Turki Siap Bangun Kembali Situs Bersejarah di Antakya Usai Gempa

Antakya merupakan destinasi wisata populer di Turki Selatan

Jakarta, IDN Times - Kota tua Antakya, yang terletak di bagian selatan Turki, termasuk area terdampak akibat gempa besar yang mengguncang Turki dan Suriah pada 6 Februari lalu. 

Sejumlah bangunan bersejarah mengalami kerusakan parah. Masjid Habibi-i Neccar, yang dibangun sejak 638 Masehi, kini menara dan kubahnya runtuh. Begitu juga dengan Gereja Ortodoks Yunani yang sekarang hanya menyisakan puing-puing.

"Gempa bumi telah merusak struktur bangunan dari berbagai zaman dan budaya, dari benteng Romawi, masjid bersejarah, gereja suci hingga sejumlah denominasi Kristen," kata Bénédicte de Montlaur, presiden dan CEO World Monuments Fund, kepada NPR. 

Otoritas Turki mengatakan, rekonstruksi bangunan bersejarah di Antakya akan dimulai secepatnya.

1. Rekonstruksi bangunan bersejarah di Antakya dimulai segera

Wakil direktur jenderal warisan budaya dan museum di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Turki, Yahya Coşkun, mengatakan bahwa asesmen kerusakan di Antakya hampir selesai. Bagian penting dari bangunan bersejarah tersebut sedang diselamatkan.

Ia mengatakan, upaya rekonstruksi akan dimulai pada Maret ini. Proses yang akan dipimpin oleh kementerian tersebut akan melibatkan pakar, akademisi, dan lembaga kebudayaan nasional maupun internasional.

“Prioritas akan diberikan untuk membangun peninggalan publik termasuk monumen, masjid, gereja, rumah bersejarah, setelah itu baru peninggalan milik pribadi akan dikelola,” kata Coşkun, dilansir Al Jazeera. 

“Kami memiliki desain dan relief sebagian besar bangunan bersejarah. Bangunan-bangunan ini akan dipugar sesuai dengan (desain) asli dan bahan aslinya akan digunakan sebanyak mungkin," tambahnya. 

Baca Juga: Belum Sembuh dari Gempa, Erdogan Mau Pemilu Turki Digelar Mei 2023

2. Lindungi orang Antakya terlebih dahulu

Editor di platform Nehna, Emre Can Dağlıoğlu, mengatakan bahwa rekonstruksi terhadap bangunan bersejarah di Antakya harus dipertimbangkan dengan hati-hati 

“Ini harus dilakukan secara kolektif, tidak hanya oleh pemerintah dari atas ke bawah, tetapi dari semua sektor, organisasi lokal, asosiasi dan individu, untuk memikirkan bagaimana kita harus membangun kembali kota dari nol,” kata Dağlıoğlu.

Menurutnya, hal yang perlu dilakukan saat ini adalah membantu orang-orang yang terlantar akibat gempa agar dapat kembali ke Antakya. Sebab, salah satu daya tarik kota tersebut adalah keragaman masyarakatnya.

“Apa yang membuat Antakya indah adalah tatanan sosialnya yang khas, koherensi sosialnya, populasinya yang beragam, dan kita harus menemukan cara untuk mengembalikan orang-orang ini, Yahudi, Armenia, Alevis, Kristen Ortodoks, Turki, Kurdi, pengungsi Suriah, ke kota," ucapnya.

“Kita harus mengurus orang-orang terlebih dahulu, karena tidak ada artinya membangun kembali semua situs keagamaan ini tanpa masyarakatnya," tambahnya. 

3. Upaya restorasi bangunan di Turki dinilai buruk

Tufan Kaya, anggota LSM Turki yang mempelajari konservasi warisan budaya, mengungkapkan bahwa meskipun beberapa proyek restorasi di Turki telah memenangkan hadiah internasional, namun realisasinya secara umum cukup buruk.

Dia mengatakan, restorasi sering dirusak oleh tender murah yang diberikan kepada perusahaan konstruksi yang tidak punya keahlian terkait peninggalan sejarah. Akibatnya, mereka menggunakan material baru dan teknik bangunan yang kerap tidak sesuai secara estetika maupun struktural.

“Restorasi benar-benar berbeda dari bagian lain (industri konstruksi). Ini bukan bisnis, tidak boleh dilakukan dengan tender yang diberikan kepada siapa pun yang membayar dengan harga termurah, jika Anda melakukan restorasi seperti itu, hasilnya akan mengerikan,” kata Kaya.

Sama seperti masalah yang ditemukan di kota-kota lain di seluruh Turki, bangunan bersejarah di Antakya juga tidak mengikuti standar aturan bangunan saat proses renovasi, keluhnya.

“Peraturan Turki sempurna di atas kertas. Tapi, secara praktis, orang tidak menerapkannya," demikian pengamatan Kaya. 

Baca Juga: Ribuan Bangunan Runtuh saat Gempa, Turki Selidiki 612 Orang

4. Sejarah Antakya

Antakya, yang secara historis dikenal sebagai Antiokhia, dibangun pada 300 SM oleh Seleucus I Nicator, jenderal terkemuka Alexander Agung dan pendiri Kekaisaran Seleukia.

Lantaran lokasinya yang strategis, Antiokhia menjadi pusat perdagangan utama di sepanjang rute yang menghubungkan Mediterania ke Asia. Kota ini pernah dikuasai oleh kekaisaran Romawi, Bizantium, Kekhalifahan Arab Rashidun, Seljuk, Tentara Salib, Mamluk, hingga Ottoman.

Kota ini juga disebut dalam Perjanjian Baru sebagai tempat orang Kristen pertama kali disebut Kristiani

Setelah Perang Dunia I, kota dan provinsinya Hatay jatuh di bawah mandat Prancis dan menjadi Negara Hatay sampai 1938. Setelah itu, Hatay bergabung dengan Turki pada tahun berikutnya.

Sepanjang sejarah, kota ini telah mengalami beberapa kali kerusakan dan rekonstruksi akibat gempa bumi dan konflik. Masjid Habibi-i Neccar sempat hancur akibat gempa bumi pada 1853, namun dibangun kembali oleh Kesultanan Utsmaniyah.

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya