Menlu Retno: RI Tidak akan Jadi Pangkalan Militer untuk Negara Asing!

Termasuk bagi Amerika Serikat dan Tiongkok

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan bahwa Indonesia tidak akan menyerahkan wilayahnya untuk negara asing mana pun. Pernyataan ini sekaligus menegaskan bahwa tidak ada wilayah di Indonesia yang akan dijadikan pangkalan militer oleh Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

"Politik bebas aktif terus kita lakukan. Beberapa waktu ini ada yang mengatakan Indonesia jadi pangkalan militer Tiongkok dan AS. Bahwa dengan politik bebas aktif Indonesia tidak akan menyertakan teritori untuk negara asing manapun," kata Retno saat jadi pembicara dalam Bodjong Festival yang digelar secara virtual, Minggu (1/11/2020).

1. Indonesia coba menjembatani rivalitas negara-negara di dunia

Menlu Retno: RI Tidak akan Jadi Pangkalan Militer untuk Negara Asing!Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika memberikan briefing (Dokumentasi Kemenlu)

Di tengah situasi pandemik COVID-19 saat ini, Retno menyampaikan bahwa rivalitas antar negara masih begitu kental. Tiongkok dan AS misalnya, kedua negara besar itu terus-terusan berseteru.

Indonesia, lanjut Retno, saat ini coba menjembatani hubungan kedua negara. Apalagi, Negeri Paman Sam dan Negeri Tirai Bambu merupakan mitra dagang terbesar Indonesia.

"Dunia dipenuhi rivalitas antara AS dan Tiongkok. Di mana di tengah pandemik perlu kerja sama. Sayangnya realitas semakin tajam. Indonesia dengan segala macam kemampuan berusaha menjembatani," ucap dia.

Baca Juga: Bertemu Menlu Pompeo, Jokowi Ingin AS Jadi Sahabat Sejati bagi RI

2. Tiongkok disebut mau bangun pangkalan militer di Indonesia

Menlu Retno: RI Tidak akan Jadi Pangkalan Militer untuk Negara Asing!IDN Times/ Mela Hapsari

Diberitakan sebelumnya, dalam laporan tahunan dari Departemen Pertahanan AS ke Kongres, yang berjudul "Perkembangan Militer dan Keamanan yang Melibatkan Republik Rakyat China 2020", mereka menyebut bahwa Tiongkok sedang berupaya membangun pangkalan militer di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Dalam laporan disebutkan pemerintahan Presiden Donald Trump mengatakan langkah Tiongkok itu bertujuan untuk memungkinkan PLA/Tentara Pembebasan Rakyat memproyeksikan dan mempertahankan kekuatan militer pada jarak yang lebih jauh.

"Di luar pangkalannya di Djibouti, Tiongkok kemungkinan besar sudah mempertimbangkan dan merencanakan fasilitas logistik militer tambahan untuk mendukung proyeksi angkatan laut, udara, dan darat," bunyi laporan itu.

3. AS serang Tiongkok soal muslim Uighur

Menlu Retno: RI Tidak akan Jadi Pangkalan Militer untuk Negara Asing!Menlu Mike Pompeo ketika berdialog dengan GP Ansor (Tangkapan layar YouTube)

Bagaikan berbalas pantun, kunjungan Menteri Luar Negeri AS Michael “Mike” Pompeo ke Indonesia menjadi bukti ke sekian memburuknya hubungan AS dengan Tiongkok.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebutkan tindakan Tiongkok kepada Muslim Uighur di Xinjiang adalah contoh sikap Tiongkok yang mengancam umat beragama.

"Ancaman terbesar bagi masa depan kebebasan beragama adalah peran Partai Komunis China terhadap orang-orang dari umat mana pun, Muslim, Buddha, Kristen, juga praktisi Falun Gong," kata Pompeo dalam acara dialog dengan organisasi massa Islam, yang digelar Gerakan Pemuda Anshor, di sebuah hotel di Jakarta (29/10/2020).

Pompeo juga mengajak Indonesia tidak mempercayai klaim Tiongkok bahwa program Beijing di Xinjiang adalah untuk berantas terorisme dan kemiskinan.

"Namun Anda dan kita semua tahu bahwa tidak ada pembenaran atas pemberantasan terorisme dengan membuat Muslim Uighur memakan daging babi pada bulan Ramadhan, atau menghancurkan sebuah pemakaman Muslim," kata Pompeo.

"Tidak ada pembenaran atas pengurangan kemiskinan dengan memaksa sterilisasi atau mengambil anak-anak dari orang tua mereka untuk diajar kembali di sekolah asrama yang dijalankan oleh negara," dia menambahkan.

Baca Juga: Tanggapi Menlu Pompeo, Tiongkok Tuding AS Bikin Muslim Menderita

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya