Rumah Sakit Yordania Gunakan Obat Malaria untuk Obati Pasien COVID-19

Pengobatan tersebut hanya bagi pasien tahap lanjut 

Akibat merebaknya virus corona di Yordania, organisasi Food and Drug Administration (FDA) Yordania mengizinkan rumah sakit untuk menggunakan hydroxychloroquine–obat antimalaria–bersama dengan antivirus sebagai pengobatan untuk pasien COVID-19 tahap lanjut.

Menurut penelitian terbaru dari Perancis, hydroxychloroquine bisa bermanfaat untuk memerangi infeksi virus corona jika dikonsumsi dengan antivirus.

1. Pengobatan dengan hydroxychloroquine hanya dilakukan pada pasien COVID-19 yang kondisinya telah cukup serius

Rumah Sakit Yordania Gunakan Obat Malaria untuk Obati Pasien COVID-19Ilustrasi obat antimalaria hydroxychloroquine. Rheumatology.org

Melansir Al-Jazeera, kepala FDA Yordania, Dr Hayel Obeidat mengatakan bahwa organisasinya telah mengizinkan penggunaan hydroxychloroquine pada minggu (22/3), dan melegalkannya dengan mengacu pada penelitian dari Amerika Serikat dan Eropa.

"Hydroxychloroquine hanya boleh digunakan sebagai bagian dari protokol perawatan bersama dengan komponen antivirus lainnya, namun harus dengan pengawasan dokter. Ini bukan mekanisme pencegahan," jelasnya.

Obeidat juga menerangkan bahwa penggunaan hydroxychloroquine hanya diperbolehkan bagi pasien COVID-19 tahap 2 atau yang telah menderita komplikasi serius. Ia pun melarang obat antimalaria tersebut dijual di apotek demi menghindari terjadinya penimbunan.

Terkait jumlahnya, produsen obat-obatan di Yordania mempunyai pasokan hydroxychloroquine dalam jumlah besar dan menyumbangkan semuanya kepada pemerintah dalam upaya melawan wabah virus corona.

Meski begitu, Obeidat mengatakan bahwa, sejauh ini belum ada kasus infeksi COVID-19 yang cukup serius untuk dilakukannya pengobatan dengan hydroxychloroquine.

2. Hydroxychloroquine menjadi langkah pengobatan terakhir

Rumah Sakit Yordania Gunakan Obat Malaria untuk Obati Pasien COVID-19Ilustrasi seorang dokter sedang memeriksa obat-obatan. Unsplash.com/National Cancer Institute

Menurut kepala rumah sakit King Hussein Cancer Center di Yordania, Dr Asem Mansour, penelitian tentang penggunaan hydroxychloroquine sebagai pengobatan COVID-19 tidak cukup akurat secara ilmiah dalam hal ukuran dan parameter pengukurannya.

"Meski begitu, penggunaan hydroxychloroquine hanya dapat diterapkan sebagai pilihan pengobatan terakhir," ungkapnya.

3. Pemerintah Yordania berlakukan jam malam sejak hari Sabtu

Rumah Sakit Yordania Gunakan Obat Malaria untuk Obati Pasien COVID-19Militer Yordania berjaga-jaga di jalan setelah pemerintah mengeluarkan jam malam untuk mencegah penyebaran virus corona. Reuters.com

Kembali dikutip dari Al-Jazeera, Menteri Kesehatan Yordania, Dr Saad Jaber dalam konferensi pers pada minggu malam, mengumumkan munculnya 13 kasus baru positif virus corona, sehingga jumlahnya bertambah menjadi 112. Sekitar 5 ribu orang diketahui masih berada dalam karantina pemerintah di hotel-hotel di ibukota Amman dan daerah Laut Mati.

Sebagai usaha untuk memerangi wabah corona, Pemerintah Yordania telah mengumumkan keadaan darurat pada hari Kamis, dan mulai mengumumkan jam malam umum pada hari Sabtu.

Baca Juga: Gejala Virus Corona Tanda-tanda Terjangkit Corona dan Cara Pencegahan

4. Jumlah kasus akibat infeksi virus corona diprediksi akan meningkat

Rumah Sakit Yordania Gunakan Obat Malaria untuk Obati Pasien COVID-19Petugas medis tampak sedang menangani pasien-pasien terinfeksi Covid 19 di rumah sakit. Cnn.com

Dr Asem Mansour juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap penyebaran wabah virus corona di Yordania. Menurutnya, jumlah kasus infeksi akan meningkat dalam beberapa minggu mendatang.

"Tiga minggu ke depan akan menjadi masa-masa kritis, sebab orang-orang yang terkarantina mungkin akan menunjukkan gejala infeksi. Selain itu, ramainya antrian di toko roti dan makanan sebelum diberlakukan jam malam pada hari Sabtu memungkinkan banyaknya jumlah orang yang terinfeksi," katanya.

Ia berharap bahwa masyarakat Yordania dapat mematuhi arahan dari pemerintah demi mencegah infeksi yang meluas dan menghindarkan negara dari situasi yang tidak diinginkan. Apalagi, kata Mansour, Yordania memiliki unit perawatan intensif dan tempat tidur yang terbatas untuk menanggulangi wabah virus corona. 

5. Perilaku masyarakat dan kurangnya tes virus corona menjadi faktor yang dapat meningkatkan jumlah kasus infeksi

Rumah Sakit Yordania Gunakan Obat Malaria untuk Obati Pasien COVID-19Ilustrasi virus corona. Unsplash.com/CDC

Seorang profesor kedokteran di universitas nasional yang tidak disebutkan namanya juga berpendapat bahwa kasus positif COVID-19 di Yordania belum mencapai puncaknya, sebagaimana laporan Al-Jazeera

"Jika dilihat dari perilaku populasi yang tidak cukup membantu dalam beberapa minggu terakhir serta kurangnya pengujian virus corona secara meluas oleh pemerintah, saya memperkirakan adanya pertumbuhan infeksi yang eksponensial," katanya.

Ia juga memperkirakan bahwa wabah tersebut nantinya akan memakan korban jiwa, terutama dari kaum lansia.

Baca Juga: Gejala Virus Corona Tanda-tanda Terjangkit Corona dan Cara Pencegahan

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya