1.316 Warga Malawi Tewas sebab Kolera, WHO: Terburuk dalam Sejarah

Lebih buruk dari wabah Kolera pada 1990-an

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Kamis (9/2/2023), mengatakan bahwa Malawi saat ini sedang mengalami wabah kolera terburuk dalam sejarahnya. WHO telah bertindak untuk mengatasi penyebaran wabah.

Untuk mengatasi penyebaran wabah, Malawi telah meluncurkan vaksinasi. Namun, pengiriman vaksin dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terbatas karena adanya lonjakan kasus global. 

1. Malawi telah melaporkan 1.316 kematian akibat kolera

Melansir Reuters, WHO mengatakan bahwa wabah di Malawi saat ini adalah yang paling mematikan dalam sejarahnya, jauh lebih buruk daripada yang terjadi pada 1998-1999 dan 2001-2002, yang masing-masing menyebabkan 860 dan 968 kematian.

Malawi setiap tahunnya mengalami wabah kolera, biasanya terjadi di musim hujan dari November hingga Maret. Namun, biasanya rata-rata kematian tahunan hanya sekitar 100 orang. 

Dalam wabah kali ini, terjadi peningkatan jumlah kematian yang signifikan. Hal itu berdasarkan laporan Charles Mwansambo, Sekretaris Kesehatan Malawi dalam pengarahan yang diselenggarakan oleh kantor WHO di Afrika.

Dia mengatakan bahwa Malawi telah mencatat 40.284 kasus kolera dan 1.316 kematian sejak wabah dimulai pada Maret 2022, dengan rata-rata lebih dari 500 kasus baru setiap hari.

Pemerintah Malawi telah menyatakan wabah kolera sebagai darurat kesehatan masyarakat sejak Desember.

Baca Juga: Diduga Terlibat Kasus Korupsi, Wakil Presiden Malawi Ditangkap

2. WHO berusaha mengatasi wabah

1.316 Warga Malawi Tewas sebab Kolera, WHO: Terburuk dalam SejarahBendera WHO berkibar di kantor pusatnya di Jenewa, Swiss. (un.org)

Melansir VOA News, WHO menerangkan bahwa kolera adalah infeksi enterik akut yang disebabkan konsumsi air atau makanan yang tekontaminasi bakteri Vibrio cholerae.

Orang yang terinfeksi kebanyakan tidak mengalami gejala atau gejalanya ringan. Namun, kasus parah dapat menyebabkan kematian, jika dalam beberapa jam tidak diobati karena pasien mengalami diare cair akut dan muntah yang menyebabkan dehidrasi parah.

Saat ini, WHO telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi wabah tersebut, dengan menyusun rencana tanggap kolera nasional, mengerahkan tim tanggap cepat nasional di daerah yang terdampak, dan mengumpulkan data.

Menurut organisasi itu, kolera mudah diobati melalui pemberian larutan rehidrasi oral yang cepat dan terapi rehidrasi yang berhasil.

Untuk mengatasi wabah, Malawi telah melakukan dua kampanye vaksinasi kolera oral, tapi adanya lonjakan wabah kolera secara global berarti pasokan vaksin sedang dalam tekanan.

PBB mengelola dua kampanye vaksinasi besar-besaran, tapi persediaan yang terbatas membuat PBB hanya dapat menawarkan satu dari dua dosis biasa. Gelombang kedua vaksin yang dikirim pada November berisi 3 juta vaksin dan semuanya telah digunakan. Malawi memiliki populasi hampir 20 juta.

3. Negara Afrika lainnya juga melaporkan kasus kolera

Negara-negara Afrika lainnya, termasuk Mozambik dan Zambia, juga melaporkan kasus kolera. Di Afrika Timur, Ethiopia, Kenya, dan Somalia juga melaporkan wabah, yang dihadapi di tengah kekeringan yang berkepanjangan dan parah. Di Afrika Barat dan Tengah ada kasus di Kamerun, Republik Demokratik Kongo, dan Nigeria.

Afrika Selatan pada 5 Februari telah melaporkan dua kasus kolera impor dari Malawi, dengan suami dari salah satu dari dua kasus pertama kemudian dinyatakan positif.

Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan saat ini ada 23 negara yang melaporkan kasus kolera, dan memperingatkan bahwa negara yang berbatasan dengan negara-negara yang terkena dampak juga berisiko.

"Secara total, lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia secara langsung berisiko terkena kolera," kata Tedros.

WHO telah menilai risiko wabah kolera sangat tinggi di tingkat nasional dan regional.

“Ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan akses ke sanitasi dan kebersihan air yang aman," kata lembaga tersebut.

Baca Juga: Pimpinan KPK Malawi Ditangkap Usai Gibahin Penanganan Korupsi

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya