The Arcade, Co-Working Space Keren Khusus Pembuat Game

Pas banget buat kamu yang suka main dan buat game nih

Melbourne, IDN Times – Perkembangan game kian ramai seiring banyaknya platform seperti Xbox, PlayStation, PC, Virtual Reality, Nintendo menawarkan permainan seru. Tak hanya itu, penikmat game juga bisa mengunduh game dari Apps Store ataupun Google Play.

Para developer pun harus bisa mengembangkan banyak game untuk berbagai platform. Hal itu pun diakui oleh CEO The Arcade, Ceri Hutton. Sebuah perusahaan yang bergerak pada ruang kerja kolaboratif (co-working space) pertama di Australia yang dikhususkan bagi pecinta dan pengembang game.

“Banyak sekali developer baru yang muncul. Namun, mereka datang dari berbagai latar belakang. Ada yang sekedar hobi, ada yang mahasiswa, ada yang sudah menjadi pekerja game selama beberapa tahun,” kata Ceri di The Arcade, 164 Kings Way, South Melbourne, Australia, beberapa waktu.

IDN Times bersama Kedutaan Besar Australia serta sejumlah media dari Indonesia mendapat kesempatan mengunjungi The Arcade. Seperti apa serunya kantor The Arcade?

1. Tempat yang luas dengan desain kekinian

The Arcade, Co-Working Space Keren Khusus Pembuat GameIDN Times / Helmi Shemi

Saat pertama kali tiba di The Arcade, kamu akan melihat logo The Arcade berwarna kuning. Ruangan ini biasanya digunakan untuk menerima tamu, ada juga tempat untuk membuat kopi, tapi tidak gratis loh ya. Di belakang ruangan ini ada ruang terbuka dengan rumput sintesis dengan konsep yang santai banget.

“Kita baru pindah kesini Mei tahun lalu,” kata Ceri yang menjadi pemandu kunjungan kami.

Baca Juga: Kisah Unik Bule dari Monash University yang Tertarik Budaya Indonesia

2. Dibagi jadi 39 ruangan dengan 200 penyewa

The Arcade, Co-Working Space Keren Khusus Pembuat GameIDN Times / Helmi Shemi

Ukuran tempat ini lima kali lebih besar dari gedung sebelumnya. Ceri menyebut, ada 39 studio aktif dan hampir 200 penyewa yang menggunakan The Arcade.

Kamu bisa menemukan berbagai pengembang game lain begitu masuk lebih dalam. Misalkan, kamu akan menemukan developer game mulai dari Double Jump Communications, Treasure Hunters Fanclub, Indie DB hingga Surprise Attack.

“Ini aula kita, buat 200 orang. Jadi berbagai event. Biasanya untuk seminar dan acara sosial untuk komunitas yang ada,” ujar Ceri sambil menunjuk salah tiga ruangan yang dapat dibuka untuk menjadi aula.

3. Fasilitas keren yang bisa kamu dapatkan di The Arcade

The Arcade, Co-Working Space Keren Khusus Pembuat GameIDN Times / Helmi Shemi

Ceri tidak menyebut berapa biaya sewa ruangan ini. Namun ia memastikan tempat ini cocok banget buat kamu membuat game. Selain ruangan yang tertutup, kamu juga akan mendapatkan koneksi internet hingga 300Mbps, wow!

“Yang paling penting adalah internet kabel dengan kecepatan tinggi 300Mbps. Kalau komputer atau software, itu mereka (penyewa) sediakan sendiri. Tapi untuk internet mereka sangat butuh karena di Australia internet umum juga lemot,” kata Communication & Strategy Officer GDAA (Asosiasi Pengembang Game Australia) Melissa Lancuba yang menemai Ceri berkeliling.

Gak cuma fasilitas berupa koneksi internet dan ruangan yang nyaman, sebagai penyewa kamu bisa datang seminggu dua kali dan memilih atur waktu hingga mendapatkan skill lebih di sini.

“Yang terpenting, mereka bisa ngomong dengan developer lainnya, diskusi ide mereka sebanyak-banyaknya. Jadi bisa sama-sama berkembang,” kata Ceri.

4. Bukan satu-satunya di Australia dan sejarah industri game di Australia

The Arcade, Co-Working Space Keren Khusus Pembuat GameIDN Times / Helmi Shemi

The Arcade bukan satu-satunya studio game di Australia. Ada beberapa studio di kota lain seperti Sydney dan Tasmania.

“Tapi komunitas lokal kami memang yang cukup besar,” ungkap Ceri.

Ceri pun menjelaskan sejarah singkat perkembangan industri game di Australia. Dulunya Australia pernah menjadi outsource untuk perusahaan game besar seperti Activision. Sayang sejak krisis ekonomi global, perusahaan besar banyak yang angkat kaki.

“60 persen game industri di Australia bangkrut. Itu awal mulai komunitas developer indie di Australia. Karena mereka harus bergantung satu sama lain untuk bisa meluncurkan game,” jelasnya.

Kira-kira yang seperti ini kapan hadir di Indonesia ya guys?

Baca Juga: Keren! Bus Double Decker Australia Kaitkan Wonderful Indonesia 

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya