5 Hari Pemadaman, Pemerintah Uganda Pulihkan Internet

Pemilu Uganda dianggap tidak transparan

Kampala, IDN Times - Setelah lima hari warga Uganda tidak bisa mengakses internet pada Senin, 18 Januari jaringan akses internet di Uganda telah dipulihkan kembali oleh pihak berwenang.

Pemadaman internet dilakukan untuk mengurangi akses informasi selama pemilu yang berlangsung Kamis, 14 Januari. Hasil pemilu telah keluar dan Presiden Yoweri Museveni unggul jauh dari pesaing utamanya Bobi Wine, yang kini sedang menjadi 'tahanan rumah'.

1. Media sosial masih dilarang

5 Hari Pemadaman, Pemerintah Uganda Pulihkan InternetWarga Uganda masih belum bisa mengakses media sosial. Sumber.unplash.com/dole777

Melansir dari media Uganda Dalily Monitor, akses internet di Uganda dipadamkan pada 13 Januari sehari sebelum pemilihan presiden dan legislatif, yang membuat masyarakat kecewa karena tidak memperoleh informasi dan tidak bisa membagikan informasi. Setelah lima hari pemadaman pihak berwenang memulihkan kembali jaringan internet secara bertahap.

Pemadaman internet yang menghambat arus informasi selama pemilu telah memicu protes masyarakat, kelompok hak asasi manusia dan politisi oposisi. Sementara itu Perdana Menteri Ruhakana Rugunda yang menyampaikan bahwa penutupan sementara akses internet untuk mencegah adanya ancaman dan timbulnya kekerasan, yang disampaikanya pada hari Minggu.

Meski koneksi internet telah dipulihkan kembali, namun berdasarkan pantauan Daily Monitor, pada pukul 14.30 akses ke media sosial populer seperti Facebook, Twitter dan Instagram masih tidak bisa, untuk mengakses butuh menggunakan Jaringan Pribadi Virtual (VPN). Sampai saat ini belum ada keterangan kapan media sosial bisa diakses kembali seperti biasanya.

Presiden Yoweri Museveni pada 12 Januari telah menangguhkan Facebook tanpa batas waktu, ia menuduh Facebook tidak adil karena dianggap mendukung politisi oposisi. “Jika akan beroperasi di Uganda, itu harus digunakan secara adil. Jika mereka ingin beroperasi melawan NRM (Partai Gerakan Perlawanan Nasional), mereka tidak akan beroperasi di Uganda,” kata presiden Uganda tersebut.

Penutupan internet untuk membatasi arus informasi selama musim politik juga pernah dilakukan oleh Republik Demokratik Kongo, Sudan, Ethiopia, dan India.

2. Hasil pemilu Uganda

5 Hari Pemadaman, Pemerintah Uganda Pulihkan InternetIlustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Melansir dari VOA News, hasil pemilihan presiden di Uganda telah keluar dengan perolehan suara untuk Yoweri Museveni yang merupakan presiden saat ini memperoleh suara sebesar 59 persen unggul jauh dari penantang utamanya Bobi Wine 35 persen.

Dalam pemilihan parlemen partai yang saait ini berkuasa NMR memperoleh 316 kursi, namun, Platform Persatuan Nasional( NUP) yang dipimpin oleh Bobi mampu memperoleh 56 kursi, mengalahkan beberapa menteri pemerintahan saat ini.

Menurut analis politik, Godber Tumushabe, kalah bersaingnya menteri dan wakil presiden dalam pemilihan parlemen menunjukkan bahwa warga saat ini kurang mempercayai pemerintah dan presiden saat ini.

"Karena belum pernah terjadi sebelumnya bahwa Anda dapat membuat seluruh Kabinet tersapu. Museveni malu untuk mereformasi kabinetnya, sekarang para pemilih telah membantunya untuk merombaknya. Fakta bahwa semua menterinya telah kalah, kita seharusnya bertanya, bagaimana Museveni menang?"

Melansir dari Anadolu Agency, pada persiapan pemilu kali ini 50 warga Uganda telah kehilangan nyawa akibat kekerasan pihak berwenang. AS dan UE juga telah menyampaikan bahwa pemilu Uganda kurang transparan, yang membuat hasil pemilu dipertanyakan kredibilitasnya, meski Presiden Yoweri dalam pidato kemenangan menyampaikan bahwa pemilihan kali ini paling bebas dari kecurangan, namun tetap saja hasilnya telah menimbulkan kecurigaan, kemenangannya yang keenam kali memperpanjang kekuasaanya sampai 40 tahun.

Komisi Pemilihan Uganda juga telah mengabaikan hasil dari lebih dari 1.200 TPS, yang paling terpengaruh adalah di Kampala, Wakiso dan Mukono, semua kubu oposisi. Di wilayah Kampala, Wakiso dan Mukono Bobi meraih suara masing-masing sekitar 73 persen, 75 persen dan 72 persen suara, sementara Presiden Yoweri masing-masing mengumpulkan 24 persen, 24 persen dan 26 persen suara.

Bobi Wine mengatakan memiliki bukti adanya kecurangan, dia memiliki rekaman video dari kotak suara, yang berisi tentara memaksa orang untuk memilih. "Kami menempatkan semua opsi non-kekerasan, semua hukum dan semua opsi konstitusional di atas meja," katanya.

Baca Juga: Yoweri Museveni Unggul dalam Pilpres Uganda

3. Orang-orang dilarang bertemu Bobi Wine

5 Hari Pemadaman, Pemerintah Uganda Pulihkan InternetPetugas kemanan yang berjaga di sekitar rumah Bobi Wine, mereka melarangya keluar dan tidak mengizinkan orang berkunjung. Sumber:twitter.com/BOBI WINE

Melansir dari VOA News, kandidat presiden dan pemimpin NUP, Bobi Wine telah menolak hasil pemilu yang menurutnya ada kecurangan. NUP bisa menggugat hasil pemilu melalui pengadilan, namun Bobi Wine tidak bisa dikunjungi karena area rumahnya telah dijaga oleh petugas keamanan, ia dijaga layaknya tahanan.

Pengacara Bobi, Benjamin Katana telah mencoba mengunjunginya pada hari Senin pagi, namun tidak bisa bertemu pemimpin mereka para petugas menghalangi mereka untuk bertemu. Bobi belum bisa keluar rumah setelah melakukan pemilihan di hari Kamis.

Petugas keamanan dikabarkan menangkap orang-orang yang mencoba bertemu dengan Bobi, dengan tuduhan bahwa mereka akan menghasut orang untuk memprotes hasil pemilihan presiden. Anggota oposisi terkemuka parlemen Hon Francis Zaake ditangkap ketika ingin mengunjungi Bobi Wine pada hari Jumat, ia saat ini dikabarkan berada di rumah sakit menjalani perawatan setelah dipukul petugas.

Polisi telah berjaga di kawasan  di sekitar rumah Bobi dengan alasan dapat menimbulkan masalan. Menurut penyampaian Fred Enanga, juru bicara kepolisian Uganda, mengatakan bahwa intelijen telah memperoleh informasi mengenai kemungkinan timbulnya kekerasan.

“Menghasut situasi kerusuhan dan demonstrasi protes hasil pemilu. Begitulah cara Anda mengetahui bahwa kami telah mempertahankan perlindungan keamanan di sekitar Kasangati dan Magere. Gerakannya dikendalikan. Bukan karena orang diblokir, pengacara dan sebagainya."

Kekerasan sempat terjadi pada pengumuman hasil pemilu yang menimbulkan protes di beberapa tempat di dekat wilayah ibu kota. Dalam kerusuhan tersebut pasukan keamanan memastikan dua orang tewas dan 23 orang ditahan.

Baca Juga: Yoweri Museveni Unggul dalam Pilpres Uganda

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya