Paus Fransiskus Serukan Penyelesaian Konflik di Nagorno-Karabakh

Jakarta, IDN Times - Paus Fransiskus menyerukan diakhirinya konflik di Nagorno-Karabakh, wilayah mayoritas etnis Armenia di Azerbaijan, yang telah diserang oleh pasukan Azeri kemarin.
“Saya sekali lagi mengimbau semua pihak yang terlibat dan komunitas internasional untuk membungkam senjata mereka dan melakukan segala upaya untuk menemukan solusi damai,” kata Paus Fransiskus dalam audiensi mingguannya di Lapangan Santo Petrus pada Rabu (20/9/2023), dikutip Reuters.
Azerbaijan mengerahkan pasukan militernya ke Nagorno-Karabakh pada Selasa (19/9/2023), dalam upaya untuk menyingkirkan kelompok separatis Armenia yang mengendalikan sebagian wilayah tersebut. Adapun Karabakh, daerah pegunungan di wilayah Kaukasus Selatan, telah mengalami ketegangan selama beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: Agresi Militer Azerbaijan di Nagorno-Karabakh Dikecam Armenia
1. 25 orang dilaporkan tewas
Otoritas separatis Karabakh melaporkan 25 orang, termasuk dua warga sipil, tewas dan 138 lainnya luka-luka. Sementara itu, lebih dari tujuh ribu orang dari 16 desa di wilayah pegunungan tersebut telah dievakuasi usai Azerbaijan melancarkan operasi militer.
“Lebih dari 7 ribu orang telah dievakuasi dari 16 komunitas sipil di wilayah Askeran, Martakert, Martuni, Shushi di Artsakh/Nagorno-Karabakh,” kata Gegham Stepanyan, ombudsman hak asasi manusia Karabakh dalam sebuah pernyataan di media sosial.
Kelompok separatis itu juga mengatakan bahwa komunitas internasional ikut bertanggung jawab atas terjadinya pertempuran terbaru ini.
“Dengan mengabaikan peringatan tentang niat kriminal Azerbaijan dan menolak mengambil tindakan yang sesuai, semua aktor internasional yang bertanggung jawab gagal mencegah agresi Azerbaijan terhadap Artsakh,” kata kelompok itu.
Baca Juga: Belasan Tewas, Rusia Minta Gencatan Senjata di Nagorno-Karabakh
2. Negara-negara Barat dan Rusia desak Azerbaijan hentikan perang
Editor’s picks
Sejumlah negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), Prancis, dan Jerman mengutuk tindakan militer Azerbaijan, dan menyerukan agar negara itu kembali melakukan pembicaraan dengan Armenia mengenai masa depan Karabakh.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken,mengatakan dirinya telah berbicara dengan Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, dan mendesaknya untuk segera menghentikan aksi militer mereka di Nagorno-Karabakh.
“Sangat penting bagi Azerbaijan untuk meredakan situasi guna mendorong penyelesaian konflik secara damai,” tulis Blinken di X pada Rabu.
Kementerian Luar Negeri Rusia juga mendesak semua pihak untuk segera menghentikan pertumpahan darah di wilayah tersebut.
“Sehubungan dengan meningkatnya tajam konfrontasi bersenjata di Nagorno-Karabakh, kami mendesak pihak-pihak yang bertikai untuk segera menghentikan pertumpahan darah, menghentikan permusuhan dan menghilangkan korban sipil,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan yang diposting ke Telegram, dikutip dari DW.
Pasukan penjaga perdamaian Rusia sebelumnya telah dikerahkan ke Nagorno-Karabakh, sesuai dengan perjanjian gencatan senjata tahun 2020, untuk mencegah terjadinya kekerasan lebih lanjut. Namun Armenia mengatakan pasukan Rusia tidak berbuat cukup banyak dalam menangani ketegangan yang terjadi antara kedua negara.
3. PM Armenia didesak mundur
Segera setelah berita tentang intervensi militer Azerbaijan di Nagorno-Karabakh menyebar, para pengunjuk rasa mulai berkumpul di ibu kota Armenia, Yerevan. Mereka mendesak Perdana Menteri Nikol Pashinyan untuk mengundurkan diri.
Banyak masyarakat merasa tidak puas terhadap penanganan konflik oleh pemerintah. Selain itu, partai oposisi juga menuding bahwa pemerintahan Pashinyan lemah terhadap Nagorno-Karabakh.
Pada Selasa malam, dewan keamanan Armenia memperingatkan potensi kerusuhan skala besar dan mengatakan akan mulai mengambil tindakan balasan.
“Saat ini ada bahaya nyata terjadinya gejolak massal di Republik Armenia. NSC (Dewan Keamanan Nasional) akan mengambil langkah-langkah efektif untuk menjaga ketertiban konstitusional di negara tersebut,” kata NSC dalam sebuah pernyataan, dikutip Al Jazeera.
Baca Juga: Azerbaijan Cabut Blokade, Nagorno-Karabakh Akhirnya Terima Bantuan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.