Kekeringan, Lebih dari 100 Kota di Prancis Kekurangan Air

93 departemen berada dalam peringatan kekeringan

Jakarta, IDN Times - Prancis telah mengalami kekeringan yang membuat lebih dari 100 kota di negara itu mengalami kekurangan air minum. Pada bulan lalu Prancis mengalami bulan terkering sejak Maret 1961, curah hujan yang turun hanya mencapai 9,7 milimeter.

Untuk mengatasi masalah tersebut Perdana Menteri Elisabeth Borne pada Jumat (5/8/2022) telah membentuk tim krisis yang akan menangani kekeringan.

Baca Juga: Inggris Alami Kekeringan Terparah Sejak 1976, Warga Diimbau Hemat Air

1. 66 wilayah di Prancis berada dalam peringatan kekeringan tertinggi

Kekeringan, Lebih dari 100 Kota di Prancis Kekurangan AirIlustrasi kekeringan. (Unsplash.com/Dan Gold)

Melansir Euro News, kabar mengenai lebih dari 100 kota mengalami kesulitan air disampaikan oleh Menteri Transisi Ekologi, Christophe Bechu, saat berkunjung ke kota Roumoule.

"Sudah ada lebih dari seratus kota madya di Prancis yang saat ini tidak memiliki air minum lagi, dan persediaannya diangkut dengan truk ke kota-kota ini karena tidak ada yang tersisa di pipa," kata Bechu.

Kantor perdana menteri dalam pernyataanya menyampaikan bahwa kondisi kekeringan saat ini merupakan kondisi terburuk yang pernah tercatat di Prancis.

"Kekeringan luar biasa yang kami alami saat ini membuat banyak kota kehilangan air dan merupakan tragedi bagi petani kami, ekosistem kami, dan keanekaragaman hayati," kata pernyataan itu.

Kekeringan yang saat ini terjadi membuat setidaknya 93 departemen berada pada salah satu dari tingkat peringatan kekeringan, dengan  66 departemen berada dalam kondisi tingkat peringatan kekeringan tertinggi.

Baca Juga: Sungai Terpanjang Italia Alami Kekeringan Terburuk dalam 70 Tahun

2. Pembatasan penggunaan air 

Kekeringan, Lebih dari 100 Kota di Prancis Kekurangan AirIlustrasi orang yang sedang menggunakan air keran. (Unsplash.com/Gallery DS)

Borne melalui pernyataan kantornya juga meminta masyarakat Prancis membatasi penggunaan air. Bechu menyampaikan tantangan kondisi kekeringan saat ini adalah membatasi penggunaan air untuk menghindari kondisi tidak ada lagi air.

Wilayah Prancis yang ditetapkan dalam kondisi tingkat peringatan kekeringan, telah menerapkan pembatasan penggunaan air seperti pada penyiraman lapangan golf, pengisian kolam, menyiram taman, dan mencuci mobil. Beberapa daerah tidak lagi diperbolehkan memiliki air mancur.

Paris juga ditempatkan pada tingkat pertama dari tingkat peringatan kekeringan. Pembatasan air di ibu kota, termasuk air di taman hanya pada malam hari.

Kondisi kekeringan tidak hanya dialami Prancis, tapi juga dialami negara-negara Eropa lainnya. Laporan dari Komisi Eropa pada bulan lalu menunjukkan bahwa hampir setengah dari Uni Eropa terkena tingkat peringatan kekeringan. Negara di Eropa juga banyak yang dilanda gelombang panas, termasuk Prancis.

Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim baru-baru ini, memperingatkan bahwa perubahan iklim yang disebabkan manusia akan berkontribusi pada tingkat keparahan kekeringan di beberapa wilayah.

Baca Juga: Mayat Zaman 1980-an Muncul di Danau Mead yang Dilanda Kekeringan

3. Panen jagung Prancis terdampak

Kekeringan, Lebih dari 100 Kota di Prancis Kekurangan AirIlustrasi jagung. (Pexels.com/Daniel Dan)

Melansir BBC, negara-negara Eropa telah mengalami kenaikan harga pangan akibat dampak dari perang Ukraina dan Rusia, kedua negara itu merupakan produsen utama ekspor biji-bijian. Kekeringan yang terjadi di Prancis dikhawatirkan akan mengurangi hasil panen dan memperburuk krisis pangan yang disebabkan oleh perang di Ukraina.

Dampak kekeringan di Prancis saat ini telah melarang irigasi air di sebagian besar barat laut dan tenggara. Panen jagung akan terdampak akibat larangan. Kementerian Pertanian memperkirakan panen jagung tahun ini 18,5 persen lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

Tidak hanya Prancis, ekspor jagung dari Hungaria, Rumania, dan Bulgaria semuanya diperkirakan akan lebih rendah tahun ini karena gelombang panas yang melanda Eropa. Panen yang lebih rendah ini akan mendorong kenaikanan harga.

Dampak kekeringan juga dirasakan peternak Prancis di Pegunungan Alpen, yang harus turun ke lembah dengan truk setiap hari untuk mengambil air bagi ternak mereka. Kondisi itu menyebabkan peternak harus mengeluarkan lebih banyak dana untuk biaya bahan bakar.

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya