Jurnalis Pakistan Diserang 3 Pria di Apartemennya

Pakistan dianggap tidak aman bagi jurnalis

Islamabad, IDN Times - Asad Ali Toor, seorang jurnalis Pakistan dan Youtuber diserang oleh tiga pria tidak dikenal di apartemennya di Islamabad ibu kota dari Pakistan, yang terjadi pada Selasa (25/5/2021).

Serangan itu membuat Toor mendapatkan perawatan di rumah sakit dan dinyatakan dalam kondisi stabil. Toor dalam saluran Youtube miliknya dikenal karena mendiskusikan masalah yang tidak sering diliput oleh media arus utama di Pakistan. 

1. Penyerang menyampaikan bahwa mereka dari badan intelijen

Melansir dari Al Jazeera, dalam keterangannya ke pihak berwenang Toor mengatakan bahwa serangan terjadi pada 25 Mei sekitar pukul 11 ​​malam, ketika dia mendengar bel pintu apartemennya berbunyi, dia membuka pintu dan ditodong dengan pistol oleh orang tak dikenal dan mengancamnya. Toor kemudian dibawa ke kamar tidurnya dan diikat, disumpal dan dipukuli oleh penyerang dan dua orang lainnya yang datang bersamanya.

"Mereka melemparkan saya ke lantai dengan keras dan mengatakan kepada saya untuk tidak bersuara atau mereka akan menembak saya. (Salah satu penyerang) mulai memukul siku saya berulang kali dengan gagang pistolnya. Saya mencoba berteriak tetapi tidak ada suara yang keluar."

Dari keterangan Toor para penyerang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari badan Inter-Services Intelligence (ISI), sebuah dinas intelijen militer Pakistan, yang telah dituduh oleh kelompok hak asasi manusia terlibat dalam penghilangan paksa dan pembunuhan di luar hukum.

Dalam insiden penyerangan tersebut, dia menyampaikan bahwa pelaku menanyai tentang sumber pendapatan dan "pendanaan", dan membuatnya terpaksa meneriakkan slogan-slogan yang memuji Pakistan, militernya, dan ISI, serta mengecam tetangga timur Pakistan, India, dan tetangga di barat laut Afghanistan dan Israel.

Terkait insiden yang menimpa Toor polisi menyampaikan penyelidikan sedang berlangsung. Berdasakan rekaman CCTV menunjukkan tiga pria meninggalkan apartemen Toor,  yang penampilannya sesuai dengan keterangan Toor. Dalam rekaman video Toor yang diambil oleh wartawan di rumah sakit pemerintah tempat dia dirawat, menunjukkan dia pincang dan dengan darah terlihat di lengan bajunya. Video tersebut telah beredar di media sosial.

2. Kritikan Toor terhadap militer membuatnya mendapat dakwaan

Jurnalis Pakistan Diserang 3 Pria di ApartemennyaJurnalis Pakistan Asad Ali Toor yang berada di rumah sakit setelah diserang pada 25 Mei 2021. (Twitter.com/Noreen Haider)

Melansir dari DW, selain bekerja menjadi wartawan untuk Aaj Television, Toor juga memiliki saluran YouTube yang bernama "Asad Toor Uncensored", yang telah memiliki pengikut 24 ribu lebih. Di Youtube, Toor membahas masalah yang biasanya dihindari oleh media Pakistan.

Pada tahun lalu, Tor dan Jurnalis lainnya didaftarkan dalam sebuah kasus karena  menyebarkan "propaganda negatif" terhadap institusi negara dan militer. Namun, kasus itu tidak berlanjut karena pengadilan di Islamabad telah memerintahkan pihak berwenang untuk membatalkan dakwaan. 

Menurut keterangan Toor mengenai pelaku penyerangannya yang memberitahu bahwa mereka bagian dari ISI, belum ada komentar dari pihak militer.

Baca Juga: Pemimpin Oposisi Pakistan Dilarang Berobat ke Luar Negeri

3. Kebebasan pers di Pakistan

Jurnalis Pakistan Diserang 3 Pria di ApartemennyaIlustrasi Kebebasan Bersuara (IDN Times/Arief Rahmat)

Melansir dari DW, serangan yang menimpa Toor pada 25 Mei 2021 membuat sesama wartawan mengutuk keras dan mengkritik serangan itu sebagai serangan terhadap kebebasan pers. "Biarlah ini menjadi pengingat: Anda tidak aman jika berani menantang yang berkuasa," kata jurnalis Amber Rahim Shamsi dalam sebuah tweet.

Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan, (HRCP) juga mengkritik serangan itu, yang disampaikan melalui Twitter. "Kami melihatnya sebagai serangan lain terhadap kebebasan berekspresi dan kebebasan pers. HRCP menuntut pihak berwenang untuk segera menangkap dan menuntut para penyerang."

Serangan terhadap Toor adalah serangan terbaru yang menargetkan jurnalis, yang menyuarakan kritik terhadap militer dan pemerintahan Perdana Menteri Imran Khan. Kekerasan terhadap jurnalis membuat kebebasan pers di Pakistan tidak berjalan dengan baik. Pada Desember 2020, International Federation for Journalists (IFJ) menyampaikan bahwa Pakistan merupakan salah satu "negara paling berbahaya" di dunia untuk mempraktikkan jurnalisme. Pakistan saat ini berada di peringkat 145 dari 180 negara dalam peringkat kebebasan pers di dunia.

Mengutip dari The New Indian Express, serangan terhadap jurnalis di Pakistan juga terjadi pada bulan April 2021, yang menargetkan jurnalis Absar Alam dengan ditembak saat dia berjalan di taman dekat rumahnya di Islamabad. Belum ada pihak yang ditangkap atas insiden tersebut. Pada Juli tahun 2020, jurnalis Matiullah Jan diculik dari Islamabad dan disiksa selama berjam-jam di beberapa lokasi yang tidak diketahui sebelum ditinggalkan di jalan sepi dalam kondisi terluka.

Sejak 1992 di Pakistan, setidaknya 61 jurnalis telah tewas dalam serangan, menurut Komite Perlindungan Jurnalis, CPJ. Untuk mengatasi serangan terhadap jurnalis kabinet Pakistan pada awal bulan Mei 2021 mengesahkan RUU Perlindungan Jurnalis. Namun, Toor mengatakan kepada Al Jazeera di rumahnya, saat polisi sedang mengumpulkan bukti di kamar sebelah bahwa RUU tersebut tidak lain hanya selembar kertas.

Baca Juga: PM Pakistan Memulai Lagi Kunjungan ke Arab Saudi

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya