AS Vonis Mantan Menteri Keuangan Mozambik atas Kasus Korupsi
Intinya Sih...
- Mantan Menteri Keuangan Mozambik dinyatakan bersalah karena korupsi dan penipuan pinjaman, terancam hukuman 20 tahun penjara.
- Chang menerima suap dan membuat negaranya menyetujui pinjaman senilai 2 miliar dolar AS yang dikorupsi, menyebabkan krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan Mozambik.
- Kasus ini disebut sebagai salah satu kasus korupsi terbesar di benua Afrika dengan dampak menyebabkan jutaan orang jatuh miskin dan kerugian ekonomi miliaran dolar AS.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Mantan Menteri Keuangan Mozambik Manuel Chang yang dituduh melakukan korupsi dan penipuan pinjaman diputuskan bersalah oleh pengadilan Amerika Serikat (AS) pada Kamis (8/8/2024). Vonis masa hukumannya akan diputuskan kemudian, ia terancam hukuman hingga 20 tahun penjara.
Chang dinyatakan bersalah karena menerima suap dan membuat negaranya menyetujui pinjaman yang dikeluarkan oleh Credit Suisse dan bank Rusia VTB dan dijamin oleh pemerintah Mozambik, tapi uang itu dikorupsi. Kejahatan keuangan ini menyebabkan Mozambik mengalami kerugian hingga 2 miliar dolar AS (Rp31,8 triliun).
Baca Juga: Mozambik Bunuh 3 Pemimpin Teroris ISIS di Cabo Delgado
1. Uang pinjaman untuk perusahaan negara dikorupsi
Dilansir Associated Press, Chang menjabat sebagai menteri keuangan dari tahun 2005 hingga 2015. Kasus ini berlangsung antara tahun 2013 hingga 2016 terkait tiga perusahaan milik pemerintah Mozambik yang secara rahasia meminjam 2 miliar dolar AS (Rp31,8 triliun). Chang menandatangani jaminan bahwa pemerintah akan membayar.
Uang itu dimaksudkan untuk membiayai armada tuna, galangan kapal, serta kapal penjaga pantai dan sistem radar untuk melindungi ladang gas alam di lepas pantai Samudra Hindia negara itu. Penggunaan pinjaman untuk industri perikanan membuat kasus ini disebut 'obligasi tuna'.
Namun, para bankir dan pejabat pemerintah menjarah uang pinjaman itu untuk menguntungkan kantong mereka sendiri, yang membuat perusahaan gagal membayar pinjaman.
Setidaknya 10 orang telah dihukum di pengadilan Mozambik dan dijatuhi hukuman penjara atas skandal ini, termasuk Ndambi Guebuza, putra mantan Presiden Mozambik Armando Guebuza.
Dua bankir Inggris mengaku bersalah dalam kasus di AS, tapi juri pada tahun 2019 membebaskan terdakwa lainnya, seorang eksekutif galangan kapal asal Lebanon. Tiga terdakwa lainnya, satu warga Lebanon dan dua warga Mozambik, tidak berada dalam tahanan AS.
Pada tahun 2021, raksasa perbankan yang saat itu dikenal sebagai Credit Suisse setuju untuk membayar setidaknya 475 juta dolar AS (Rp7,5 triliun) kepada otoritas Inggris dan AS atas perannya dalam pinjaman Mozambik.
2. Terdakwa membantah terima suap
Editor’s picks
Dilansir BBC, pengadilan di New York mengatakan Chang telah mengantongi suap sebesar 7 juta dolar AS (Rp111 miliar) dari perusahaan pembuat kapal Privinvest. Terkait tuduhan itu pengacaranya mengatakan tidak ada bukti Chang menerima "satu sen pun" dan mengatakan proyek tersebut disetujui oleh mantan Presiden Guebuza dan menteri lainnya.
Namun, dalam argumen penutupnya pada 5 Agustus, asisten jaksa penuntut umum AS Genny Ngai mengatakan Chang secara pribadi telah menandatangani semua jaminan pinjaman dan dia merupakan sosok penting agar pinjaman tersebut disetujui.
"Dia lebih mementingkan uang daripada jabatannya," kata Ngai di pengadilan.
"Putusan hari ini adalah kemenangan yang menginspirasi bagi keadilan dan rakyat Mozambik yang dikhianati oleh terdakwa, seorang pejabat pemerintah tingkat tinggi yang korup yang keserakahan dan kepentingan pribadinya mengkhianati salah satu negara termiskin di dunia," kata Breon Peace, jaksa AS untuk Distrik Timur New York.
Baca Juga: Didukung Presiden Jokowi, Pertamina Ekspansi ke Mozambik
3. Kerugian yang dialami Mozambik
Kasus ini disebut sebagai salah satu kasus korupsi terbesar di benua Afrika. Kerugian yang dialami menyebabkan Mozambik terjerumus dalam krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan.
Negara itu mengalami pertumbuhan ekonomi yang mandek, inflasi melonjak, nilai mata uang merosot, investasi dan bantuan internasional anjlok, dan pemerintah memangkas layanan. Hampir 2 juta orang Mozambik terpaksa jatuh miskin, menurut laporan tahun 2021 oleh Chr. Michelsen Institute, sebuah badan penelitian pembangunan di Norwegia.
Richard Messick, penulis Global Anti-Corruption Blog, juga mengatakan dampak dari transaksi penipuan tersebut menyababkan beberapa juta orang terjerumus ke dalam kemiskinan dan beberapa miliar dolar AS (terhapus) dari pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah Mozambik telah mencapai kesepakatan di luar pengadilan dengan para kreditor dalam upaya untuk membayar sebagian pinjaman.
Baca Juga: Eks Menteri Mozambik Diekstradisi ke AS untuk Diadili Kasus Korupsi
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.