BIN Jerman Anggap Kelompok Pegida Anti-Konstitusional

Pegida juga melakukan protes di berbagai negara Eropa

Berlin, IDN Times - Kelompok Pegida (Bangsa Eropa Patriotik Melawan Islamisasi Barat) merupakan gerakan anti-Islam dan anti-imigran, yang dianggap telah menjadi "ekstremis" dan "anti-konstitusional", atau bertentangan dengan hukum Jerman. Hal itu disampaikan oleh badan intelijen di Saxony, Jerman pada hari Jumat, 7 Mei bahwa mereka akan meningkatkan pengawasan terhadap kelompok tersebut.

1. Menentang pengungsi

BIN Jerman Anggap Kelompok Pegida Anti-KonstitusionalIlustrasi Pengungsi (IDN Times/Mardya Shakti)

Melansir dari Daily Sabah, kelompok Pegida menentang apa yang disebutnya sebagai "Islamisasi Barat", didirikan pada Oktober 2014, yang pada setiap Senin malam mengadakan protes xenofobia.

Kelompok ini mulai dikenal secara luas atas protesnya selama krisis pengungsi tahun 2015 ketika Jerman menjadi sangat terpolarisasi atas keputusan Kanselir Angela Merkel, yang tetap membuka pintu negara itu bagi ratusan ribu pencari suaka, banyak dari mereka berasal dari Irak atau Suriah, yang merupakan negara penduduknya mayoritas beragama Islam.

Popularitas gerakan ini bertepatan dengan kebangkitan partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD), yang memasuki parlemen untuk pertama kalinya pada tahun 2017 dengan mendukung anti-pengungsi dan anti-imigrasi.

Melansir dari RT, setelah krisis pengungsi berlalu gerakan tersebut menjadi semakin tidak terlihat. Namun, tampaknya juga bergerak ke luar Jerman, karena pendukung Pegida sesekali berusaha untuk mengadakan aksi unjuk rasa di berbagai negara, termasuk Norwegia, Denmark, Spanyol, Swiss, dan Belgia.

2. Dianggap bertentangan dengan hukum Jerman

BIN Jerman Anggap Kelompok Pegida Anti-KonstitusionalKelompok Pegida dianggap bertentangan dengan hukum dasar Jerman. Foto gedung parlemen Jerman. Sumber:Unsplash.com/Андрей Добровольский

Melansir dari RT, Kantor Federal untuk Perlindungan Konstitusi, atau BfV, yang bertugas melawan ekstremisme dalam sebuah peryataan menyampaikan bahwa selama bertahun-tahun Pegida telah menjauh dari akar "heterogen" dan "tuntutan moderat" dan sebaliknya mengadopsi pandangan "semakin radikal dan akhirnya ekstremis".

BfV, menyampaikan bahwa ekstremis sayap kanan yang memiliki pengaruh signifikan dalam beberapa tahun terakhir melakukan gerakan, yang bertindak sebagai “penyelenggara, pembicara, dan manajer” acara Pegida. Badan keamanan Jerman itu juga menyampaikan bahwa kelompok itu juga mulai mendukung pandangan yang secara langsung bertentangan dengan hukum dasar Jerman, mereka menolak supremasi hukum dan parlemen.

Kepala cabang regional BfV di Saxony, Dirk-Martin Christian, menyampaikan bahwa Pegida dianggap telah nemberikan platform kepada berbagai ekstrimis sayap kanan, dan juga bertindak sebagai "penghubung" antara kelompok sayap kanan dan orang biasa.

“Penetrasi gagasan ekstremis sayap kanan jauh yang semakin dalam ke dalam inti masyarakat (kita) merupakan ancaman serius bagi tatanan sosial kita yang bebas dan demokratis dalam jangka panjang."

Baca Juga: WHO Akan Buka Pusat Kecerdasan Pandemik Global di Jerman

3. Akan diawasi dengan ketat

Melansir dari DW, karena dianggap berlawanan dengan hukum Jerman kelompok ini akan diawasi dengan ketat. Semua orang yang terkait dengan aktivitas dalam kelompok itu sekarang akan diawasi lebih dekat, tapi tidak termasuk mereka yang hanya ambil bagian dalam demonstrasi damai.

Pegida sebelumnya telah dinyatakan ekstremis dan diawasi oleh badan intelijen di negara bagian Jerman lainnya seperti Bavaria, negara bagian Sachsen tempat berdirinya kelompok ini telah menganggap kelompok itu sebagai kelompok ekstremis

Lutz Bachmann, yang mendirikan grup dan tetap menjadi salah satu anggotanya yang paling menonjol, telah menghadapi banyak dakwaan penghasutan, yang terbaru pada Desember tahun lalu. Dia, juga sebelumnya terpaksa mundur dari perannya sebagai pemimpin Pegida pada Januari 2015 setelah fotonya berpakaian Adolf Hitler muncul secara daring.

Pihak intelijen Jerman akan mengawasi berbagai individu dan kelompok dari seluruh spektrum politik. Dalam sebuah langkah yang kemudian diblokir oleh Mahkamah Konstitusi, BfV pada bulan Maret, menyampaikan bahwa mereka menempatkan seluruh partai AfD di bawah pengawasan karena menimbulkan ancaman bagi demokrasi.

Pada bulan Maret, Bfv, juga menyampaikan bahwa mereka mereka akan memperhatikan anggota gerakan "Querdenker" (Pemikir Lateral), yang telah muncul sebagai suara populer yang melawan pembatasan virus corona, dan pendukung aktif teori konspirasi yang menyangkal fakta tentang pandemik.

Baca Juga: Jerman Larang Organisasi Islam Ansaar International

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya