Kanselir Jerman Geram dengan Aktivis Iklim: Mereka Gila!

Ada wacana agar aktivis iklim ditahan selama 30 hari

Jakarta, IDN Times - Kanselir Jerman Olaf Scholz, pada Senin (22/5/2023), mengkritik para aktivis iklim yang melakukan protes ekstrem seperti memblokir jalan atau menempelkan diri pada lukisan terkenal di museum. Ia bahkan menyebut aksi yang mereka lakukan itu gila.

"Saya pikir itu benar-benar gila entah bagaimana menempelkan diri Anda pada lukisan atau di jalan," kata Scholz saat berkunjung ke sebuah sekolah dasar di kota Kleinmachnow, dikutip dari AP.

Menurutnya, tindakan seperti itu tidak dapat mengubah pendapat orang tentang perubahan iklim, melainkan membuat mereka marah.

“Itu tindakan yang menurut saya tidak akan membantu,” kata Scholz kepada para siswa.

1. Kelompok Last Generation sering memblokir jalan

Anggota dari kelompok aktivis perubahan iklim Last Generation telah berulang kali memblokir jalan di seluruh Jerman, sebagai upaya menekan pemerintah untuk mengambil tindakan yang lebih signifikan terhadap perubahan iklim.

Dalam beberapa minggu terakhir, mereka menghentikan lalu lintas hampir setiap hari di Berlin, dengan menempelkan diri mereka ke persimpangan dan jalan raya yang sibuk.

Selain itu, mereka juga menempelkan diri pada berbagai lukisan di Berlin dan tempat lain selama beberapa bulan terakhir.

Meski beberapa orang mendukung perjuangan mereka melindungi iklim, namun sebagian lainnya, terutama pengemudi, telah mencoba menarik para aktivis keluar dari jalan dengan menggunakan kekerasan. Padahal pejabat telah berulang kali memeringatkan pengendara untuk tidak main hakim sendiri.

Last Generation ingin Jerman untuk berhenti menggunakan semua bahan bakar fosil pada 2030. Mereka juga meminta pemerintah mengambil tindakan jangka pendek termasuk penerapan batas kecepatan umum 100 kilometer per jam di jalan raya sebagai cara untuk mengurangi emisi transportasi.

Baca Juga: Perusahaan Jerman Segera Bangun Industri Daur Ulang Sampah di Lombok

2. Serukan hukuman yang lebih keras terhadap aktivis

Perwakilan polisi, anggota peradilan, dan politisi di Jerman telah menyerukan hukuman yang lebih keras bagi aktivis iklim seperti Last Generation, termasuk penahanan preventif dan hukuman penjara yang lebih lama. Sebab, cara mereka melakukan protes mulai dianggap mengganggu.

Kepala serikat buruh polisi Deutsche Polizeigewerkschaft, Rainer Wendt, menyarankan agar Jerman dapat menerapkan aturan seperti di Bavaria. Di negara bagian selatan itu, aktivis dapat ditempatkan dalam penahanan preventif hingga 30 hari untuk mengantisipasi keikutsertaan mereka dalam blokade.

Di Berlin, penahanan preventif maksimum saat ini adalah 48 jam, yang menurut Wendt sangat ringan.

“Bukan kebetulan bahwa para aktivis memilih untuk memusatkan protes mereka di Berlin dan bukan di Munich (ibukota Bavaria),” katanya, dilansir The Guardian.

Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser, juga telah mendesak 16 negara bagian untuk bersama-sama menciptakan sikap bersatu terkait penahanan preventif.

3. Scholz berkomitmen untuk menjaga iklim

Meski Scholz mengkritik cara para aktivis iklim dalam menarik perhatian masyarakat terhadap pada pemanasan global, namun dia tetap berkomitmen untuk mengubah ekonomi Jerman menjadi lebih hijau dan lebih ramah iklim.

Pemerintah Jerman menegaskan bahwa melindungi iklim merupakan salah satu perhatian utamanya. Pemerintah sebelumnya juga mengatakan ingin memangkas emisi gas rumah kaca setidaknya 65 persen dari tingkat tahun 1990 pada 2030, dan memiliki rencana untuk meningkatkan produksi energi terbarukan sambil menghapus bahan bakar fosil secara bertahap.

Baca Juga: Dianggap Serbarkan LGBT, Warga Jerman Dideportasi dari Rusia

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya