Aktivis Arab Spring Mesir yang Dipenjara Mulai Mogok Makan-Minum

Sudah mogok makan selama 200 hari

Jakarta, IDN Times - Aktivis Arab Spring di Mesir yang dipenjara, Alaa Abdel Fattah, mulai melakukan mogok minum pada Minggu (6/11/2022). Mogok itu bertepatan dengan dimulainya pertemuan konferensi Iklim COP27 di Sharm el-Sheikh, Mesir.

Aktivis itu melakukan mogok minum untuk menuntut pembebasannya dan mendorong otoritas Mesir mengizinkannya mengakses konsuler Inggris. Abdel Fattah juga memiliki kewarganegaraan Inggris.

1. Sudah melakukan aksi mogok makan selama lebih dari 200 hari

Aktivis Arab Spring Mesir yang Dipenjara Mulai Mogok Makan-MinumAlaa Abdel Fattah, seorang aktivis Mesir. (Twitter.com/Mona Seif)

Melansir BBC, sebelum melakukan aksi mogok minum, Abdel Fattah telah lebih dulu melakukan aksi mogok makan. Dia hanya mengonsumsi 100 kalori dan telah dilakukannya selama lebih dari 200 hari.

Abdel Fattah memiliki peran penting dalam protes Musim Semi Arab pada 2011, yang berhasil menggulingkan mantan pemimpin Mesir, Hosni Mubarak, dari kekuasaan.

Aktivis tersebut telah menghabiskan waktunya selama sembilan tahun di penjara. Pada tahun lalu, dia dijatuhi hukuman lima tahun lagi atas tuduhan menyebarkan berita bohong, tuduhan yang dikecam oleh kelompok hak asasi manusia sebagai tuduhan palsu. 

Kelompok hak asasi manusia mengatakan, Abdel Fattah adalah salah satu dari sekitar 60 ribu tahanan politik di Mesir. Dia menuduh pemerintah berusaha memperbaiki reputasi represifnya melalui penyelenggaraan COP27.

Sementara itu, Kairo bersikeras bahwa tidak ada tahanan politik di negara itu.

Baca Juga: Keren, Mahasiswa Universitas BSI Jadi Delegasi RI di COP27 PBB Mesir

2. Rishi Sunak akan membahas masalah penahanan dengan pemerintah Mesir

Aktivis Arab Spring Mesir yang Dipenjara Mulai Mogok Makan-MinumPerdana Menteri Inggris Rishi Sunak. (Twitter.com/Rishi Sunak)

Melansir The Guardian, penahanan Abdel Fattah menarik perhatian Perdana Menteri Rishi Sunak, yang telah menulis surat kepada keluarga aktivis itu. Dia memberi tahu bahwa Inggris akan membahas hukuman penjara dengan Mesir.

Dalam suratnya, Sunak mengatakan bahwa dia berkomitmen untuk menyelesaikan kasus tersebut dan menganggapnya sebagai prioritas bagi pemerintah Inggris, baik sebagai pembela hak asasi manusia maupun sebagai warga negara Inggris.

"Saya akan terus menekankan kepada Presiden (Abdul Fatah El) Sisi pentingnya kita melampirkan penyelesaian kasus secara cepat, dan mengakhiri perlakuannya yang tidak dapat diterima," kata Sunak.

Sunak mengatakan bahwa hasil pembahasan mengenai penahanan Abdel Fattah dengan Mesir akan disampaikan oleh Menteri Inggris untuk Timur Tengah Tariq Ahmad, setelah konferensi tersebut selesai pada 18 November.

3. Keluarga mendesak pemerintah Inggris bertindak cepat dalam membantu pembebasan

Adik perempuan Abdel Fattah, Sanaa Seif, yang juga seorang aktivis dan pernah menjalani hukuman penjara di Mesir telah melakukan aksi unjuk rasa bersama anggota keluarganya di luar Kantor Luar Negeri Inggris di London untuk menuntut pembebasan saudaranya.

Seif meminta pemerintah Inggris untuk bertindak cepat karena kondisi kakaknya memburuk akibat aksi mogok makan dan minum. Dia khawatir kakaknya mati sebelum dibebaskan.

"Saya merasa perdana menteri perlu memahami urgensinya. Setelah konferensi bisa jadi sudah terlambat. Saya tahu itu bukan kesalahan perdana menteri, tapi Kementerian Luar Negeri, kedutaan, mereka telah mengerjakan ini untuk waktu yang sangat lama, dan saya merasa mereka membuat perdana menteri untuk gagal dalam perjalanan ini," kata Seif. 

"Saya khawatir dia bisa mati saat konferensi berlangsung dan saat perdana menteri ada di sana. Kami tidak memiliki cara untuk mengetahuinya. Jadi saya akan mendesak perdana menteri dan pemerintah Inggris untuk bertanggung jawab memberikan kami bukti kehidupan," tambahnya. 

Seif menyampaikan aksi mogok makan dan minum kakaknya dilakukan karena ingin hidup dan telah lelah dengan penahanan, yang membuatnya tidak punya waktu bersama putranya yang masih berusia 10 tahun.

Seif juga akan menghadiri COP27 untuk menyerukan pembebasan kakaknya. Dia menganggap pemerintah Mesir memanfaatkan pertemuan itu untuk mengalihkan perhatian mengenai penahanan.

Bibi Abdel Fattah, Ahdaf Soueif, ikut melakukan unjuk rasa pembebasan keponakannya. Sama dengan Seif, dia mendesak pemerintah Inggris agar bertindak cepat untuk membantu pembebasan.

Baca Juga: Mitos Menabrak Kucing Bikin Sial, Ternyata Berasal dari Mesir

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya