Sakit Kanker, Tahanan Oposisi Belarus Tak Dapat Perawatan Medis Layak

Kelompok HAM minta PBB tekan pihak berwenang Belarus

Jakarta, IDN Times - Kelompok hak asasi manusia di Belarus mendesak Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk menekan pihak berwenang di negara itu agar memberikan perawatan medis yang memadai kepada seorang tahanan oposisi yang menderita kanker parah.

Dalam permohonan banding yang diajukan pada Rabu (17/1/2024), kelompok Viasna mengatakan Ryhor Kostusiou tidak mendapatkan perawatan medis yang layak di penjara. Dia menjalani hukuman 10 tahun atas tuduhan mencoba merebut kekuasaan secara tidak sah.

“Kondisi kesehatan Kostusiou yang berusia 67 tahun telah memburuk secara serius," kata Viasna, dalam permohonannya kepada pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Belarus Anais Marin, dikutip Associated Press.

"Syarat menjalani hukuman pidana tidak mempertimbangkan kondisi kesehatannya yang serius, tidak memungkinkan dia mendapatkan perawatan yang berkualitas dan membahayakan nyawanya."

Kelompok tersebut meminta pelapor untuk mengirimkan permohonan mendesak kepada pihak berwenang, dan meminta mereka memberikan perawatan yang tepat kepada Kostusiou.

Baca Juga: Telat Ditangani Medis, Tahanan Politik Belarus Tewas di dalam Penjara

1. Kostusiou ditangkap pada 2021 menyusul protes massal yang melanda Belarus

Kostusiou, ketua partai Front Populer Belarus, ditangkap pada 2021 dalam tindakan keras terhadap oposisi pemerintah. Hal ini terjadi setelah protes besar-besaran melanda Belarus usai Presiden otoriter Alexander Lukashenko memenangkan pemilu pada Agustus 2020 yang memberinya masa jabatan keenam. Oposisi dan negara-negara Barat menilai pemungutan suara tersebut dilakukan dengan cara curang.

Sekitar 35 ribu orang telah ditahan sejak protes tersebut dimulai. Saat ini, lebih dari 1.400 tahanan politik masih berada di balik jeruji besi, termasuk pendiri Viasna dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian pada 2022, Ales Bialiatski.

2. Seorang tahanan politik baru-baru ini meninggal akibat telat dibawa ke rumah sakit

Pada Senin (15/1/2024) Viasna mengatakan bahwa tahanan politik lainnya, Vadzim Khrasko, telah meninggal akibat pneumonia setelah pihak berwenang terlambat membawanya ke rumah sakit dan mengabaikan permintaan tolongnya.

Khrasko meninggal pada 9 Januari, tetapi lembaga pemasyarakatan baru melaporkan kematiannya baru-baru ini.

Pakar teknologi informasi itu meninggal pada usia 50 tahun setelah menjalani hukuman tiga tahun penjara. Ia dikurung di balik jeruji besi akibat tuduhan memberikan sumbangan kepada kelompok oposisi yang dicap ekstremis oleh pemerintah.

Baca Juga: Belarus Dituding Bawa Anak Ukraina untuk Dilatih Militer

3. Para tahanan juga alami serangkaian penindasan

Aktivis politik Leanid Sudalenka, yang juga pernah dipenjara, mengungkapkan bahwa ia hampir meninggal saat wabah COVID-19 melanda. Dia mengatakan, dirinya dan tahanan politik lainnya juga harus mengenakan tanda kuning di seragam mereka agar mudah dikenali oleh para penjaga, yang menurutnya sering menindas, menganiaya, dan mempermalukan mereka.

Sudalenka mengatakan metode penindasan di sana cukup beragam, mulai dari dikurung di fasilitas khusus, diputuskan dari akses informasi, hingga dilarang bertemu dengan pengacara ataupun mendapatkan perawatan medis.

Beberapa tahanan bahkan tidak selamat di dalam penjara, termasuk artis Ales Pushkin yang meninggal pada Juli 2023 dan Vitold Ashurak pada 2021.

Baca Juga: Krisis Demokrasi Belarus Ancam Etnis Minoritas Polandia

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya