UEA Siap Bantu Suriah Berdamai dengan Seluruh Negara Arab

Assad kunjungi UEA setelah melawat ke Oman

Jakarta, IDN Times - Presiden Suriah Bashar al-Assad tiba di Uni Emirat Arab (UEA) pada Minggu (19/3/2023), dalam kunjungan keduanya ke negara Teluk sejak gempa dahsyat melanda Turki dan Suriah bulan lalu.

Assad, yang tiba bersama istrinya Asma dan delegasi pejabat Suriah, disambut oleh Presiden UEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan.

Sheikh Mohammed melalui Twitter mengatakan, mereka mengadakan pembicaraan konstruktif yang bertujuan untuk mengembangkan hubungan antara kedua negara.

“Diskusi kami juga untuk mengeksplorasi cara meningkatkan kerja sama untuk mempercepat stabilitas dan kemajuan di Suriah dan di kawasan itu,” tambah Sheikh Mohammed.

Melansir AP, kunjungan Assad ke UEA menandai kelanjutan dari pencairan hubungan antara Suriah dan negara-negara Arab lainnya. Selama lebih dari satu dekade, Liga Arab yang beranggotakan 22 negara telah menangguhkan keanggotaan Damaskus atas tindakan brutal al-Assad terhadap warga sipil selama perang.

Bulan lalu, presiden Suriah itu juga melakukan kunjungan serupa ke Oman.

1. UEA ingin hubungan Suriah dan Arab membaik

Menurut Sheikh Mohammed, Suriah sudah terlalu lama absen dalam dinamika dunia Arab sudah seharusnya mereka aktif kembali. 

Dalam pertemuan di istana negara itu, presiden UEA menyerukan upaya untuk memfasilitasi repatriasi pengungsi Suriah dan mendukung perbaikan hubungan antara Suriah dan Turki, yang selama bertahun-tahun mendukung pemberontak yang melawan pemerintah Assad, dilansir DW.

Sementara itu, presiden Suriah juga memuji peran UEA meningkatkan hubungan antara negara-negara Arab. Assad mengatakan bahwa sesama negara Arab harus menjalin hubungan persaudaraan. Adapun pemutusan hubungan telah menjadi prinsip yang salah dalam politik, katanya.

Menurut laporan kepresidenan Suriah, Asma dijadwalkan bertemu dengan Sheikha Fatima binti Mubarak yang merupakan ibu dari presiden UEA dan dianggap sebagai Bunda Bangsa di negara tersebut, melansir Al Jazeera.

Baca Juga: Penyelidik PBB Kecam Lambatnya Bantuan untuk Korban Gempa Suriah

2. Gempa bumi telah percepat perbaikan hubungan Suriah-Arab

Simpati internasional setelah gempa melanda kawasan Suriah dan Turki tampaknya telah mempercepat pemulihan hubungan regional, yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

“Pendekatan dan upaya UEA terhadap Suriah adalah bagian dari visi yang lebih dalam dan pendekatan yang lebih luas untuk memperkuat stabilitas Arab dan regional,” kata penasihat senior presiden UEA, Anwar Gargash.

Mengutip Al Jazeera, UEA telah menjanjikan bantuan lebih dari 100 juta dolar AS juta untuk membantu wilayah Suriah yang terdampak gempa. Negara itu juga mengirimkan regu penyelamatan, ribuan ton barang bantuan darurat, dan perawatan medis untuk korban gempa Suriah di rumah sakit Emirat.

Menteri luar negeri UEA, Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan, pada bulan lalu juga menjadi pejabat senior Arab pertama yang mengunjungi Suriah pasca-gempa.

Analis UEA, Abdulkhaleq Abdulla, mengatakan bahwa Abu Dhabi dan negara Arab lainnya telah yakin untuk berdamai dengan Suriah dan menerima kembali negara tersebut di Liga Arab.

“UEA mempelopori upaya untuk berdamai dengan musuh masa lalu dan mengubah mereka menjadi teman masa depan,” kata Abdulla kepada kantor berita AFP.

3. Rekonsiliasi diharapkan dapat bantu alirkan dana untuk Suriah

Bank Dunia mengatakan pada Minggu, produk domestik bruto Suriah diperkirakan akan naik sebesar 5,5 persen pada 2023 setelah gempa. Adapun total kerugian ekonomi dan kerusakan fisik akibat bencana itu diperkirakan mencapai 5,2 miliar dolar AS. Jumlah tersebut belum termasuk kerusakan sebelumnya akibat perang.

Melansir AP, Damaskus berharap rekonsiliasi regional akan membantu aliran dana untuk membangun kembali negara tersebut. Meski begitu, sejumlah analis mengatakan hal itu tidak mungkin terealisasikan dalam skala besar untuk saat ini.

Alasannya, Suriah belum mengimplementasikan resolusi Dewan Keamanan PBB 2254 yang diadopsi pada Desember 2015 tentang penyelesaian konflik di Suriah. Resolusi tersebut menjadi syarat utama dari Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) untuk normalisasi hubungan dengan Damaskus.

Baca Juga: Sederet Aturan Arab Saudi Selama Bulan Ramadan  

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya