Suhu Antarktika Capai Rekor Terpanas, Lebih Panas dari Puncak Bogor

Sampai 18,3 derajat celsius, lho

Esperanza, IDN Times - Benua Antarktika yang selalu diselimuti salju tebal sering dianggap sebagai wilayah terdingin di dunia. Tapi siapa sangka, saat ini Antarktika mencapai suhu terpanasnya yaitu 18,3 derajat celcius. Bahkan, suhu di sana masih lebih panas dari suhu rata-rata kawasan Puncak, Bogor.

Informasi ini diperoleh dari cuitan akun badan meteorologi Argentina pada Jumat (7/2) waktu setempat. Sembari menunjukkan sebuah alat pengukur suhu di pusat penelitian Esperanza, cuitan tersebut mengatakan bahwa suhu Antarktika saat ini merupakan yang tertinggi sejak 1961.

1. Suhu terpanas sejak 1961

Melansir laman The Guardian, hasil catatan Esperanza memecahkan rekor suhu benua Antarktika. Prof James Renwick, seorang ilmuwan iklim di Victoria University of Wellington yang juga anggota adhoc komite Organisasi Meteorologi Dunia telah memverifikasi catatan sebelumnya di Antartika. Ia mengatakan kepada Guardian Australia bahwa komite kemungkinan akan berkumpul untuk memeriksa catatan Esperanza kali ini.

"Tentu saja catatan itu perlu diperiksa, tetapi sambil menunggu cek itu, itu adalah catatan yang benar-benar valid dan stasiun suhu terawat dengan baik." ujarnya.

“Ini adalah catatan yang mengesankan karena baru lima tahun sejak rekor sebelumnya ditetapkan dan ini hampir satu derajat celcius lebih tinggi. Ini adalah tanda pemanasan yang telah terjadi di sana yang jauh lebih cepat daripada rata-rata global," ungkapnya.

Perlu diketahui, catatan rekor suhu Antarktika sebelumnya berada di bulan Maret 2015 yaitu sebesar 17,5 derajat celcius.

2. Bisa dipengaruhi oleh cuaca

Suhu Antarktika Capai Rekor Terpanas, Lebih Panas dari Puncak Bogorilustrasi Antarktika. Unslpash/noaa

Renwick menambahkan, rekor suhu di Esperanza adalah salah satu yang paling lama berjalan di seluruh benua.

“Untuk memiliki rekor baru dengan cepat itu mengejutkan, tetapi siapa yang tahu berapa lama itu akan bertahan? Mungkin tidak selama itu,” tuturnya.

ia menjelaskan bahwa suhu yang lebih tinggi di wilayah itu cenderung bertepatan dengan angin barat laut yang kuat bergerak menuruni lereng gunung. Fiitur pola cuaca tersebut memang terjadi di sekitar Esperanza dalam beberapa hari terakhir.

Selain itu, memang ada pola cuaca yang kompleks di daerah itu. Tetapi catatan Esperanza kemungkinan merupakan kombinasi dari variabilitas alami dan pemanasan global yang disebabkan oleh meningkatnya kadar gas rumah kaca di atmosfer.

3. Bisa berakibat meningkatnya permukaan air laut

Suhu Antarktika Capai Rekor Terpanas, Lebih Panas dari Puncak BogorIlustrasi Global Warming. Unsplash/ Roxanne Desgagnés

Sementara itu, Prof Nerilie Abram, seorang ilmuwan iklim di Australian National University, telah melakukan penelitian di Pulau James Ross di ujung utara semenanjung mengatakan bahwa kenaikan suhu kecil di Antarktika sebenarnya bisa berdampak besar dalam runtuhnya rak-rak es di sana.

"Bahkan peningkatan kecil dalam pemanasan dapat menyebabkan peningkatan besar dalam energi untuk mencairkan es. Konsekuensinya adalah runtuhnya rak es di sepanjang semenanjung," tuturnya.

Karena rak es sudah mengapung di lautan, lanjut Abram, keruntuhannya tidak secara langsung berkontribusi pada naiknya permukaan laut. Tetapi Abram mengatakan rak-rak itu berfungsi sebagai sumbat, membantu menjaga agar lapisan es tetap stabil. Melelehnya lapisan es berkontribusi tetap terhadap naiknya permukaan laut karena melekat pada daratan.

Baca Juga: 5 Negara yang Terancam Tenggelam, Bukti Nyata Pemanasan Global

Fitria Nur Madia Photo Verified Writer Fitria Nur Madia

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya