Jubir Partai Sebut Aung San Suu Kyi Telah 'Ditahan Militer'

Militer tuduh partai Suu Kyi curang dalam pemilu

Naypyidaw, IDN Times - Pada Senin, 1 Februari Aung San Suu Kyi pemimpin partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) disampaikan juru bicara partai bahwa telah ditahan. Pada hari Senin ini telah dijadwalkan bahwa parlemen Myanmar yang terpilih pada pemilu November lalu akan memulai pertemuan parlemen.

Kekhawatiran telah muncul dalam beberapa hari terakhir di Myanmar karena militer dikabarkan akan melakukan kudeta, setelah menuduh partai NLD melakukan kecurangan dalam pemilu.

1. Partai Aung San Suu Kyi meraih 83 persen suara pemilu

Jubir Partai Sebut Aung San Suu Kyi Telah 'Ditahan Militer'Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Melansir dari Reuters, pemimpin Myanmar dan pimpinan partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dan pemimpin lainnya, termasuk Presiden Win Myin dikabarkan telah "diambil" pada Senin dini hari. Hal tersebut disampaikan oleh juru bicara partai, Myo Nyunt kepada Reuters melalui telepon.

"Saya ingin memberitahu orang-orang kami untuk tidak menanggapi dengan gegabah dan saya ingin mereka bertindak sesuai dengan hukum," katanya, ia juga mengatakan bahwa kemungkinan juga akan ditangkap. Ketika Reuters  menghubunginya, ia tidak merespon panggilan.

Melansir dari BBC, Saluran telepon dan internet di ibu kota dan kota besar lannya telah terputus pada hari Senin ini, sementara lembaga penyiaran negara MRTV mengatakan sedang mengalami masalah teknis dan tidak mengudara. Pasukan militer juga juga telah berada di jalanan di ibu kota dan di kota Yangon.

Aksi ini sepertinya dilakukan setelah beberapa hari ketegangan antara pemerintah sipil dan militer yang kuat telah meningkat. Militer telah menuduh adanya kecurangan dalam pemilu. Hasil pemilu Myanmar menunjukkan partai NLD telah memenangkan 83 persen dalam pemilu.

Tuduhan militer terkait adanya kecurangan pemilu telah ditolak oleh komisi pemilihan Myanmar, yang  mengatakan tidak ada kesalahan yang cukup besar untuk mempengaruhi kredibilitas pemungutan suara. Konstitusi telah mencadangkan 25 persen kursi di parlemen untuk militer dan kontrol dari tiga kementerian utama dalam pemerintahan Suu Kyi.

2. Aung San Suu Kyi dan partainya telah memimpin pemerintahan sejak 2015

Myanmar telah dipimpin oleh militer selama hampir lima dekade yang dimulai setelah kudeta tahun 1962 sampai dengan tahun 2010. Saat ini kekuasaan di Myanmar telah diatur antara pemerintahan sipil Suu Kyi dan pihak militer.

Melansir dari BBC, Suu Kyi yang merupakan putri pahlawan kemerdekaan Myanmar, Jenderal Aung San, ia merupakan pimpinan partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang meraih kemenangan telak pada pemilu November 2015, yang merupakan pemilihan umum pertama Myanmar yang berlangsung secara terbuka selama 25 tahun. Kemenangannya membuat ia dan partainya memimpin pemerintahan.

Meski tidak menjabat sebagai presiden karena monstitusi Myanmar tidak mengizinkan presiden memiliki anak yang merupakan warga negara asing, ia secara luas dipandang sebagai pemimpin de facto Myanmar dan jabatannya merupakan penasihat negara.

Suu Kyi yang meraih Nobel Perdamaian pada tahun 1991 dikenal sebagai tokoh yang berjuang untuk demokrasi dan hak asasi manusia, yang membuatnya menjadi ikon internasional, ia pernah menjadi tahanan dari  tahun 1989 sampai 2010.

Namun, kini citra Suu Kyi dalam pandangan internasional telah memudar setelah ratusan ribu  warga etnis Rohingya di Rakhine mengungsi ke negara lain akibat operasi militer pada tahun 2017, yang dinggap sebagai kejahatan kemanusiaan, ia tidak bertindak menghentikan aksi kekerasan militer terhadap Rohingya. Namun, di Myanmar, Suu Kyi masih tokoh yang populer dan tetap memiliki banyak pengaruh.

Baca Juga: Aung San Suu Kyi Ditangkap Militer Myanmar 

3. Militer membantah akan melakukan kudeta

Melansir dari DW, terkait kecurangan pemilu yang terus diklaim oleh pihak militer telah membuat adanya kabar mengenai kemimungkinan adanya kudeta oleh militer. Pada hari Rabu pekan lalu, Panglima Angkatan Darat, Jenderal Min Aung Hlaing, menyampaikan kepada personel militer pada hari Rabu bahwa mungkin "perlu" untuk mencabut konstitusi jika tidak dipatuhi, perkataannya telah menimbulkan kekhawatiran akan adanya kudeta.

Kabar mengenai adanya potensi kudeta telah membuat PBB dan beberapa kedutaan besar Barat di Myanmar pada hari Jumat, menyamipan kekhawatiran atas kemungkinan intervensi militer dan mendesak Myanmar untuk "mematuhi norma-norma demokrasi."

Namun, pada hari Sabtu militer yang dalam bahasa Burma benama "Tatmadaw" menyampaikan bahwa pernyataan panglima mereka telah disalahartikan, pernyataan tersebut disampaikan agar anggota militer paham mengenai situasi konstitusi.

"Tatmadaw melindungi konstitusi 2008 dan akan bertindak sesuai dengan hukum. Beberapa organisasi dan media mengasumsikan apa yang mereka inginkan dan menulis karena Tatmadaw akan menghapus konstitusi."

Richard Horsey, seorang analis di Myanmar, sebelum adanya penangkapan menyampaikan di Twitter bahwa saat ini kudeta sepertinya tidak mungkin terjadi. "Tampaknya militer Myanmar telah mundur dari ancaman kudeta. Bagaimana menafsirkannya, dan apa artinya bagi stabilitas ke depan, bergantung pada detail di balik layar yang belum jelas."

Meski menyampaikan tidak akan melakukan kudeta pasukan militer yang telah menahan Suu Kyi dan pemimpin laiinya yang bertentangan dengan yang disampaikan.

Baca Juga: Aung San Suu Kyi Ditahan, Militer Myanmar Ambil Alih Kekuasaan Setahun

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya