Kelompok Sayap Kanan Denmark Bakar Al-Qur'an Sambil Live di Facebook

Turki kecam aksi pembakaran Al Qur'an

Jakarta, IDN Times - Peristiwa pembakaran Al-Qur'an kembali terjadi di Denmark. Kali ini tindakan tersebut dilakukan oleh kelompok sayap kanan Denmark, Patrioterne Gar.

Mereka melakukan siaran langsung di Facebook ketika aksi itu dilakukan pekan lalu. Dalam tayangan itu, terlihat para pendukung membawa sejumlah tulisan dan membakar Al-Qur'an dan Bendera Turki.

Baca Juga: Swedia Akhirnya Larang Pembakaran Al-Qur'an saat Demo 

1. Turki kecam aksi pembakaran Al-Qur'an

Kelompok Sayap Kanan Denmark Bakar Al-Qur'an Sambil Live di FacebookIlustrasi Bendera Turki yang dipegan oleh warga Turki (ANTARA FOTO/Reuters/Murad Sezer)

Kementerian Luar Negeri Turki mengecam aksi tersebut. Mereka menyebut, tindakan tersebut sebagai hinaan dan tidak akan pernah menerimanya walau atas nama kebebasan berekspresi.

"Tindakan ini yang dilakukan saat Ramadan, sekali lagi menunjukkan Islamofobia, diskriminasi, dan xenophobia yang telah mencapai tingka mengkhawatirkan di Eropa dan tak pernah ada pelajaran yang diambil dari sebelumnya," ujar Kementerian Luar Negeri Turki seperti dikutip Daily Sabah.

Kementerian Pertahanan Nasional Turki juga menyebut, pembakaran Al-Qur'an sebagai tindakan terkutuk, keji, biadab, dan menjijikan. Mereka menilai sikap Denmark ini bertentangan dengan semangat aliansi dan nilai universal yang dimiliki sekutu NATO.

2. Pembakaran Al-Qur'an di Demark bukan pertama kali

Kelompok Sayap Kanan Denmark Bakar Al-Qur'an Sambil Live di FacebookIlustrasi Alquran (IDN Times/Umi Kalsum)

Pembakaran Al-Qur'an di Denmark ini bukan yang pertama kalinya terjadi.  Sebelumnya, politikus sayap kanan Rasmus Paludan juga melakukan aksi serupa di depan Kedutaan Besar Turki di Swedia dan di depan Kedutaan Besar Turki.

Pembakaran kitab suci umat Muslim ini diduga karena blokade Turki terhadap Swedia yang menginginkan menjadi anggota NATO. Dalam sebuah wawancara dengan media Swedia, Paludan mengaku akan terus membakar Al-Qur’an sampai Swedia menjadi anggota NATO.

“Saya akan mengumumkan bahwa ini kesalahan Erdogan. Ia tidak ingin Swedia masuk NATO. Saya harus mengajari dia kebebasan berbicara,” kata Paludan.

Paludan juga mengatakan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan-lah yang memutuskan berapa lama ‘kampanye’ bakar Al-Qur’an ini akan berlangsung.

“Ketika Swedia bergabung dengan NATO, seumur hidup saya tidak akan pernah lagi membakar Al-Qur’an di depan Kedubes Turki,” ucap Paludan.

3. Politikus sayap kanan Belanda juga bakar Al-Qur'an

Kelompok Sayap Kanan Denmark Bakar Al-Qur'an Sambil Live di FacebookIlustrasi Al Quran (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Politikus sayap kanan Belanda, Edwin Wagensveld melakukan hal yang sama. Bedanya, ia merobek halaman salinan Al-Qur’an terlebih dahulu dan membakarnya di dalam panci.

“Tindakan tercela yang sudah terjadi di Swedia kini terjadi juga di Belanda. Mereka menghina nilai-nilai suci kami dan melakukan kejahatan rasial. Jelas ini Islamofobia, diskriminasi dan xenofobia yang tidak mengenal batas di Eropa,” sebut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Turki.

Insiden ini terjadi di Ibu Kota Belanda, Den Haag. Wagensveld merupakan pemimpin kelompok Islamofobia Pegida.

Baca Juga: ASEAN Kutuk Pembakaran Al-Qur'an di Swedia dan Denmark

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya