Geng Kriminal Ledakkan Bom, Ekuador: Ini Deklarasi Perang ke Negara

Ekuador berlakukan keadaan darurat 30 hari

Jakarta, IDN Times - Presiden Ekuador, Guillermo Lasso, mengumumkan keadaan darurat di kota Guayaquil setelah terjadi ledakan pada Minggu (14/8/2022). Pemerintah menuduh ledakan itu dilakukan kelompok kejahatan terorganisir.

Ledakan itu menyebabkan lima orang tewas dan melukai 26 orang lainnya. Mereka yang tewas telah diidentifikasi dan diketahui tidak pernah melakukan tindakan kriminal.

Ekuador merupakan salah satu negara dengan tingkat kejahatan tinggi terkait narkoba. 

1. Ledakan dianggap sebagai deklarasi perang

Geng Kriminal Ledakkan Bom, Ekuador: Ini Deklarasi Perang ke NegaraIlustrasi ledakan. (Unsplash.com/Luke Jernejcic)

Menurut Layanan Manajemen Risiko dan Darurat Nasional, ledakan itu tidak hanya menewaskan dan melukai orang-orang, tapi juga menyebabkan delapan rumah dan dua mobil hancur, bagian depan rumah rusak dan mobil berlumuran darah dengan jendela yang pecah.

Para pejabat memberitahu bahwa serangan itu didalangi oleh dua pria yang menggunakan nama samaran Cucaracha dan Junior. Keduanya terkait dengan Los Tiguerones, salah satu geng kriminal terkemuka di Ekuador.

"Tentara bayaran kejahatan terorganisir, yang telah lama membius ekonomi, sekarang menyerang dengan bahan peledak. Ini adalah deklarasi perang terhadap negara," kata Menteri Dalam Negeri, Patricio Carrillo.

Keadaan darurat akan berlaku mulai Minggu dan akan berlangsung selama 30 hari. Pengumuman keadaan darurat itu merupakan yang keempat kalinya dilakukan oleh pemerintah Ekuador sejak Oktober tahun lalu dalam menanggapi kelompok-kelompok kejahatan. 

Baca Juga: Ekuador Kumpulkan 45 Potongan Mayat Napi Korban Mutilasi Geng Narkoba

2. Kejahatan geng-geng narkoba di Ekuador

Geng Kriminal Ledakkan Bom, Ekuador: Ini Deklarasi Perang ke NegaraIlustrasi narkoba. (Pexels.com/MART PRODUCTION)

Melansir DW, Guayaquil merupakan kota yang sering terjadi kasus penembakan dan pembunuhan oleh anggota geng-geng kriminal yang saling bersaing terkait perdagangan narkoba nasional dan internasional.

Terletak di antara Kolombia dan Peru, dua produsen kokain terbesar di dunia, Ekuador telah menghadapi tingginya gelombang kejahatan narkoba yang membuat banyaknya terjadi kejadian mengerikan, termasuk ditemukan mayat-mayat yang dipenggal dan digantung di jembatan.

Persaingan antara geng-geng narkoba juga terjadi di dalam penjara, di mana perseteruan itu telah menewaskan sedikitnya 400 nyawa sejak Februari tahun lalu.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, semua kokain yang disita secara global pada 2020 sekitar 6,5 persen berasal dari Ekuador.

3. Pemerintahan Lasso dikritik pemimpin Guayaquil

Geng Kriminal Ledakkan Bom, Ekuador: Ini Deklarasi Perang ke NegaraPresiden Ekuador, Guillermo Lasso. (Twitter.com/Guillermo Lasso)

Melansir BBC, setelah ledakan itu, Wali Kota Guayaquil, Cynthia Viteri telah menulis surat terbuka kepada Presiden Lasso. Dia mengkritik pemerintahan Lasso yang dianggap belum optimal memerangi geng-geng kriminal.

"Geng kriminal telah menjadi pemerintahan di dalam pemerintahan di Ekuador. Kami telah menyaksikan orang-orang digantung di jembatan, pembunuhan di atas sepeda motor, pemerkosaan di pusat perbelanjaan dan di bus sekolah."

"Apa lagi yang kamu ingin kami lakukan untuk membela diri? Seorang presiden adalah pelindung rakyatnya, tapi sejauh ini kami belum melihat satu langkah pun yang aman untuk memerangi kejahatan."

Melaluit Twitter, Presiden Lasso menyampaikan tidak akan membiarkan kejahatan terorganisir mencoba mengendalikan negara.

Baca Juga: Presiden Ekuador Tuduh Pemimpin Kelompok Pribumi Berupaya Kudeta

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya