Jerman Akan Perketat Lockdown Bagi Warga yang Ogah Divaksinasi COVID

Pembatasan membutuhkan persetujuan majelis tinggi 

Jakarta, IDN Times - Kanselir Jerman, Angela Merkel, pada Kamis (18/11/2021) menyampaikan bahwa pemerintah akan memberlakukan pembatasan yang lebih ketat kepada mereka yang tidak divaksinasi COVID-19.

Tindakan ini diambil setelah Merkel mengadakan pertemuan dengan para pejabat, membahas lonjakan kasus corona di Jerman yang mengkhawatirkan. 

1. Pembatasan akan diterapkan Jerman

Jerman Akan Perketat Lockdown Bagi Warga yang Ogah Divaksinasi COVIDBendera Jerman (Unsplash.com/Christian Wiediger)

Melansir Euro News, pemerintah sepakat bahwa wilayah yang terdapat lebih dari tiga pasien COVID-19 di rumah sakit per 100 ribu penduduk, hanya mereka yang divaksinasi dan telah pulih dari virus yang diizinkan untuk pergi ke tempat umum seperti restoran atau acara konser. Saat ini sebagian wilayah Jerman telah melewati batas yang disepakati.

Untuk wilayah dengan tingkat rawat inap lebih dari enam pasien harus menerapkan pengujian serta vaksinasi. Untuk yang lebih dari sembilan orang harus menerapkan tindakan lebih lanjut, seperti pembatasan kontak.

Dalam aturan terbaru, mereka yang belum menerima vaksin, bahkan jika negatif COVID-19, tetap akan dibatasi akses di tempat publik.

Pembatasan baru ini telah mendapat dukungan dari majelis rendah parlemen Jerman, Bundestag. Namun, agar bisa diterapkan, aturan ini perlu mendapat persetujuan dari majelis tinggi, Bundesrat.

Sebelumnya, otoritas kesehatan telah mengeluarkan peringatan setalah adanya laporan kasus baru sebanyak 65.371 kasus dalam sehari, yang merupakan kasus harian tertinggi di Jerman sejak pandemik COVID-19. Adanya potensi kenaikan ini telah diperingatkan para ahli selama berminggu-minggu sebelumnya.

Baca Juga: Kasus Melonjak! Eropa Diprediksi Bakal Jadi Episentrum COVID-19 

2. Mempertimbangkan vaksin booster bagi perawat dan pekerja di rumah sakit

Jerman Akan Perketat Lockdown Bagi Warga yang Ogah Divaksinasi COVIDIlustrasi petugas medis yang sedang memberikan vaksin COVID-19. (Unsplash.com/Alex Mecl)

Kanselir Merkel telah menyerukan agar orang-orang mau divaksinasi. Menurut dia belum terlambat untuk memperoleh vaksin. 

Dia menyerukan supaya tingkat vaksinasi penuh mencapai di atas 75 persen. Saat ini baru 67,7 persen populasi yang sudah divaksinasi penuh. Bahkan, di beberapa wilayah Jerman tingkat vaksinasinya hanya 57,6 persen. 

Merkel juga mengatakan, pemerintah sedang mempertimbangkan wajib vaksinasi bagi tenaga kesehatan dan pekerja rumah sakit. Menteri Kesehatan, Jens Spahn, telah meminta petugas medis untuk tidak terlalu ketat menunggu hingga enam bulan sebelum memberikan suntikan vaksin booster.

Melansir Reuters, negara bagian Saxony, wilayah yang paling parah terkena gelombang keempat, sedang mempertimbangkan menutup teater, konser, dan pertandingan sepak bola. Di Saxony infeksi harian baru meningkat 14 kali lipat dalam sebulan terakhir. Di wilayah itu ada kubu sayap kanan Partai Alternatif untuk Jerman, yang menampung banyak orang yang skeptis terhadap vaksin.

Beberapa hari sebelumnya wilayah Brandenburg, yang mencakup ibu kota Berlin, telah lebih dulu menerapkan pembatasan bagi yang tidak divaksinasi, melarang berkunjung ke restoran, museum, dan tempat umum lainnya, bahkan jika mereka negatif COVID-19.

3. Ceko dan Slovakia umumkan pembatasan yang lebih ketat bagi yang tidak divaksin

BBC melaporkan, Eropa saat ini kembali menjadi wilayah yang paling parah terkena dampak pandemik. Beberapa negara selain Jerman juga telah menerapkan pembatasan bagi orang yang tidak divaksinasi.

Pada Kamis, Republik Ceko dan Slovakia mengumumkan pembatasan yang lebih ketat untuk orang yang tidak divaksinasi.

Dalam aturannya, pemerintah Ceko tidak mengizinkan orang yang tidak divaksinasi untuk memasuki restoran, menghadiri acara, dan menggunakan berbagai tempat umum lainnya. Selain itu, mereka yang belum pulih lebih dari enam bulan juga tidak diizinkan. Aturan ini mulai berlaku pada 22 November.

Perdana Menteri Slovakia, Eduard Heger, pada Kamis mengatakan pembatasan baru yang diterapkan untuk membatasi aktivitas mereka yang tidak divaksinasi.

Negara Eropa yang telah lebih dulu membatasi orang yang tidak divaksin adalah Austria, yang berdampak terhadap dua juta warganya. Dalam aturan itu, mereka hanya diperbolehkan keluar rumah untuk alasan terbatas, seperti bekerja atau membeli makanan. Ada laporan bahwa pada 22 November wilayah Salzburg dan Austria Atas akan lockdown penuh.

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya