Iran Akan Perkaya Uranium Hingga 20 Persen

Iran semakin menjauh dari kesepakatan nuklir

Wina, IDN Times - Perjanjian mengenai pembatasan kemurnian uraniaum yang diizinkan untuk Iran pada tahun 2015 semakin dilanggar. Pada Jumat (1/1) Iran dikabarkan akan memperkaya kemurnian uranium hingga 20 persen, jauh dari kesepakatan yang hanya 3,67 persen. 

Berikut penjelasan dari tindakan Iran yang melanggar perjanjian tersebut.

1. Balasan terhadap sanksi AS

Iran Akan Perkaya Uranium Hingga 20 PersenIlustrasi reaktor nuklir milik Iran. Sumber: unplash.com/Ajay Pal Singh Atwal

Melansir dari Reuters, pada hari Jumat (1/1) Agensi Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan bahwa telah dikabari Iran yang akan memperkaya kemurnian uranium hingga 20 persen, yang jauh dari kesepakatan yang diperbolehkan yaitu 3,67 persen.

Tindakan Iran merupakan respon terhadap AS yang keluar dari perjanjian tersebut di 2018 dan sanksi AS yang kembali diberikan kepada Iran. Selain itu keputusan yang disahkan oleh parlemen Iran bulan lalu ini juga bentuk respon terhadap pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh, seorang ilmuwan nuklir terkemuka Iran.

Dalam peraturan yang disahkan parlemen Iran mengharuskan pemerintah untuk melanjutkan pengayaan uranium hingga 20 persen, bila sanksi terhadap minyak dan sektor keuangan tidak berkurang dalam dua bulan. Dan pengawas PBB juga akan diblokir dari fasilitas nuklir Iran di Natanz dan Fordo.

Berikut pernyataan IAEA terkait Iran yang melanggar perjanjian tersebut.

"Iran telah memberi tahu Agensi bahwa untuk mematuhi undang-undang yang baru-baru ini disahkan oleh parlemen negara itu, Organisasi Energi Atom Iran bermaksud untuk memproduksi uranium yang diperkaya rendah (LEU) hingga 20 persen di Pabrik Pengayaan Bahan Bakar Fordo."

IAEA menerima pemberitahuan Iran pada 31 Desember, namun Iran tidak memberitahu kapan pengayaan akan dilakukan.

Fasilitas nuklir Iran di Fordo dibangun di dalam gunung, yang bertujuan untuk melindunginya dari pemboman udara. Pada kesepakatan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) di 2015 tidak mengizinkan adanya pengayaan di sana. Iran sudah memperkaya fasilitas nuklit Fordo dengan sentrifugal IR-1 generasi pertama. Tujuan utama kesepakatan itu adalah untuk menghambat Iran menghasilkan bahan fosil yang cukup untuk bom nuklir, jika mau, yang setidaknya menjadi satu tahun dari sekitar dua hingga tiga bulan dan juga mencabut sanksi internasional untuk Iran.

Iran sebelumnya telah melanggar kesepakatan dengan memperkaya uranium naik hingga 4,5 persen.

Melansir dari BBC, uranium yang diperkaya dihasilkan dengan memasukkan gas uranium heksafluorida ke dalam sentrifugal, yang akan memisahkan isotop yang paling cocok untuk fisi nuklir, yang disebut U-235. Uranium yang diperkaya rendah biasanya memiliki konsentrasi U-235 mencapai 3-5 persen, yang biasanya digunakan untuk tenaga pembangkit listrik, sementara uranium yang diperkaya tinggi memiliki konsentrasi 20 persen atau lebih digunakan dalam reaktor untuk riset, sementara uranium yang diperkaya hingga 90 persen dijadikan sebagai senjata seperti bom atom.

2. Iran melakukan kontruksi baru di fasilitas nuklir di Fordo

Iran Akan Perkaya Uranium Hingga 20 PersenIlustrasi pembangunan di fasilitas nuklir Iran di Fordo. Sumber:unplash.com/Etienne Girardet

Baca Juga: Presiden Iran: AS Tidak Bisa Bernegosiasi dan Berperang Melawan Iran

Melansir dariTime of Israel, pada Desember lalu Associated Press memperoleh foto-foto yang menunjukkan adanya kontruksi pembangunan baru di fasilitas nuklir bawa tanah Fordo. Mengenai hal itu Iran belum secara terbuka mengakuinya. Fasilitas nuklir di Fordo diketahui oleh Barat pada tahun 2009.

Sebelumnya Iran juga telah membangun fasilitas nuklir Natanz setelah ledakan misterius pada Juli, yang digambarkan sebagai serangan sabotase.

"Setiap perubahan di situs ini akan diawasi dengan cermat sebagai tanda ke mana arah program nuklir Iran," menurut pandangan Jeffrey Lewis, seorang pakar dari James Martin Center for Nonproliferation Studies di Middlebury Institute of International Studies yang mempelajari Iran.

Jeffrey mengatakan dalam kesepakatan nuklir di 2015, Iran setuju untuk menghentikan pengayaan uranium di Fordo dan malah menjadikannya "pusat nuklir, fisika, dan teknologi. Lokasi ini adalah titik tegang utama dalam negosiasi yang mengarah pada kesepakatan nuklir Iran. AS bersikeras Iran menutupnya sementara pemimpin tertinggi Iran mengatakan menyimpannya sebagai garis merah."

Mengenai pembangunan di fasilitas nuklir Fordo belum diketahui apakah IAEA telah diberitahu atau belum oleh Iran.

3. Joe Biden ingin membawa AS kembali ke perjanjian JCPOA

Iran Akan Perkaya Uranium Hingga 20 PersenPresiden terpilih Amerika Joe Biden. Sumber:twitter.com/ Joe Biden

Perjanjian JCPOA terjadi pada tahun 2015 dan ditandatangani oleh tujuh negara yaitu Iran, AS, Jerman, Prancis, Inggris, Tiobgkok, dan Rusia. Melansir dari BBC, di masa pemerintahan Presiden Donald Trump, AS menarik diri dari perjanjian JCPOA pada Mei 2018, ia menyebut perjanjian tersebut "membusuk dan busuk". Sementara itu Presiden terpilih AS Joe Biden telah mengatakan akan membawa AS kembali dalam kesepakatan, dan akan mencabut sanksi jika Iran kembali mematuhi perjanjian.

Melansir dari Time of Israel, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas, pada akhir Desember, mengatakan bahwa negara lainnya telah setuju untuk membawa AS kembali dalam kesepakatan, ia juga meminta Iran untuk tidak menyia-nyiakan kesekapatan. Ia juga mengatakan bahwa kesepakatan tersebut akan bertahan atau sebaliknya, yang akan ditentukan dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.

Sementara itu tiga kekuatan Eropa telah menyatakan harapan bahwa dengan perubahan administrasi di Washington, AS dapat dibawa kembali ke dalam kesepakatan.

 Respon dari Inggris  mengenai pengembangan nuklir Iran melalui Menteri Luar Negeri Dominic Raab mengatakan, "membuat sangat jelas Iran tidak boleh menerapkan perluasan yang baru-baru ini diumumkan ke program nuklirnya. Melakukannya akan merusak peluang untuk kemajuan yang kami harapkan di tahun 2021."

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif telah mengatakan bahwa Iran akan "dengan cepat membalikkan" pelanggarannya terhadap perjanjian nuklir ketika AS dan tiga kekuatan Eropa "melakukan tugas mereka."

Baca Juga: Ilmuwan Iran Dibunuh dengan Senjata yang Dikendalikan dari Jarak Jauh 

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya