Perayaan Malam Tahun Baru Berbagai Negara di Tengah Pandemik

Perayaan tahun baru tanpa kerumunan

Jakarta, IDN Times – Perayaan malam pergantian tahun adalah momen paling ditunggu-tunggu bagi warga dunia, karena keindahan langit pada saat malam tahun baru biasanya dihiasi kemeriahan kembang api dan berbagai acara menarik lainnya.

Namun tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, malam pergantian tahun ini warga dunia tengah menghadapi pandemik. Praktis, perayaan malam tahun baru banyak ditiadakan di banyak negara demi mencegah penularan COVID-19. Kendati, ada beberapa negara yang menggelar perayaan dengan cara berbeda. 

Lantas, bagaimana perayaan malam pergantian tahun di berbagai belahan benua di tengah pandemik?

Baca Juga: Tahun Baru di Taiwan, 16 Ribu Kembang Api Bentuk Cinta untuk Nakes

1. Kembang api cinta penghormatan pada nakes hingga konser daring BTS di Taiwan dan Korea Selatan

Perayaan Malam Tahun Baru Berbagai Negara di Tengah Pandemik(facebook.com/Taipei101.official)

Salah satu negara di Asia yang merayakan malam pergantian tahun dengan cara unik adalah Taiwan. Warga di negara ini merayakan malam pergantian tahun di gedung pencakar langit Taipei 101 dengan menyalakan 16 ribu kembang api selama 5 menit.

Acara tersebut mengusung tema "cinta" yang ditujukan untuk menghormati para tenaga medis dunia yang masih berusaha memerangi pandemik COVID-19. Tak tanggung-tanggung, pertunjukan tersebut menelan biaya sekitar Rp12 miliar.

"Sebagai penghormatan kepada tenaga medis di seluruh dunia atas upaya mereka untuk memerangi pandemik COVID-19," tutur Chang Ketua Taipei 101. 

Sementara, di Korea Selatan warga merayakan malam tahun baru dengan tidak mengadakan upacara dering lonceng Bosingak di Seoul seperti pada tahun-tahun sebelumnya, karena seluruh dunia sedang memerangi COVID-19. Negeri gingseng ini hanya mengadakan konser musik daring dengan menghadirkan salah satu boyband tersohor, BTS.

2. Minum anggur hingga memecahkan piring ke tembok di Denmark dan Spanyol

Perayaan Malam Tahun Baru Berbagai Negara di Tengah PandemikIDN Times/Febriyanti Revitasari

Sementara perayaan malam pergantian tahun di benua Eropa, umumnya dilakukan pembatasan jam malam. Sehingga warga lebih banyak di rumah.

Seperti di Denmark warga merayakannya dengan tradisi memecahkan piring ke tembok atau pintu. Tradisi ini tetap bisa digelar meski pandemik, karena bisa dilakukan di rumah masing-masing.

Pecahan kaca dan piring itu diyakini bisa membawa keberuntungan dan biasanya pemilik rumah menyediakan piring yang sudah tidak digunakan lagi.

Di Spanyol, juga perayaan malam tahun baru yang unik, yakni mengonsumsi 12 anggur, masih bisa tetap dilakukan bersama keluarga di tengah pandemik.

Warga percaya mengonsumsi anggur bisa menangkal hal-hal buruk. Tradisi yang disebut “Las doce uvas de la buena suerte” ini dilakukan 12 detik sebelum memasuki pukul 00.00.

Sedangkan di Inggris, Wakil kota London Saqid Khan memilih merayakan malam tahun baru dengan menampilkan tayangan tayangan keindahan Kota London secara daring kepada warganya melalui siaran televisi.

"Kami tidak boleh kehilangan kesempatan itu, karena malam Tahun Baru hal yang sangat ditunggu seluruh dunia untuk melihat betapa indahnya kota kami. Terutama selama resesi, kami perlu terus berinvestasi di kota kami dan kepada orang-orang yang datang ke London," katanya.

3. New York merayakan acara New Year’s Eve Ball secara daring

Perayaan Malam Tahun Baru Berbagai Negara di Tengah Pandemikpexels.com/Luis Dalvan

Di New York, Amerika Serikat, perayaan malam tahun baru dimeriahkan dengan penurunan bola besar di Time Square untuk melengkapi penghitungan mundur menuju 1 Januari 2021.

Bola itu disebut New Year’s Eve Ball. Karena kondisi dunia yang sedang memerangi COVID-19 New Year’s Eve Ball, yang disiarkan langsung di televisi, sehingga masyarakat tetap bisa menikmati perayaannya di rumah.

Baca Juga: [UPDATE] Awal 2021, 83 Juta Orang di Dunia Terinfeksi COVID-19

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya