Inggris-Selandia Baru Capai Kesepakatan Dagang, Siapa Lebih Untung?

Kesepakatan diperkirakan akan menaikan PDB Selandia Baru

Jakarta, IDN Times - Inggris Raya dan Selandia Baru mencapai kesepakatan perdagangan pada Rabu (20/10/2021). Kesepakatan yang tercatat sebagai langkah besar untuk meningkatkan perdagangan bebas itu tercapai setelah negosiasi selama lebih dari 16 bulan. 

Dalam kesepakatan ini, Selandia Baru diperkirakan akan memperoleh lebih banyak keuntungan daripada Inggrs Raya.

1. Kesepakatan membuat profesional lebih mudah bekerja di Selandia Baru

Melansir dari The Independent, kesepakatan perdagangan ini dicapai Perdana Menteri Inggris Raya, Boris Johnson, dan Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, melalui pertemuan daring. Salah satu manfaat jangka panjang untuk Inggris Raya dalam kesepakatan ini adalah memudahkan untuk menjual layanan ke Selandia Baru.

Komoditas seperti cokelat, anggur, kapa, dan pakaian dari Inggris Raya kemungkinan akan mendapat manfaat dari pengurangan 10 persen bea masuk. Madu manuka, buah kiwi, dan domba dari Selandia Baru dapat memperoleh potongan tarif yang setara. 

Johnson mengatakan, kesepakatan itu akan mempererat persahatabatan dengan Selandia Baru dan kerja sama akan mengikuti investasi senilai 9,7 miliar pound sterling (sekitar Rp189,4 triliun), yang diumumkan bersamaan dengan KTT Investasi Global pada Selasa (19/10/2021).

Menurut Ardern, kesepakatan ini akan saling menguntungkan kedua negara.

Pemerintah Inggris Raya mengatakan perjanjian ini membuat pengaturan bagi profesional seperti pengacara dan arsitek akan dapat bekerja di Selandia Baru dengan lebih mudah.

Baca Juga: Selandia Baru Tak akan Lagi Menggaji 'Penyihir Negara'

2. Inggris Raya ingin fokus ke kawasan Indo-pasifik

Dikutip dari The Guardian, pasca Brexit, Inggris Raya telah mencapai kesepakatan perdagangan yang lebih bebas dengan Jepang dan Australia. Fokus Johnson kini mengarah kepada kawasan Indo-pasifik, sekaligus memperkuat posisinya semakin kompetitif untuk menyaingi China. 

Saat ini, lebih dari 30 persen ekspor Selandia Baru menuju China, dengan ketergantungan perdagangan yang bersar membuat pemerintahan Ardern bersikap lebih lembut terhadap China daripada beberapa sekutunya.

Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Nanaia Mahuta, telah mendesak eksportir untuk mengurangi ketergantungan dengan China, agar tidak mengalami perang dagang seperti Australia.

Ketua oposisi Selandia Baru, Judith Collins, mengatakan dengan tidak memberikan perjanjian perdagangan bebas, Amerika Serikat dan Inggris Raya dapat membuat China memperkuat dominasi di kawasan indo-Pasifik.

Dengan terjalinnya kesepakatan ini, Inggris Raya berharap bisa bergabung dalam Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP), blok perdagangan yang mencakup Australia, Kanada, Meksiko, Vietnam, Brunei, Jepang, Singapura, Peru, Malaysia, Chili, dan Selandia Baru.

3. Kesepakatan dikhawatirkan akan merugikan petani Inggris Raya

Inggris-Selandia Baru Capai Kesepakatan Dagang, Siapa Lebih Untung?Ilustrasi petani. (Pexels.com/Anna Shvets)

Melansir dari BBC, Buruh dan Serikat Petani Nasional (NFU) mengatakan, kesepakatan itu dapat merugikan petani Inggris Raya dan menurunkan standar pangan. NFU khawatir kesepakatan itu akan seperti kesepakatan dengan Australia, yang membuat peternak mengalami kerugian.

Presiden NFU, Minette Batters, mengatakan bahwa kesepakatan London-Wellington akan membuat petano lokal kesulitan karena tuntutan biaya produksi yang lebih tinggi. Batters juga mengatakan, saat ini margin dalam negeri sudah ketat karena sedang dihadapkan dengan kekurangan tenaga kerja serta meningkatnya biaya pertanian.

Kesepakatan ini dikritik oleh Menteri Perdagangan Bayangan Emily Thornberry, yang mengatakan bahwa data pemerintah menunjukkan kesepakatan itu akan merugikan petani lokal. Ada pun pihak yang akan diuntungkan adalah peternak daging dan susu di Selandia Baru. 

Kesepakatan ini diperkirakan akan meningkatkan PDB Selandia Baru sekitar 0,3 persen. Namun, untuk Inggris Raya pengaruhnya mungkin akan memiliki efek kecil, diperkirakan akan memiliki efek pertumbuhan positif 0,01 persen atau negatif -0,01 persen.

Menteri Perdagangan Internasional, Anne-Marie Trevelyan, mengatakan kesepakatan akan memberikan peluang bagi hasil yang besar, sehingga petani tidak perlu khawatir. Dia mengatakan kesepakatan berpotensi meningkatkan perdagangan ke Selandia Baru hingga 30 persen pada 2030. Saat ini perdagangan ke Inggris Raya ke Selandia Baru bernilai 2,3 miliar pound sterling (Rp44,9 triliun).

Baca Juga: Maroko Larang Penerbangan Inggris karena Kasus COVID-19 Naik

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya