan perusahaannya. Namun, perusahaan itu menolak untuk membagikan informasi rinci terkait pria tersebut. Pihaknya mengatakan sedang mencari informasi dari Kementerian Luar Negeri Jepang untuk mengambil tindakan yang tepat.

Melansir BBC, hubungan China dan Jepang belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan dalam beberapa tahun terakhir.

Pada bulan Februari, kedua negara sempat mengadakan dialog keamanan di Tokyo untuk pertama kalinya dalam empat tahun. Jepang mengkritik hubungan China dengan Rusia dan dugaan penggunaan balon mata-mata, sementara Beijing menyatakan kekhawatirannya atas pembangunan militer Jepang.

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya