Jerman Janji Tidak Toleransi Serangan Terhadap Sinagoge

Pengunjuk rasa di Jerman bakar bendera Israel

Berlin, IDN Times - Konflik Israel dan Palestina baru-baru ini juga berdampak terhadap Yahudi di luar Israel, seperti di Jerman. Protes anti-Semit sedang meningkat di Jerman. Pada Selasa, 11 Mei 2021 malam hari waktu setempat pengunjuk rasa membakar bendera Israel di luar sinagoge di Muenster .

Untuk melindungi warganya yang beragama Yahudi atau keturunannya, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas pada hari Kamis, 14 Mei 2021 menjanjikan keamanan untuk sinagoge di Jerman.

1. Pemerintah minta Yahudi Jerman tidak disalahkan atas konflik Israel-Palestina

Jerman Janji Tidak Toleransi Serangan Terhadap SinagogeIlustrasi Sinagoge Yahudi di Jerman. (Unsplash.com/Boris Ivanović)

Melansir darI DW, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Mass meminta warga Jerman untuk menolak gagasan, "Menyalahkan orang-orang yang beragama Yahudi di Jerman atas peristiwa di Timur Tengah, baik di jalanan maupun di media sosial." Mass juga menyampaikan bahwa segala bentuk kekerasan yang menyerang tempat ibadah kaum Yahudi di Jerman tidak akan ditoleransi.

Di hari Kamis, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier juga menegaskan bahwa negaranya tidak akan mentoleransi serangan di sinagoge dan unjuk rasa kebencian anti-Semit.

"Tidak ada yang dapat membenarkan ancaman terhadap orang Yahudi di Jerman atau serangan terhadap sinagoge di kota-kota Jerman. Siapa pun yang membakar bendera Bintang Daud atau meneriakkan slogan-slogan anti-Semit di jalan-jalan kami tidak hanya menyalahgunakan hak untuk berdemonstrasi tetapi juga melakukan kejahatan. Kami tidak ingin, dan tidak akan mentolerir kebencian orang Yahudi."

2. Protes anti-Semit di Jerman

Konflik yang meningkat antara Israel dan Palestina telah membuat unjuk rasa anti-Semit meningkat di Jerman dalam beberapa hari ini. Melansir dari Times of Israel, pada hari Selasa para pengunjuk rasa membakar bendera Israel di sinagoge di Muenster dan Bonn, 16 orang ditangkap atas insiden tersebut. Pada Rabu malam, sekitar 180 orang meneriakkan slogan anti-Israel pada pawai di Gelsenkirchen. Sementara itu di Hanover, polisi mengatakan mereka membubarkan protes yang diikuti oleh sekitar 550 orang dan mencegah dua pengunjuk rasa membakar bendera Israel

Melansir dari The Indian Express,  Josef Schuster, presiden Dewan Pusat Yahudi Jerman, yang mewakili sekitar 200.000 orang Yahudi yang tinggal di Jerman, pada hari Rabu, menyalahkan Hamas atas konflik Israel dan Palestina yang semakin memanas. Terkait insiden pembakaran bendera Israel, dia mengatakan "perlindungan institusi Yahudi harus dinaikkan". "Kami mengharapkan solidaritas dari orang-orang di Jerman dengan Israel dan komunitas Yahudi."

Menurut data pemerintah kekerasan anti-Semit terus meningkat di Jerman dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2019 ada 2.032 pelanggaran tercatat naik 13 persen dari tahun sebelumnya. Pengadilan Jerman pada bulan Desember tahun lalu menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada penyerang di balik serangan sayap kanan, yang hampir menjadi kekejaman anti-Semit terburuk di Jerman sejak Perang Dunia II. Setelah gagal menyerbu sinagoge, pria bersenjata yang diadili itu menembak mati seorang wanita yang lewat dan seorang pria di sebuah toko kebab.

Baca Juga: Warga Prancis Protes agar Pembunuh Wanita Yahudi Dihukum

3. Masyarakat Jerman menentang kekerasan anti-Semit

Abdel Karim, seorang stand-up komedi Jerman-Maroko yang populer melalui Twitternya memprotes cara orang-orang mengungkap ekspresinya dalam menentang kekerasan Israel terhadap Palestina.

"Ada banyak cara untuk mengekspresikan empati manusiawi yang dapat dimengerti seseorang untuk Palestina. Menyerang sinagoge bukanlah salah satunya."

Komunitas Yahudi di Gelsenkirchen, sebuah organisasi komunitas yang menentang anti-Semit, mengumunkan melalui Twitter bahwa mereka telah mendaftarkan acara publik di depan sinagoge, yang akan berlangsung pada Jumat malam sebagai tanggapan atas unjuk rasa pada hari Rabu. "Tidak ada ruang untuk antisemitisme - solidaritas dengan komunitas Yahudi di Gelsenkirchen."

Igor Levit, seorang pianis klasik Rusia-Jerman keturunan Yahudi, lebih tegas dalam penilaiannya, dia mengatakan bahwa naif untuk menganggap bahwa anti-Semit tidak ada di Jerman. 

"Jelas sekali, selalu, dan akan selalu - jika kita tidak melawannya. Tidak hanya dengan kata-kata yang manis, tetapi dengan sikap dan solidaritas, dan bukan hanya ketika kekerasan menjadi akut."

Baca Juga: Polisi Israel Bentrok dengan Kelompok Yahudi Ultra-Ortodoks

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya