Air France dan Airbus akan Diadili Atas Kecelakaan 2009

Penyelidikan menemukan bahwa pilot melalukan kesalahan

Paris, IDN Times - Pada 1 Juni tahun 2009 penerbangan maskapai Prancis, Air France dari Rio de Janeiro ke Paris dengan nomor penerbangan AF447, yang menggunakan pesawat Airbus A330 mengalami kecelakaan di Samudra Atlantik saat sedang terjadi badai.

Kecelakaan itu menewaskan semua orang di pesawat yang berjumlah sebanyak 228 orang. Kecelakaan itu telah diselidiki dan berdasarkan putusan pengadilan pada 2019 maskapai dan pembuat pesawat dianggap tidak bersalah. Namun, pada Rabu, (12/5) dalam sebuah persidangan di Paris pengadilan memutuskan membatalkan keputusan dua tahun lalu.

1. Air France dianggap memberikan pelatihan yang tidak memadai kepada pilot

Air France dan Airbus akan Diadili Atas Kecelakaan 2009Pilot maskapai Air France sedang bersiap terbang (ilustrasi). (Unsplash.com/Jon Flobrant)

Melansir dari France 24, keputusan pengadilan Paris itu mengikuti rekomendasi jaksa dari penuntut. Berdasarkan penyelidik ditentukan bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh kesalahan pilot, yang disorientasi oleh peralatan pemantauan kecepatan yang rusak.

Kantor kejaksaan umum menyampaikan bahwa persidangan kecelakaan terhadap Air France dan Airbus telah melampaui permintaan awal jaksa Paris, yang hanya menuntut Air France dengan dakwaan pembunuhan. Kedua tim penuntut menggugat keputusan 2019 untuk membatalkan dakwaan oleh dua hakim penyelidik yang ditugaskan untuk kasus tersebut, yang mengatakan mereka tidak dapat menganggap kesalahan perusahaan dalam apa yang tampak sebagai kasus kesalahan pilot.

Namun, jaksa penuntut telah menuduh Air France secara tidak langsung menyebabkan tragedi itu. Maskapai itu dianggap telah memberikan pelatihan yang tidak memadai tentang bagaimana bereaksi jika terjadi kerusakan pada apa yang disebut tabung pitot, sehingga memungkinkan pilot untuk memantau kecepatan mereka. Dalam kasus itu pilot bereaksi salah ketika pesawat terhenti setelah sensor kecepatan membeku.

Sejak bencana tersebut, pelatihan pilot untuk menghadapi keadaan yang tidak terduga telah ditingkatkan di Prancis dan beberapa negara lain.

2. Butuh waktu dua tahun untuk menemukan puing-puing pesawat

Air France dan Airbus akan Diadili Atas Kecelakaan 2009Ilustrasi bangkai pesawat jet Airbus A330. (Unsplash.com/Milos Prelevic)

Melansir dari BBC, kecelakaan pesawat Airbus A330 milik maskapai Air France pada 1 Juni 2009 merupakan kecelakaan terburuk dalam sejarah Air France, ketika pesawat menghilang di atas Samudra Atlantik, yang sedang dalam badai. 228 orang yang berada di dalam pesawat itu semuanya meninggal.

Butuh dua tahun untuk menemukan puing-puing pesawat yang jatuh tersebut. Bangkai pesawat Airbus itu berhasil ditemukan oleh kapal selam yang dikendalikan dari jarak jauh pada tahun 2011, setelah pencarian di dasar laut seluas 10.000 km persegi.

Baca Juga: Airbus Rugi Rp17 Triliun dan PHK 15 Ribu Pekerja Gara-Gara COVID-19

3. Airbus dan Air France akan mengajukan banding

Melansir dari Reuters, Airbus dan Air France menentang putusan pada hari Rabu tersebut. Keduanya menyampaikan bahwa mereka berencana untuk mengajukan banding terhadap putusan tersebut ke pengadilan yang lebih tinggi.

Dalam sebuah pernyataan pembuat pesawat ternama Eropa tersebut menyampaikan. "Keputusan pengadilan yang baru saja diumumkan tidak mencerminkan kesimpulan dari penyelidikan." Sementara itu juru bicara Air France menyampaikan bahwa maskpai tidak melakukan kesalahan apapun yang menyebabkan kecelakaan itu.

Melansir dari BBC, perjuangan keluarga dari mereka yang meninggal serta serikat pilot telah berkampanye selama bertahun-tahun untuk dilakukan persidangan, yang akan menentukan apakah Air France dan Airbus perlu diadili telah membuahkan hasil.

Danièle Lamy, ketua dari kelompok pendukung keluarga korban menanggapi keputusan pengadilan Paris dengan mengatakan, "Sangat memuaskan merasa akhirnya kami didengar oleh pengadilan. Kami hanya menyesal harus memakan waktu 12 tahun untuk sampai di sini, 12 tahun tekad yang teguh, penuh dengan ketidakpastian, prosedur dan keputusasaan yang membuat frustrasi dan tidak jelas, tetapi kami tidak pernah menyerah."

Baca Juga: Mercedes hingga Airbus Berlomba Produksi Ventilator yang Langka

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya