AS Setujui Proyek Pengeboran Minyak dan Gas di Alaska

Mendapat protes dari aktivis lingkungan

Jakarta, IDN Times - Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat (AS), pada Senin (13/3/2023), mengumumkan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden menyetujui pengeboran minyak dan gas besar-besaran di Alaska, yang disebut proyek Willow.

Pengeboran itu bernilai sekitar 7 miliar dolar AS, dikerjakan perusahaan ConocoPhillips. Pengembangan itu untuk tiga lokasi bor di barat laut Alaska.

Keputusan itu ditentang oleh para aktivis lingkungan. Mereka menuduh Biden tidak serius dalam mengatasi dampak perubahan iklim. Pengeboran dianggap akan berdampak pada iklim dan satwa liar.

1. Proyek Willow akan menciptakan lapangan kerja

AS Setujui Proyek Pengeboran Minyak dan Gas di AlaskaIlustrasi industri minyak. (Pexels.com/Jan-Rune Smenes Reite)

Melansir Reuters, Anggota Kongres AS dari Alaska, Mary Peltola, mendukung proyek tersebut. Dia mengatakan proyek itu akan menciptakan ratusan lapangan kerja dan mendatangkan pendapatan miliaran dolar ke kas negara bagian.

"Saya merasa orang-orang Alaska telah didengar. Negara bagian Alaska tidak dapat memikul beban untuk menyelesaikan masalah pemanasan global kita sendirian," kata politikus Demokrat itu.

Senator AS Lisa Murkowski, seorang Republikan Alaska, juga menyambut baik keputusan pemerintah. Murkowski mengatakan proyek tersebut akan berarti bagi pekerjaan dan pendapatan untuk Alaska, dengan membawa lebih dari 180 ribu barel minyak per hari ke Jalur Pipa Trans Alaska.

"Ini adalah keputusan yang tepat untuk Alaska dan bangsa kita," kata Ryan Lance, ketua eksekutif ConocoPhillips.

Baca Juga: Xi Jinping Dikabarkan Akan Temui Putin di Rusia Pekan Depan  

2. Pemerintah menutup perairan Arktik AS untuk eksplorasi minyak

AS Setujui Proyek Pengeboran Minyak dan Gas di AlaskaIlustrasi industri minyak. (Pexels.com/Kayden)

Departemen Dalam Negeri menyetujui proyek itu dengan tiga bantalan bor, setelah mengatakan bulan lalu pihaknya prihatin dengan dampak gas rumah kaca dari Willow.

ConocoPhillips telah berupaya membangun hingga lima lokasi pengeboran dan memproyeksikan infrastruktur, termasuk membangun puluhan mil jalan dan saluran pipa serta tujuh jembatan.

Departemen itu mengatakan, ruang lingkup yang lebih kecil akan mengurangi dampak pada habitat spesies seperti beruang kutub dan burung loon berparuh kuning.

Persetujuan pemerintah atas proyek tersebut dilakukan sehari setelah pemerintah mengumumkan perlindungan baru untuk perairan dan daratan di Alaska, semacam kompromi atas proyek Willow.

Perlindungan itu membuat hampir 3 juta hektare Laut Beaufort di Samudra Arktik terbebas tanpa batas waktu dari penyewaan minyak dan gas, yang secara efektif menutup perairan Arktik AS untuk eksplorasi minyak.

Pemerintah juga mengeluarkan perlindungan untuk 13 juta hektare area khusus yang sensitif secara ekologis di dalam cadangan minyak Alaska.

3. Protes dari aktivis lingkungan

AS Setujui Proyek Pengeboran Minyak dan Gas di AlaskaIlustrasi industri minyak. (Pexels.com/Jan-Rune Smenes Reite)

Melansir BBC, keputusan pemerintah tidak konsisten dengan janji Biden untuk memimpin aksi iklim. Biden, saat mencalonkan diri sebagai kandidat pada 2020, berjanji tidak akan ada lagi pengeboran di AS. Tapi, janji itu dilanggar tahun lalu ketika pemerintah mengumumkan rencana untuk menjual sewa pengeboran.

Untuk menentang proyek pengeboran migas, lebih dari 1 juta surat protes telah ditulis ke Gedung Putih, dan aktivis membuat petisi di Change.org, yang menarik lebih dari 3 juta tanda tangan.

"Itu langkah yang salah dan akan menjadi bencana bagi satwa liar, tanah, masyarakat, dan iklim kita," kata lembaga amal lingkungan Sierra Club.

Sonny Ahk, aktivis Inuipat muda dari Alaska yang berkampanye melawan Willow, mengatakan proyek tersebut akan mengunci ekstraksi minyak dan gas Arktik selama 30 tahun lagi dan mengkatalisasi ekspansi minyak di masa depan di Arktik.

"Sementara para eksekutif di luar negara bagian mendapat keuntungan besar, penduduk lokal dibiarkan menghadapi dampak merugikan karena dikelilingi oleh operasi pengeboran besar-besaran," katanya.

Biro Manajemen Lahan AS memperkirakan bahwa Willow akan menghasilkan hingga 278 juta metrik ton Karbon dioksida ekuivalen (CO2e) selama 30 tahun aktivitasnya, setara dengan menambahkan 2 juta mobil ke jalan raya AS setiap tahunnya. CO2e adalah unit yang digunakan untuk menyatakan dampak iklim dari semua gas rumah kaca secara bersamaan.

Baca Juga: Jokowi: Yang Ditakuti Dunia Bukan Lagi Perang, Tapi Perubahan Iklim

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya