India Bebaskan 11 Pelaku Pemerkosaan-Pembunuhan Pada Kerusuhan 2022

Harusnya terpidana dihukum seumur hidup

Jakarta, IDN Times - Pejabat di India pada Selasa (16/8/2022) mengonfirmasi bahwa pemerintah di negara bagian Gujarat memberikan remisi kepada 11 terpidana pemerkosaan dan pembunuhan, yang dihukum seumur hidup pada 2008.

Kejahatan ini terjadi pada saat kerusuhan Hindu-Muslim pada 2002 di Gujarat. Para pelaku merupakan pria Hindu, sedangkan korban merupakan Muslim. Korban dalam kasus pemerkosaan adalah Bilkis Bano, saat itu berusia 21 tahun dan sedang hamil lima bulan. Sementara mereka yang dibunuh adalah Putri Bano dan enam anggota keluarganya.

Kerusuhan di Gujarat pada 2002 merupakan salah satu kerusuhan agama terburuk di India, menyebabkan lebih dari seribu orang meninggal, kebanyakan dari mereka Muslim. Keurusuhan di Gujarat terjadi tatkala wilayah itu dipimpin oleh Partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP), yang sampai saat ini juga memimpin pemerintahan Gujarat.

1. Para terpidana memenuhi syarat remisi

India Bebaskan 11 Pelaku Pemerkosaan-Pembunuhan Pada Kerusuhan 2022Ilustrasi narapidana. (Pexels.com/Enrico Hänel)

Melansir Reuters, para pelaku dibebaskan dari penjara di Panchmahals di Gujarat barat pada Senin, bertepatan saat India merayakan 75 tahun kemerdekaannya dari Inggris.

Sujal Jayantibhai Mayatra, birokrat utama di Panchmahals, menyampaikan bahwa komite penasihat penjara telah merekomendasikan pembebasan setelah mempertimbangkan waktu yang dihabiskan 11 pelaku dipenjara dan menilai perilaku mereka baik selama ditahan.

“Faktanya adalah mereka telah menghabiskan hampir 15 tahun di penjara dan memenuhi syarat untuk remisi,” katanya.

Berdasarkan undang-undang di India, narapidana dapat mengajukan remisi setelah 14 tahun dipenjara. Pemerintah Gujarat telah menyatakan bahwa proses hukum telah diikuti dalam pembebasan tersebut.

Baca Juga: PM Modi: India Akan Jadi Negara Maju 25 Tahun Mendatang

2. Korban meragukan keadilan

India Bebaskan 11 Pelaku Pemerkosaan-Pembunuhan Pada Kerusuhan 2022Ilustrasi pemerkosaan. (Pexels.com/Alex Green)

Melansir Hindustan Times, Bano melalui pengacaranya, Shobha Gupta, menanggapi pembebasan para pelaku dalam suatu pernyataan yang dirilis pada hari Rabu.

"Dua hari yang lalu, pada 15 Agustus, trauma 20 tahun terakhir kembali menghantui saya. Ketika saya mendengar bahwa 11 orang terpidana yang menghancurkan keluarga dan hidup saya, dan mengambil putri saya yang berusia 3 tahun, telah bebas. Saya kehilangan kata-kata. Saya masih mati rasa," kata Bano. 

Dia menyampaikan keputusan itu telah mengguncang keyakinannya pada keadilan.

"Hari ini, saya hanya bisa mengatakan ini, bagaimana keadilan bagi wanita mana pun bisa berakhir seperti ini? Saya mempercayai pengadilan tertinggi di tanah kami. Saya memercayai sistemnya, dan saya perlahan-lahan belajar untuk hidup dengan trauma saya. Pembebasan para terpidana ini telah merenggut kedamaian saya dan menggoyahkan keyakinan saya akan keadilan," ungkap dia. 

"Tidak ada yang bertanya tentang keselamatan dan kesejahteraan saya, sebelum mengambil keputusan besar dan tidak adil. Saya memohon kepada pemerintah Gujarat, tolong batalkan kesakitan ini. Kembalikan hak saya untuk hidup tanpa rasa takut dan damai. Tolong pastikan bahwa saya dan keluarga saya tetap aman," sambungnya.

3. Kecaman terhadap remisi

Para politisi dan pengacara mengecam pembebasan itu. Keputusan dianggap bertentangan dengan kebijakan pemerintah yang menyatakan ingin memberdayakan perempuan. India merupakan negara yang masih memiliki banyak kekerasan terhadap perempuan.

"Pengampunan hukuman bagi terpidana kejahatan mengerikan seperti pemerkosaan dan pembunuhan beramai-ramai tidak pantas secara moral dan etis. Apa pesan yang kita coba kita sampaikan?" kata pengacara senior Anand Yagnik.

Rahul Gandhi, seorang anggota parlemen senior, juga mengecam pembebasan tersebut.

"Mereka yang memerkosa seorang wanita hamil lima bulan dan membunuh putrinya yang berusia tiga tahun dibebaskan selama 'Azadi ka Amrit Mahotsav'. Pesan apa yang diberikan kepada para wanita negeri oleh mereka yang menjajakan kebohongan tentang 'Nari Shakti'?” tutur dia. 

Azadi ka Amrit Mahotsav merujuk pada tema dalam perayaan Hari Kemerdekaan India ke-75. Nari Shakti merujuk pada pemberdayaan terhadap perempuan.

Ketua All India Majlis-e-Ittehadul Muslimeen (AIMIM), Asaduddin Owaisi, juga mengkritik pembebasan tersebut dan menganggap BJP telah melakukan kesalahan karena bias terhadap agama tertentu, sehingga memaafkan kasus pemerkosaan.

Baca Juga: India akan Larang Penjualan Ponsel Murah Buatan China

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya