Atasi Hoaks, Twitter Bermitra dengan Reuters dan AP

Twitter telah membuat sistem moderasi baru

San Fransisco, IDN Times - Perusahaan media sosial Twitter, yang berbasis di San Fransisco, Amerika Serikat pada hari Senin (2/8/2021) mengumumkan bahwa telah menjalin kerja dengan Associated Press (AP) dan Reuters. Kolaborasi dengan dua kantor berita ini dilakukan untuk membantu meningkatkan informasi yang akurat tersedia di Twitter.

1. Twitter menyadari perlunya informasi yang cepat dan akurat

Atasi Hoaks, Twitter Bermitra dengan Reuters dan APIlustrasi logo Twitter. (Unsplash.com/Alexander Shatov)

Dilansir AP, Twitter dalam kerja sama ini menyampaikan bahwa dua kantor berita tersebut akan membantu memastikan bahwa informasi yang kredibel tersedia secara akurat di sekitar percakapan utama saat mereka muncul. Kantor berita juga akan membantu menjelaskan mengapa berita tertentu menjadi tren di situs.

Menurut Twitter dengan menyediakan informasi yang cepat dan akurat akan menjadi sangat penting untuk informasi yang sedang diperdebatkan atau ketika tim kurasi perusahaan tidak memiliki keahlian yang diperlukan atau akses ke pelaporan yang cukup bereputasi tentang masalah ini.

Dua perusahaan berita itu juga akan menyarankan konteks pada topik yang menarik minat luas, termasuk yang berpotensi mengarah pada informasi yang menyesatkan.

Twitter dalam pernyataannya terkait program kerja sama ini mengatakan.

"Daripada menjadi viral, Twitter akan mengontekstualisasikan wacana yang berkembang sesuai dengan atau mengantisipasi percakapan publik,” kata Twitter.

2. Pertama kalinya Twitter bekerja secara resmi dengan kantor berita

Atasi Hoaks, Twitter Bermitra dengan Reuters dan APIlustrasi logo Twitter di layar ponsel. (Unsplash.com/Sara Kurfeß)

Baca Juga: Dua wartawan Reuters Divonis 7 Tahun Penjara oleh Pengadilan Myanmar

Dilansir Reuters, kerja sama yang dijalin Twitter dengan dua kantor berita tersebut merupakan kolaborasi pertama secara resmi perusahaan media sosial itu dalam menyediakan informasi yang akurat di platrformnya. Juru bicara Twitter menyampaikan bahwa perusahaan akan bekerja secara terpisah dengan kedua jaringan berita itu, keduanya tidak akan menjalin interaksi satu sama lain.

Dalam kerja sama ini Hazel Baker, kepala berita pengumpul konten berita buatan pengguna di Reuters dalam sebuah pernyataan mengatakan.

“Kepercayaan, akurasi, dan ketidakberpihakan adalah inti dari apa yang dilakukan Reuters setiap hari … nilai-nilai itu juga mendorong komitmen kami untuk menghentikan penyebaran informasi yang salah,” kata Baker.

Tom Januszewski, wakil presiden pengembangan bisnis global AP, menyampaikan bahwa senang bisa memanfaatkan skala dan kecepatan informasi perusahan untuk menambahkan konteks ke dalam percakapan di Twitter. Januszewski juga menyampaikan bahwa perusahaan telah memiliki sejarah panjang dalam bekerja sama dengan Twitter dan perusahaan media sosial lainnya.

Sebelumnya kedua peruasahaan penyedia berita itu juga telah menjalin kerja sama dengan Facebook untuk mengatasi disinformasi.

3. Twitter pada awal 2021 luncurkan sistem moderasi baru

Atasi Hoaks, Twitter Bermitra dengan Reuters dan APIlustrasi ponsel yang mengakses Twitter. (Unsplash.com/Claudio Schwarz)

Dilansir BBC, perusahaan yang berbasis di San Fransisco ini telah berada dalam tekanan untuk menghapus konten palsu yang muncul. Untuk mengatasi hal itu pada awal tahun ini Twitter telah meluncurkan sebuah sistem yang disebut Birdwatch, sebuah sistem moderasi komunitas baru yang memungkinkan sukarelawan untuk memberi label pada tweet yang mereka temukan tidak akurat.

Twitter menyamapaikan bahwa kemitraan yang dilakukan dengan dua situs berita tersebut akan terlepas dari pekerjaan yang dilakukan tim Trust & Safety untuk menentukan apakah sebuah unggahan melanggar aturan di Twitter. Pekerjaan tim ini meliputi pelabelan tweet yang berisi media yang dimanipulasi, misinformasi pemilu, dan media sensitif yang melanggar aturan unggahan di platform.

Dalam sebuah laporan yang dirilis pada tahun 2020 oleh NYU Stern menyarankan Twitter untuk memiliki sekitar 1.500 moderator. Pengguna Twitter di seluruh dunia saat ini dilaporkan telah mencapai 199 juta pengguna.

Baca Juga: Liput Soal Rohingya, Dua Jurnalis Reuters Terancam 14 Tahun Penjara

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya