Bus Pembawa Pasien COVID-19 Kecelakaan di China, 27 Orang Tewas

Kasus COVID-19 di Guizhou melonjak

Jakarta, IDN Times - Sebuah bus di provinsi Guizhou, China mengalami kecelakaan pada Minggu (18/9/2022). Bus tersebut membawa 47 orang. Akibat kecelakaan itu, 27 orang meninggal dan 20 lainnya mengalami luka-luka.

Bus itu merupakan kendaraan resmi dari pemerintah yang membawa orang-orang yang akan menjalani karantina di fasilitas COVID-19. Sebagai informasi, China telah menerapkan tindakan ketat untuk menekan penyebaran virus.

1. Ada 20 orang yang terluka, semuanya telah berada di rumah sakit

Bus Pembawa Pasien COVID-19 Kecelakaan di China, 27 Orang TewasIlustrasi ruang perawatan di rumah sakit. (Unsplash.com/Adhy Savala)

Melansir Reuters, kecelakaan terjadi pada Minggu dini hari di bagian jalan raya yang mengarah dari Guiyang ke Libo, sebuah daerah di selatan Sandu.

Seorang pejabat dari departemen publisitas pemerintah daerah Sandu menyampaikan, 20 orang yang terluka semuanya telah dirawat di rumah sakit. 

Biro Manajemen Darurat Sandu juga membenarkan ada bus yang mengalami kecelakaan dan kendaraan itu membawa orang-orang dengan alasan virus corona.

"Kami belum mengonfirmasi ini. Silakan pantau situs web resmi. Jika ada pembaruan tentang ini, kami akan segera mengumumkan detailnya," kata Yang, seorang pejabat di departemen publisitas Sandu.

Belum ada keterangan yang memberi tahu penyebab dari kecelakaan bus tersebut.

Baca Juga: Abaikan China, Lithuania Buka Kantor Perwakilan di Taiwan

2. Guizhou mengonfirmasi 712 kasus baru

Bus Pembawa Pasien COVID-19 Kecelakaan di China, 27 Orang TewasIlustrasi COVID-19. (Unsplash.com/Martin Sanchez)

Provinsi Guizhou dalam beberapa hari terakhir telah mengalami peningkatan kasus COVID-19. Pada Sabtu, provinsi itu melaporkan 712 kasus baru, sekitar 70 persen dari semua kasus baru di China. Jumlah yang dikonfirmasi di Guizhou itu meningkat drastis dibandingkan sehari sebelumnya yang hanya melaporkan 154 kasus baru.

Otoritas Guizhou pada Sabtu mengumumkan bahwa orang-orang yang perlu dikarantina karena alasan virus corona tidak akan dibawa ke kota Guiyang, karena kapasitas fasilitas karantina yang sudah penuh.

3. Kebijakan China dalam menangani virus menimbulkan kemarahan

Bus Pembawa Pasien COVID-19 Kecelakaan di China, 27 Orang TewasBendera China. (Pixabay.com/PPPSDavid)

Melansir BBC, kecelakaan telah menimbulkan kemarahan dari mereka yang kritis terhadap kebijakan nol COVID Beijing. Kemarahan itu disampaikan di media sosial. Beberapa komentar populer di WeChat menyampaikan, "Kita semua ada di bus itu", dan komentar lain bertanya, "Kapan semua ini akan berhenti?".

Kecelakaan itu sempat menjadi topik yang banyak dibahas di Weibo, tapi segera menghilang dari 50 topik teratas. Beberapa unggahan kemarahan yang dibagikan di WeChat segera dihapus setelah publikasi.

Kebijakan nol COVID-19 menerapkan pengujian dan pelacakan massal. Mereka yang terinfeksi dan kontak dekat harus menjalani isolasi di rumah atau di fasilitas karantina. Penduduk di Beijing diharuskan antre untuk tes PCR setiap tiga hari, agar dapat mengakses gedung-gedung umum dan toko-toko

Kebijkan ketat China juga menerapkan pembatasan aktivitas di kota, meski hanya ada segelintir kasus.

Tindakan ketat China dalam menanggapi virus tersebut membuat negara itu menjadi satu-satunya ekonomi utama yang masih memprioritaskan perang melawan virus di atas segalanya.

Penanganan pemerintah dalam mengekang penyebaran virus corona telah menciptakan tantangan menjelang kongres lima tahunan Partai Komunis yang dimulai pada 16 Oktober. Pada momen itu, Presiden Xi Jinping disebut akan mengamankan masa jabatan yang ketiga.

Baca Juga: Wajah Putin Cemberut saat Xi Jinping Singgung soal Perang Ukraina

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya