Jerman: Kesenjangan antara Timur dan Barat Semakin Kecil

Bagian timur tertinggal 18 persen dari bagian barat

Berlin, IDN Times - Reunifikasi Jerman yang menyatukan kembali wilayah timur dan barat akan memasuki 31 tahun pada bulan Oktober. Berdasarkan laporan yang dipaparkan oleh Komisaris Federal untuk Negara Bagian Timur Jerman, Marco Wanderwitz, pada hari Rabu (7/7/2021) bahwa ekonomi di negara bagian timur masih tertinggal dari negara bagian barat. Namun, dia menyampaikan bahwa kesenjangan ekonomi wilayah barat dan timur semakin mengecil.

1. Pertumbuhan ekonomi bagian timur Jerman 

Jerman: Kesenjangan antara Timur dan Barat Semakin KecilIlustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Dilansir DW, laporan yang dirilis hari Rabu itu merupakan studi tahunan dari pemerintah Jerman, mengacu pada data tahun 2020. Laporan itu menunjukkan bahwa dari segi ekonomi lima negara bagian timur masih tertinggal 18 persen dari 11 negara bagian barat. Dalam laporan itu Produk Domestik Bruto (PDB) di bagian timur, termasuk Berlin sebesar 82,8 persen, dibandingkan dengan bagian barat. Jika tidak termasuk Berlin, PDB dari empat negara bagian timur adalah 77,9 persen, menandakan perbedaan di antara negara bagian timur itu sendiri.

Mengutip Daily Sabah, selama pandemik terjadi penurunan PDB 3,8 persen bagian timur dan penurunan 5,1 persen di bagian barat, sementara pengangguran rata-rata 7,6 persen di timur dan 5,6 persen di barat.

Untuk pendapatan sekali pakai individu di wilayah timur adalah sekitar 86 persen dari yang di barat. Untuk kesenjangan gender yang merugikan perempuan mencapai 23 persen di negara bagian barat tahun lalu, di negara bagian timur perbedaannya hanya 6 persen.

Aset swasta wilayah timur dan barat menunjukkan kesenjangan yang jauh, dengan rumah tangga barat memiliki 182 ribu euro (Rp3,1 miliar), sedang rumah tangga timur hanya 88 ribu euro (Rp1,5 miliar), atau 48 persen sebagai perbandingan. Angka telah jauh mengencil sejak 1993, ketika aset timur hanya 29 persen.

Untuk emisi karbon dioksida yang berdampak pada iklim wilayah timur, termasuk Berlin telah mencapai 60 persen sementara wilayah barat hanya 21 persen.

2. Kesenjangan semakin mengecil

Jerman: Kesenjangan antara Timur dan Barat Semakin KecilSisa-sisa dari Tembok Berlin, yang dulu memisahkan wilayah barat dan timur Jerman. (Unsplash.com/Luis Diego Hernandez)

Dilansir DW, kesenjagan bagian timur dan barat disampaikan Kanselir Jerman, Angela Merkel, semakin menyempit, dengan kesenjangan yang mengecil pemerintah bisa fokus pada wilayah yang secara struktural lemah di barat.

Namun, dia menyampaikan pemerintah federal katanya akan tetap mempertahankan kebijakan kemajuan regional timurnya, yang dimulai pada 1990-an di bawah pendahulunya mendiang Helmut Kohl, yang pernah menjanjikan "pemandangan yang berkembang" di timur.

"Kita bisa melihat kemajuan besar dalam menyamakan kondisi kehidupan di timur dan barat. Mari kita pikirkan, misalnya, pensiun dasar, yang sangat penting bagi orang-orang di negara bagian baru Jerman itu penting," kata Merkel.

Wanderwitz menyampaikan pemulihan ekonomi bagian timur  sejak penyatuan kembali Jerman yang terjadi pada 1990 telah berhasil. Wanderwitz mengatakan bahwa sejak tahun 1990 penempatan lembaga pemerintah dan penelitian serta proyek infrastruktur di timur telah menghasilkan teknologi baru, termasuk ekstraksi batu bara. Kemudian sejak tahun 2020, pemerintah sudah tidak lagi menyediakan dana regional berdasarkan koordinat timur-barat, tapi sudah sesuai kebutuhan.

Meski kesenjangan semakin mengecil, tapi Carsten Schneider, manajer parlemen dari Sosial Demokrat, mengatakan bahwa bagian timur masih akan kesulitan menyamai bagian barat, dia memperkirakan bahwa butuh 20 hingga 30 tahun untuk mencapai tingkat barat. Dia menyarankan untuk fokus pada teknologi baru, seperti hidrogen untuk bahan bakar, yang terdapat di negara bagian timur.

Baca Juga: Diduga Mata-mata China, Jerman Tangkap Ilmuwan Politik

3. Sikap politik orang-orang di wilayah timur

Jerman: Kesenjangan antara Timur dan Barat Semakin KecilSisa-sisa Tembok Berlin di jalan Niederkirchnerstraße. (Unsplash.com/Doğukan ahin)

Dilansir The Local Germany, wilayah timur yang dulu didukung Soviet dan barat yang didukung Amerika Serikat masih menyisapkan sikap politik yang tampak sangat berbeda. Wanderwitz menyampaikan bahwa dia telah melihat sikap "skeptisisme yang mendalam dan mendasar" terhadap politik dan demokrasi di bagian timur, dai mengatakan perlu cara untuk menangani hal itu sebelum pemilihan umum.

Wanderwitz baru-baru ini menimbulkan kontroversi dengan pernyataannya tentang orang-orang yang dibesarkan di Jerman Timur.

“Kami berurusan dengan orang-orang yang, dengan cara tertentu, telah disosialisasikan oleh bentuk kediktatoran, sehingga bahkan setelah 30 tahun mereka masih tidak betah dalam demokrasi."

Pernyataan itu menghadapi kritikan yang keras, tapi Wanderwitz tetap memegang pernyataannya, dia mengulangi bahwa “kita memiliki situasi di tangan kita di mana banyak orang di timur memiliki skeptisisme yang mendalam dan mendasar terhadap politik dan demokrasi”.

Dilansir Daily Sabah, dengan sikap politik yang sangat berbeda antara bagian timur dan barat. Wilayah timur dapat digunakan oleh Partai Alternatif untuk Jerman (AFD), yang merupakan partai sayap kanan untuk memperoleh dukungan dengan memanfaatkan warga yang kecewa karena ekonomi yang lebih lemah dan kekecewaan terhadap partai-partai politik. Hal itu membuat bagian timur menjadi area yang menarik menjelang pemilihan nasional Jerman pada bulan September, meskipun CDU Merkel mengalahkan AFD bulan lalu di negara bagian timur Saxony-Anhalt.

Baca Juga: Vaksin Jerman, CureVac Punya Hasil Efikasi 48 Persen

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya