RI Gandeng Norwegia dan Tiongkok untuk Temukan Vaksin COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan Indonesia tengah menjalin kerja sama dengan beberapa negara dalam proses pengadaan vaksin COVID-19. Dua di antaranya adalah Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), yang berbasis di Norwegia, dan Sinopec, yang berbasis di Tiongkok.
"Kita menjalin kerja sama dengan para pihak yang sudah kita hubungi antara lain adalah dengan CEPI, tetapi persisnya ada di Norwegia, CEPI ini adalah vaksin yang memang jenisnya rekayasa genetik," ujarnya dalam diskusi virtual 'Tren Geopolitik Dunia di Tengah COVID-19', Jumat (12/6).
1. Retno ingatkan pandemik COVID-19 agar lebih mengupayakan kemandirian di bidang kesehatan
Retno meyampaikan bahwa Indonesia tidak hanya ingin memproduksi vaksin secara mandiri, tetapi juga mendorong kemandirian di industri kesehatan. Di tengah pandemik COVID-19 ini, susah seharusnya bisa dioptimalkan untuk mendorong kemajuan industri kesehatan dalam negeri.
"Dan ini tentu memerlukan komitmen politik yang sangat tinggi. Pandemik ini mengingatkan kita untuk segera membentuk kemandirian di bidang kesehatan," tutur Retno.
Baca Juga: Terus Berupaya Temukan Vaksin COVID-19, Indonesia Libatkan Tiongkok
2. RI selalu suarakan aksesibilitas vaksin dengan harga terjangkau
Editor’s picks
Retno menambahkan, Indonesia selalu menyuarakan akses vaksin COVID-19 yang terjangkau di dalam beberapa kesempatan forum internasional. Salah satunya Forum World Health Assembly (WHA) 73 yang digelar pada 18-19 Mei 2020.
"Di semua pertemuan internasional, Indonesia terus menyuarakan pentingnya aksesibilitas vaksin dengan harga terjangkau bagi semua negara, termasuk negara berkembang dan least developed countries," ungkap dia.
3. Retno ingatkan pentingnya kerja sama dan kolaborasi di tengah pandemik COVID-19
Disisi lain, Retno juga menegaskan pentingnya kerja sama dan kolaborasi semua pihak di tengah pandemik COVID-19. Tanpa komitmen tersebut, sulit sebuah negara melawan dampak dari wabah tersebut.
"Beberapa pengamat mengatakan bahwa what is killing us is not connection but it is connection without cooperation. Hubungan ada tapi kerja sama kok kelihatan tiba-tiba gak ada. Jadi kunci kerja sama dan kolaborasi sangat penting artinya," tegas dia.
Baca Juga: Ini Kabar Terbaru Vaksin dan Inovasi untuk Atasi COVID-19 di Indonesia