Pujangga Ternama Mesir Nawal El Saadawi Tutup Usia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pujangga ternama sekaligus aktivis feminis, penulis, dokter, dan juga psikiater ternama Mesir, Nawal El Saadawi meninggal dunia pada usia 89 tahun.
El Saadawi tutup usia di Rumah Sakit Kairo setelah sakit yang cukup lama, kata putrinya, Mona Helmy, seperti dilansir Aljazeera, Senin (22/3/2021).
Seorang tokoh media terkenal di dunia Arab, Faisal al-Qassem turut berduka cita atas kepergian El Saadawi.
"Dr Nawal El Saadawi, advokat paling terkenal untuk emansipasi wanita dalam sejarah Arab modern, telah meninggal," katanya dalam cuitan di Twitter-nya.
Baca Juga: 6 Fakta Menarik Voltaire, Sang Filsuf dan Sastrawan Penyuara Keadilan
1. Pejuang revolusi gender yang banyak menulis buku
El Saadawi lahir di Desa Kafir Tahla pada 1931. Ia terkenal sebagai penulis produktif dan seorang feminis terkemuka yang merevolusi diskusi tentang gender dalam masyarakat yang konservatif.
Selama hidupnya, El Saadawi telah menulis lebih dari 55 buku. Salah satunya buku berjudul Women and Sex yang terbit pada 1972. Namun El Saadawi menjadi terkenal dengan novelnya yang diterjemahkan secara luas berjudul Women at Point Zero pada 1975.
2. Penulis kontroversial tentang feminisme
Editor’s picks
El Saadawi memiliki ciri feminisme yang blak-blakan. Dia menulis tentang topik kontroversial, termasuk poligami dan sunat pada wanita.
Pada 1993, El Saadawi pindah ke di Universitas Duke, Carolina Utara, Amerika Serikat, dan menjadi penulis di departemen bahasa Asia dan Afrika selama tiga tahun.
Dia kembali ke Mesir dan pada 2005 mencalonkan diri sebagai presiden, tetapi membatalkan pencalonannya setelah menuduh pasukan keamanan tidak mengizinkannya mengadakan demonstrasi.
Buku-bukunya yang kritis diterbitkan dalam banyak bahasa dan juga ditujukan pada feminis Barat, termasuk temannya Gloria Steinem, dan kebijakan yang dianut para kepala negara seperti invasi mantan Presiden AS George W Bush ke Irak dan Afghanistan.
3. Diancam pembunuhan hingga pernah dipenjara presiden Mesir
Selama hidupnya, El Saadawi kerap menerima banyak ancaman pembunuhan. Ia bahkan pernah dipenjarakan mantan Presiden Mesir Anwar Sadat dan juga dikutuk otoritas Muslim Sunni tertinggi di Mesir, Al-Azhar.
Begitu juga pada masa pemerintahan Presiden Hosni Mubarak, ia juga masuk daftar abu-abu.
"Meskipun tidak ada perintah resmi yang melarang saya, saya tidak dapat tampil di media nasional, ini adalah aturan tidak tertulis. Tidak ada kesempatan bagi orang-orang seperti saya untuk didengarkan oleh orang-orang,” kata El Saadawi.
Baca Juga: 7 Fakta tentang Leo Tolstoy, Sang Sastrawan Besar dari Rusia