Orang Tua AS Bingung Jelaskan soal Aksi Penembakan di Negaranya

Para orang tua khawatir dengan banyaknya aksi penembakan

Jakarta, IDN Times - Setelah penembakan terjadi di sekolah di kota Nashville, Tennessee, pada Senin (27/3/2023), Elizabeth Barese merasa perlu untuk memberitahu putranya yang berusia 11 tahun tentang kejadian tersebut. Apalagi lokasi serangan tersebut tak jauh dari rumahnya.

"Ini bukan percakapan yang ingin Anda lakukan dengan anak-anak Anda. Ini adalah keseimbangan antara bersikap jujur ​​dengan anak-anak Anda dan tidak menakut-nakuti mereka," kata Barese, dilansir CNA

Dilema yang sama juga dihadapi oleh banyak orang tua Amerika lainnya. Mereka harus menghibur anak-anak mereka, sambil menahan kesedihan dan ketakutan mereka sendiri.

Kekerasan senjata telah marak terjadi di Amerika Serikat (AS). Tragedi Nashville menjadi penembakan massal ke-131 yang terjadi sepanjang tahun ini di negara tersebut, menurut Arsip Kekerasan Senjata yang dikutip dari ABC News.

Adapun institusi pendidikan kerap menjadi sasarannya.

1. Sebanyak 376 penembakan di AS sejak 1999

Melansir AP, seorang perempuan bersenjata yang diidentifikasi sebagai Audrey Hale pada Senin melepaskan tembakan di dalam gedung Sekolah Dasar (SD) Covenant School, sekolah Kristen swasta kecil yang terletak di kota Nashville, Tennese. Tiga murid dan tiga staf tewas akibat kejadian tersebut.

Pelaku kemudian meninggal setelah aparat keamanan menembaknya di dalam gedung sekolah.

Sejak serangan di SMA Columbine pada 1999, AS telah menyaksikan 376 penembakan di sekolah. Menurut data yang dikumpulkan oleh The Washington Post, lebih dari 348 ribu siswa dilaporkan mengalami kekerasan senjata di sekolah mereka. Adapun 199 orang tewas dan 424 mengalami luka-luka. 

Baca Juga: Penembakan di SD Nashville AS Tewaskan 6 Orang, Pelaku Perempuan Muda

2. Latihan menembak mulai menjamur di sekolah

Xsavier Cleary, yang tinggal sekitar 50 kilometer dari SD Kovenan, mengatakan bahwa anak-anaknya yang berusia tiga hingga 22 tahun, tidak bisa berhenti berbicara tentang penembakan pada hari itu.

"Anak-anak seperti, 'Ayah, mereka berbicara tentang penembakan di mana-mana, radio, sekolah, berita, TV, mengapa anak-anak terbunuh'," katanya.

Cleary mengungkapkan bahwa ia sebagai orang tua harus mengajari anak-anaknya yang masih kecil tentang apa yang harus mereka lakukan dan persiapkan jika hal-buruk buruk terjadi.

"Kami tidak pernah berpikir kami harus berbicara dengan anak-anak kami tentang hal-hal seperti ini pada usia ini," ujarnya sambil menggelengkan kepala.

Latihan menembak juga telah menjamur di sekolah-sekolah di AS. Barese mengatakan, pasca-penembakan di SD Sandy Hook pada 2012 yang menewaskan 20 anak-anak dan enam orang dewasa, prasekolah tempat putrinya yang berusia tiga tahun belajar turut memulai latihan menembak.

"Itu membuatku menangis," kata perempuan tersebut.

3. Psikolog siap bantu orang tua untuk berdiskusi

Meski begitu, Barese mengatakan dirinya berterima kasih atas saran yang diberikan sekolah putranya tentang cara membicarakan tragedi tersebut. 

"Mereka tidak ingin anak-anak berbicara dengan teman mereka. Mereka ingin informasi datang dari orang tua. Mereka ingin informasinya jujur, dan tidak memberikan informasi lebih dari yang dibutuhkan," katanya.

Adapun psikolog AS selama bertahun-tahun telah menyediakan sumber daya untuk membantu orang tua menangani diskusi terkait kekerasan, termasuk di sekolah.

"Yakinkan anak-anak bahwa mereka aman. Tekankan bahwa sekolah sangat aman," bunyi tips nomor 1 dalam daftar yang dibuat oleh National Association of School Psikolog (NASP).

Seorang ibu lainnya, yang menolak menyebutkan namanya, mengatakan hal itu lebih mudah diucapkan ketimbang dilakukan. Ia bekerja di rumah sakit di mana beberapa korban SD Kovenan dibawa.

"Kamu ingin meyakinkan mereka bahwa mereka aman," katanya, dengan air mata berlinang. "Kami mengatakan kata-kata itu tetapi kami tidak mempercayainya."

Baca Juga: Tidak Ada Korban WNI dalam Penembakan di Nashville AS

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya