AS Mulai Kembali Program Pencari Suaka Tunggu di Meksiko

AS akan menyediakan vaksin untuk pencari suaka

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada hari Kamis (2/12/2021) mengumumkan mereka telah sepakat dengan Meksiko untuk memulai kembali program "Tetap di Meksiko", yang membuat pencari suaka berada di Meksiko selama menunggu proses imigrasi mereka di AS. Kebijakan yang diterapkan dalam era pemerintahan Trump ini akan dimulai kembali pada 6 Desember.

1. Pengadilan pada bulan Agustus memulihkan kebijakan

AS Mulai Kembali Program Pencari Suaka Tunggu di MeksikoIlustrasi palu pengadilan. (Pixabay.com/Daniel_B_photos)

Melansir dari BBC, kebijakan era Trump ini juga dikenal sebagai Protokol Perlindungan Migran (MPP). Pogram ini telah membuat 60 ribu pencari suaka kembali ke Meksiko. Presiden Joe Biden yang mulai menjabat pada awal tahun ini telah menangguhkan program, dan kemudian Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas pada bulan Juni menghentikan kebijakan tersebut.

Namun, kebijakan ini harus dijalankan kembali oleh pemerintahan Biden setelah keputusan pada Agustus oleh Hakim pengadilan federal Matthew Kacsmaryk, yang mendukung Trump, menemukan pemerintah Biden mengakhiri program itu dengan cara yang tidak tepat.

Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki mengatakan pemerintah tetap menganggap program tersebut sebagai tindakan yang tidak seharusnya dan membahayakan manusia, tapi Psaki mengatakan keputusan pengadilan harus diikuti.

Dalam penerapan kembali kebijakan ini AS sepakat untuk membantu Meksiko mengatasi masalah hak asasi manusia, dengan menyediakan vaksin COVID-19 untuk pencari suaka, dan pengecualian bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan fisik dan mental. Selain itu AS akan membatasi waktu yang dihabiskan hingga enam bulan untuk setiap pemohon suaka.

Pengembalian orang-orang ke Meksiko ini akan dimulai di perbatasan di El Paso dan Brownsville, Texas, serta San Diego, California.

2. Pemerintah Biden juga menerapkan kebijakan Trump yang dikenal sebagai Judul 42

AS Mulai Kembali Program Pencari Suaka Tunggu di MeksikoPresiden AS, Joe Biden. (Twitter.com/President Biden @POTUS)

Melansir dari Reuters, pemerintah Biden kesulitan untuk mengakhiri kebijakan pendahulunya yang bertindak keras terhadap pencari suaka, dengan penerapan MPP akan bersamaan dengan perintah kesehatan era Trump yang dikenal sebagai Judul 42, yang memungkinkan petugas perbatasan dengan cepat mengusir migran kembali dengan alasan pandemik COVID-19.

Hampir dua pertiga migran yang tertangkap melintasi perbatasan AS-Meksiko pada tahun fiskal ini telah diusir di bawah perintah Judul 42. Selama tahun fiskal 2021, yang berakhir pada September, AS telah menangkap 1,7 juta orang di perbatasan.

Seorang pejabat AS mengatakan saat ini para migran yang ditangkap di perbatasan AS-Meksiko akan dievaluasi untuk menentukan apakah mereka dapat segera diusir sesuai kententuan Judul 42, mereka yang tidak dapat diusir akan dikembalikan ke Meksiko melalui program MPP, dibebaskan atau ditahan di AS.

Pengembalian ke Meksiko akan menemui kesulitan karena banyak tempat penampungan sudah penuh dan Meksiko juga kewalahan menghadapi perkemahan migran darurat yang bermunculan di sepanjang perbatasan, negara itu juga menerima penampungan  sementara warga dari Kuba, Venezuela, Haiti, Nikaragua, dan dari negara benua Amerika lainnya yang menunggu proses imigrasi di AS.

Baca Juga: Meksiko: 10 Jasad Tergantung di Jalan Layang Cuauhtemoc

3. Pencari suaka yang menunggu di Meksiko sering menghadapi kekerasan 

AS Mulai Kembali Program Pencari Suaka Tunggu di MeksikoPencari suaka yang menunggu Ciudad Juarez, Meksiko diizinkan memasuki El Paso, Texas, AS pada 26 Februari 2021. (Twitter.com/J. Omar Ornelas)

Melansir dari Al Jazeera, para pencari suaka yang kembali ke Meksiko telah menimbulkan kekhawatiran karena kerap kali menjadi sasaran kekerasan, penculikan dan pemerkosaan di kota-kota perbatasan yang dikuasai kartel narkoba.

Human Rights First, sebuah kelompok hak asasi yang berbasis di AS, mengatakan ada 1.544 tindakan kekerasan terhadap pencari suaka yang dipaksa menunggu di Meksiko dalam program MPP sejak diterapkan pada 2019 hingga Februari tahun ini. Direktur organisasi itu, Eleanor Acer pada hari Kamis mengatakan kebijakan MPP merupakan bencana kemanusiaan ketika diterapkan dan akan terulang lagi.

Badan PBB untuk Pengungsi (UNHCR) telah menyatakan keprihatinan penerapan kembali kebijakan tersebut. Pejabat UNHCR untuk AS dan Karibia, Matthew Reynolds mengatakan mendukung keputusan pemerintah AS sebelumnya yang menghentikan MPP dan mendesak agar kembali mengakhiri program tersebut.

Selain adanya kekerasan di perbatasan orang-orang ini seringkali mendapat ketidakpastian mengenai pengajuan migrasi mereka yang dapat memakan waktu selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. AS dan Meksiko telah sepakat untuk mengatur transportasi bagi para migran yang agar dapat menghadiri sidang pengajuan imigrasi mereka di AS.

Pemerintah Biden tetap akan berusaha mengakhiri MPP. Departemen Kehakiman AS telah menugaskan 22 hakim imigrasi untuk menangani kasus suaka ini, sebagai upaya untuk menyelesaikan kasus dalam waktu 180 hari.

Baca Juga: Meksiko: Anak El Mencho Dituding Dalang Penculikan 2 Tentara

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya