Afsel Izinkan Kapal Mewah Miliarder Rusia Temannya Putin Berlabuh

Kapal itu milik pengusaha yang dekat dengan Putin

Jakarta, IDN Times - Seorang pejabat Afrika Selatan, pada Rabu (26/10/2022), menyampaikan bahwa pelabuhan di Cape Town ideal untuk menampung kapal yacht mewah Nord senilai 500 juta (Rp7,7 triliun) milik Alexey Mordashov, seorang miliarder Rusia. Kapal itu diperkirakan akan berlabuh pada 9 November mendatang.

Sehari sebelumnya, pemerintah Afrika Selatan mengumumkan akan mengizinkan kapal berlabuh. Keputusan itu ditentang pejabat Cape Town, karena Mordashov memiliki kedekatan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan telah disanksi oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa sebab perang di Ukraina.

1. Pemerintah tidak memiliki alasan untuk menolak kapal berlabuh

Afsel Izinkan Kapal Mewah Miliarder Rusia Temannya Putin BerlabuhIlustrasi kapal yacht. (Unsplash.com/Marcin Ciszewski)

Melansir Associated Press, pejabat itu mengatakan Cape Town ideal untuk Nord berlabuh karena pelabuhan di kota tersebut memiliki sarana teknis untuk memelihara kapal pesiar mewah, yang tidak dimiliki banyak pelabuhan lain.

"Jika kamu memarkir aset senilai 500 juta dolar AS (Rp7,7 triliun), kamu perlu menjaganya dengan baik," kata pejabat itu.

Juru bicara Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Vincent Magwenya, pada Selasa (25/10/2022) mengatakan tidak ada alasan untuk menentang properti mewah tersebut berlabuh di Afrika Selatan, karena Mordashov bukan subjek sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Saat ini tidak ada sanksi yang dikenakan PBB pada individu tertentu dan oleh karena itu Afrika Selatan tidak memiliki kewajiban hukum untuk mematuhi sanksi yang telah diputuskan oleh AS dan Uni Eropa untuk diterapkan dalam yurisdiksi tertentu,” kata Magwenya kepada wartawan di Pretoria.

Baca Juga: UE Makin Perkasa di Asia Tengah, Lawan Dominasi Rusia? 

2. Oposisi menentang kapal berlabuh

Afsel Izinkan Kapal Mewah Miliarder Rusia Temannya Putin BerlabuhIlustrasi kapal yacht. (Unsplash.com/Eugene Chystiakov)

Melansir VOA News, perizinan kapal mewah itu berlabuh mendapat penolakan dari oposisi Aliansi Demokrat, yaitu Wali Kota Cape Town Geordin Hill-Lewis. Dia meminta pemerintah pusat memblokir Nord berlabuh dan memperingatkan bahwa membiarkannya berlabuh dapat menyebabkan sanksi.

"Posisi pemerintah Afrika Selatan pada invasi ilegal Rusia ke Ukraina dan perang ilegal yang dilakukan tidak lebih dari tidak berdaya dan memalukan," kata Hill-Lewis. 

Dia juga menyampaikan bahwa pemerintah memiliki kesempatan untuk dapat menegakkan sanksi terhadap Mordashov dengan menolak kapal itu berlabuh.

"Ini adalah pendorong perang Putin dan rezim Putin, dan dia harus dihentikan. Dia seharusnya tidak diterima. Namun sayangnya, mereka telah melewatkan kesempatan, dan mereka telah memutuskan untuk mengacaukannya dengan tidak mengambil keputusan tanpa mengambil posisi prinsip yang jelas dalam masalah ini," kata dia. 

"Saya pasti akan membela prinsip dasar bahwa Cape Town dan Afrika Selatan tidak boleh menawarkan pelabuhan yang aman bagi penjahat internasional," tambahnya. 

Meski Hill-Lewis menjabat sebagai wali kota, tapi dalam persoalan berlabuhnya kapal tersebut, dia tetap harus tunduk pada kebijakan nasional yang ditetapkan oleh partai penguasa Kongres Nasional Afrika.

Afrika Selatan sejauh ini telah abstain dari pemungutan suara pada setiap resolusi PBB untuk mengutuk invasi Rusia ke Ukraina dan menyerukan dialog, mediasi, serta diplomasi sebagai satu-satunya jalan untuk mengakhiri konflik.

3. Kapal yacht itu telah menimbulkan perselisihan antara AS dengan Hong Kong

Afsel Izinkan Kapal Mewah Miliarder Rusia Temannya Putin BerlabuhIlustrasi kapal yacht. (Unsplash.com/Viktor Ritsval)

Yacht mewah Nord memiliki panjang 141,6 meter, memiliki dua helipad, kolam renang, dan 20 kabin. Kapal itu sebelumnya berada di Hong Kong pada awal bulan ini, setelah berlayar dari Vladivostok, Rusia. Kapal itu telah mencari tempat yang memberikan perlindungan dari penyitaan.

Namun, kehadiran kapal itu memicu pertikaian diplomatik antara AS dan otoritas Hong Kong terkait penerapan sanksi. Kapal meninggalkan kota itu setelah AS menduduh Hong Kong memberikan tempat berlindung yang aman bagi orang-orang yang terkena sanksi.

Invasi terhadap Ukraina telah membuat sejumlah individu Rusia yang dekat dengan pemerintah menjadi sasaran sanksi AS dan Eropa, dan mereka harus mencari pelabuhan yang cocok untuk menampung kapal mewah mereka. Beberapa telah menemukan rumah baru di Turki, yang mempertahankan hubungan baik dengan Rusia.

Baca Juga: Kebakaran Landa Gunung Kilimanjaro, Puncak Tertinggi di Afrika

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya