Impas Perang, Ini Cara UE Kurangi Ketergantungan Energi dari Rusia

Mulai Agustus batu bara dari Rusia akan dilarang

Jakarta, IDN TIMES - Uni Eropa (UE) pekan ini meluncurkan rencana investasi energi hingga 300 miliar euro (Rp4,6 kuadriliun triliun) pada 2030. Rencana itu untuk mengakhiri ketergantungan terhadap minyak dan gas dari Rusia.

Rusia merupakan pemasok gas terbesar di Eropa, dengan 40 persen gas dan 27 persen minyak kebutuhan UE berasal dari Rusia. Namun, sejak invasi militer terhadap Ukraina, blok tersebut berusaha mengurangi ketergantungannya pada ekspor energi Rusia.

1. UE akan batasi energi dari Rusia

Melansir CNN, UE telah mengambil langkah mengurangi ketergantungan energi terhadap Rusia, dengan berencana mengurangi impor gas alam menjadi 26 persen dan setuju untuk melarang batu bara Rusia, yang akan dimulai Agustus tahun ini. Selain larangan terhadap batu bara, blok tersebut juga sedang mempersiapkan embargo minyak.

Namun, sanksi minyak terhadap Rusia dapat menyulitkan Hungaria yang terkurung daratan. Sekitar 40 persen kebutuhan minyak Hungaria bergantung dari pasokan Rusia, karena hal itu Hungaria menolak sanksi kepada Rusia.

Dalam beberapa pekan terakhir, negara-negara UE telah mengurangi impor energi dari Rusia, termasuk Jerman yang mengurangi dari 55 persen menjadi 35 persen.

Rusia telah memutus pasokan energinya ke negara Eropa yang menolak membayar dengan rubel Rusia. Tindakan itu telah dilakukan sejak April terhadap Polandia dan Bulgaria. Langkah serupa juga dilakukan mulai bulan ini terhadap Filandia.

Rencana UE juga membahas tindakan yang perlu diambil jika Rusia menghentikan semua pasokan energinya dan rencana membagi pasokan energi sesama anggota UE.

Baca Juga: Ingin Perkuat Kawasan, Jerman Dukung 6 Negara Balkan Gabung Uni Eropa

2. UE akan tingkatkan target hemat energi dan energi terbarukan

Impas Perang, Ini Cara UE Kurangi Ketergantungan Energi dari RusiaIlustrasi energi terbarukan dari kincir angin. (Unsplash.com/Nicholas Doherty)

Strategi untuk mengurangi ketergantungan energi dari Rusia ini disebut rencana REPowerEU, yang akan menerapkan penghematan energi dalam bentuk mengganti gas Rusia dengan bahan bakar fosil dari negara lain, pembiayaan infrastruktur baru untuk gas alam cair, dan mempercepat penerapan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.

"RePowerEU akan membantu kami menghemat lebih banyak energi untuk mempercepat penghentian bertahap bahan bakar fosil dan, yang paling penting, untuk memulai investasi dalam skala baru. Jadi saya mengatakan ini akan menjadi percepatan Kesepakatan Hijau Eropa kami," kata Presiden Komisi UE, Ursula Von der Leyen, dikutip dari RFI.

Von der Leyen berpendapat bahwa krisis energi saat ini paling tepat diatasi dengan penghematan energi. Dia memberitahu bahwa target efisiensi energi UE untuk tahun 2030 akan ditingkatkan dari 9 persen menjadi 13 persen.

Dalam mengurangi konsumsi energi, UE akan mendorong warga dan bisnis mengurangi penggunaan energi mereka, dengan menyarankan untuk menghemat penggunaan lampu dan pendingin ruangan. Langkah itu diyakini akan membantu mengurangi permintaan minyak dan gas sebesar 5 persen dalam jangka pendek.

Dalam rencana penggunaan energi terbarukan, UE akan meningkatkan target pada 2030 dari 40 persen menjadi 45 persen. Untuk mewujudkan target, UE berencana mengurangi waktu izin proyek energi terbarukan, menggandakan energi tenaga surya pada 2025, dan meningkatkan produksi hidrogen terbarukan.

Rencana menggantikan energi dari Rusia ini juga akan dilakukan dengan mempercepat impor gas alam cair dari Amerika Serikat dan Kanada, dan meningkatkan aliran gas dari Norwegia.

3. Biaya yang akan dihabiskan UE 

Impas Perang, Ini Cara UE Kurangi Ketergantungan Energi dari RusiaBendera UE di depan Gedung Berlaymont kantor Komisi Eropa di Brussels, Belgia. (Unsplash.com/Guillaume Périgois)

Melansir DW, proyek investasi energi yang akan menelan ratusan miliar euro ini akan mencakup sekitar 72 miliar euro (Rp1,1 kuadriliun) dalam bentuk hibah dan 225 miliar euro (Rp3,4 kuadriliun) dalam bentuk pinjaman. 

Investasi tersebut akan mencakup hingga 10 miliar euro (Rp154,8 triliun) untuk infrastruktur gas, sebagai penganti pasokan yang hilang antara negara-negara anggota dan terminal gas alam cair.

Untuk menghentikan pengiriman minyak dari Rusia, maka akan dialokasikan 2 miliar euro (Rp30,9 triliun) sebagai biaya pembangunan infrastruktur minyak. Lalu dana lainnya akan digunakan untuk pembiayaan mempercepat dan meningkatkan transisi energi bersih.

Proposal rencana investasi energi ini akan memerlukan persetujuan dari negara-negara anggota UE.

Baca Juga: Situasi Terkini di Ukraina: Selangkah Lagi Rusia Kuasai Luhansk!

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya